RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Minggu, 14 September 2025


 BERBAHAGIALAH ORANG YANG KAU DIDIK

(Maupa’ tu to Miada’)

 ------- Mazmur 94:12-23 -------

 

Kelihatannya dunia makin diisi oleh berbagai ketidak adilan, pergumulan mental, sistem yang sewenang-wenang, kebiasaan buruk makin merajalela, semakin banyak orang yang tidak mengindahkan ibadah, perlawanan atas nama budaya demi pemuasan nafsu, dan berbagai kenyataan perilaku tidak benar lainnya. Pertanyaan yang sering mengganggu adalah: apakah Tuhan sedang membiarkan semuanya ini terjadi? Atau: mengapa yang jahat sepertinya semakin kuat? 

Mazmur 94:12-23 memberi didikan yang tegas untuk situasi yang memunculkan berbagai pertanyaan. Tentunya didikan ini ditujukan kepada umat Allah yang terus berjuang di tengah gempuran dosa dan kejahatan. Ay. 12-13 menegaskan bahwa Allah tidak diam, tetapi Dia sedang menempa umat-Nya yang sedang menanggung penderitaan karena iman, dan justru Kualitas umat Allah justru ditemukan dalam menanggung penderitaan. Roma 5:3,4 menegaskan bahwa orang beriman malah bermegah dalam kesengsaraan yang menghasilkan ketabahan, tahan uji dan pengharapan. Selanjutnya, Maz. 94:14-19 menegaskan kehadiran Allah yang menghibur umat-Nya di tengah kekacauan hidup akibat kejahatan orang fasik, serta menghukum kefasikan. Pemazmur yakin bahwa Allah adalah pembela umat-Nya (ay.20-23)

Yakinlah didikan Tuhan di tengah penderitaan dan perjuangan iman membentuk keteguhan, menghasilkan penghiburan dan Dia tampil membela umat-Nya dan menghukum kejahatan. Allah tetap memegang kendali, Allah hadir bertindak dan menguatkan, Dia setia pada kasih perjanjian-Nya. Kita tidak perlu meminta penjelasan mengenai alasan mengapa kejahatan meraja lela. Yang harus kita minta kepadaTuhan adalah kekuatan dan pertolongan-Nya yang akan meneguhkan kita beriman di tengah zaman yang penuh kefasikan. Amin. 

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Sabtu, 13 September 2025


 BERTOBATLAH

(Mengkatoba’ komi)

 ------- Yeremia 4 : 5-10 -------

 

Sangkakala adalah alat music tiup yang biasanya terbuat dari tanduk domba Jantan atau logam. Alat music ini memiliki makna simbolis dan rohani yang kuat dalam Alkitab. Fungsinya lebih dari sekedar alat musik, sangkakala digunakan sebagai alat komunikasi Ilahi melalui peringatan dan symbol penghakiman atau pembebasan. Tiupan sangkakala menjadi peringatan bagi bangsa Yehuda bahwa mereka telah melakukan dosa yang tidak berkenan bagi Tuhan. Bangsa Yehuda hidup dalam penyembahan berhala tetapi mereka merasa aman karena adanya para pemimpin agama yang mengatakan“damai akan ada padamu”.

Melalui Nabi Yeremia, Tuhan memperingatkan bangsa Yehuda agar hati-hati dan waspada akan hukuman Tuhan yang akan dinyatakan bagi mereka. Oleh karena itu seruan pertobatan dinyatakan dalam ayat 8 “kenakanlahkainkabung, menangis dan merataplah”. Seruan Allah adalah bentuk kasih-Nya kepada umatnNya agar mereka segera berbenah diri atas dosa yang mereka perbuat. Peringatan tersebut sebagai wujud kasih Allah yan mau membuka pintu pengampunan bagi umatNya yang telah melakukan dosa dengan mendukakan hati Allah. 

Hari ini, Tuhan bisa meniup “sangkakala” sebagai peringatan bagikita. Peringatan tersebut bisa melalui Firmannya, melalui teguran, bahkan musibah yang  kita alami. Tuhan tidak pernah menghukum umatnya tanpa peringatan terlebih dahulu. Peringatan tersebut merupakan cinta kasih Allah yang mau melihat kita berbenahd iri dan menyatakan pertobatan agar kita kembalil ayakmenjadianakNya.

Jika hari ini kita mendapatkan diri kita masih hidup dalam dosa, maka segeralah nyatakan pertobatan, karena kesempatan bertobat itu adalah tanda bahwa Tuhan masi hmengasihi kita. Amin. 

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Jumat, 12 September 2025


 JEBAKAN PENGAJARAN PALSU

(Pea’panna pangadaran mepapusa)

 ------- 2 Petrus 2 : 1-10 -------

 

Dewasa ini kita banyak menyaksikan bagaimana orang-orang lebih tertarik kepada budaya popularitas. Di media sosial misalnya, orang akan senang Ketika memiliki follower dan jumlah like dalam setiap konten yang dibagikan. Hal ini tanpa disadari membuat orang membagikan apapun melalui media sosial, bahkan konten-konten yang tidak mendidik sepertifoto/video porno dan berita hoaks tanpa menyaring apakah konten tersebut bisa memberikan edukasi kepada masyarakat.


Dalam Alkitab, diceriterakan bahwa nabi-nabi palsu lebih tertarik kepada popularitas dari pada menyampai kan kebenaran. Salah satu ciri utama nabi palsu adalah apa yang mereka katakana enak di telinga meskipun bukan sebuah kebenaran. Petrus memperingatkan agar umat waspada terhadap pengajaran nabi-nabi palsu. Pada masa bangsa Israel ada nabi-nabi palsu di tengah umat. Orang Kristen pun akan menghadapi hal yang sama. Nabi-nabi palsu akan tetap eksis dan memberikan pengaruh negatif bagi kekristenan. Mereka membawa ajaran sesat yang bisa membinasakan, bahkan menyangkal Kristus yang telah menebus mereka. Ajaran dari nabi-nabi palsu sangat populer karena memberikan kenyamanan di tengah umat.  Kepalsuan mudah ditolak Ketika tampil sebagai kepalsuan, tetapi ketika disamarkan sebagai kebenaran, maka hal itu menjadi ancaman. Dibalik ajaran palsu ialah memutar balikkan kasih karunia Allah sehingga menjadi pembenaran untuk melakukan dosa.


Apa yang harus dilakukan oleh umat untuk menghadapi nabi-nabi palsu tersebut? Petrus memberikan nasehat dengan melihat apa yang terjadi bagi Nuh dan juga Lot. Meskipun mereka hidup di tengah ancaman nabi-nabi palsu,tetapi mereka tetap memperlihatkan hidup kudus dan setia sehingga mereka luput dari murka Allah. Amin.
 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Kamis, 11 September 2025


 PERTOLONGAN TUHAN

(Pa’tunduanNa Puang)

 ------- Mazmur 14 : 1-7 -------

 

Orang bebal digambarkan bukan hanya sebagai orang yang tidak mengenal Allah, tetapi mereka selalu menolak tentang kebenaran dan melakukan pemberontakan. Ciri-ciri orang bebal menurut Mazmur 14 ialah “orang bebal berkata dalam hatinya, “Tidak ada Allah”. Orang bebal adalah sebutan lain dari orang fasik. Dalam Mazmur, orang bebal bukan berarti bodoh secara intelektual, tetapi keras hati secara rohani, tau kebenaran tetapi menolak kebenaran tersebut. Ketiadaan Allah dalam diri orang bebal ber dampak pada perbuatan mereka yang jahat dan tidak menghargai sesamanya manusia. Mazmur 14 mencatat bahwa perbuatan orang bebal selalu menindas sesamanya yang tidak berdaya. 

Demikianlah yang disaksikan oleh pemazmur (Daud) dalam melihat keberadaan umat Tuhan dimana mereka ditindas oleh orang yang tidak mengenal Allah. Penderitaan yang dialami membuatTuhan memperhatikan keberadaan mereka sehingga Allah maubertindak untuk menyelamatkan umatnya daripe nindasan tersebut. Allah tidak tinggal diam terhadap kejahatan,.Sekalipun dunia menindas orang benar, tetapi Allah menjadi tempat perlindungan mereka. Pertolongan Tuhan Nampak dalam sebuah seruan“Ya datanglah kiranya dari Sion keselamatan bagi Israel”. Seruan ini mau menunjukkan bagi kita bahwa Allah selalu ada serta bertindak bagi setiap umatNya yang tetap setia dan mengalami penderitaan yang pada akhirnya mendatang kanpertolongan. 

Oleh karena itu, dalam setiap penderitaan yang dialami, serukanlah nama Tuhan sehingga pertolonganNya datang menghampiri kita. Dialah Tuhan yang akan menolong Ketika kita mengalami penderitaan di dunia ini. Sementara orang bebal, mereka pada akhirnya mendapatkan penghukuman dari Tuhan akibat perbuatan mereka. Amin

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Rabu, 10  September 2025


 KEHIDUPAN KEKAL

(Katuoan Matontongan)

 ------- Lukas 18 : 18 -27 -------

 

Apa yang menjadi prioritas utama manusia dewasa ini? Tak dapat dipungkiri bahwa harta dan kekayaan seringkali dijadikan sebagai yang utama untuk menjalani hidup di dunia ini. Oleh karena itu, seluruh kekuatan dipakai untuk mendapatkan uang, bekerja keras  siang dan malam untuk mengumpulkan harta tanpa mengenal lelah bahkan segala cara dilakukan untuk mendapatkan harta.

Dalam pembacaan kita dikatakan seorang pemimpin bertanya kepada Yesus “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Pemimpin tersebut bukanlah orang sembarangan. Dia memiliki posisi yang tinggi dan memiliki harta yang banyak, dia pun banyak melakukan hal yang baik sesuai dengan perintah dan ketetapan hukum Taurat. Tetapi ada satu hal yang menurut Yesus yang menjadi penghalang baginya untuk mendapatkan kehidupan yang kekal, yaitu kekayaannya. Kekayaan dari pemimpin tersebut telah menggantikan posisi Allah sebagai yang utama dalamh idupnya. 

Yesus mau menyatakan bahwa meskipun seluruh ketetapan hukumTaurat telah dilaksanakan, semuanya itu belum cukup untuk mendapatkan kehidupan yang kekal. Keselamatan bukanlah hasil usaha manusia, tetapi hasil Iman yang menyerahkan segalanya kepada Allah, dimana Allah yang harus menjadi pemimpin untuk pribadi kita. Kegagalan dari sang pemimpin itu bukanlah terletak pada kekayaanya. Yesus tidak membenci kekayaan, yang iabenci adalah ketika orang tersebut lebih mengasihi harta dan kekayaannya dari padaTuhan.

Keselamatan bukan soal berapa banyak yang telah kita lakukan, tetapi apakah kita rela mempersembahkan segalanya demi Yesus. Hidup kita tidak terletak pada apa yang kitamiliki tetapi kepada kasih karunia Tuhan di dalam Yesus Kristus. Amin

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

Image

Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Klasis Kalimantan Timur & Tengah
Wilayah V Kalimantan.

Badan Hukum: Keputusan Menteri Agama R.I. No.26 Tahun 1971, dan Keputusan Menteri Dalam Negeri R.I. No.: 61/DJA/1973

Alamat :

Jl. DI Panjaitan No.27 Samarinda
Kalimantan Timur, Indonesia0

Kontak Pelayanan :

(+62) 541 734508

Email :

tatausaha@gtjemaatsamarinda.org

Website :

https://gtjemaatsamarinda.org

Pendeta Jemaat :

Pdt.Joice Limbong (082158239828)
Pdt.Alexzander Bilang (081342517205)

Komisi Pelayanan, Liturgi & Multimedia (PLM) :

Pnt. Hermin Mongan (081347732609)

Staf Administrasi :

Dkn. Zet Borong (081346315152)

Staf Keuangan :

Sdr. Obednego (085250906856)

©Tim Pengelola Website Jemaat Samarinda