BERPUASA DEMI MENDAPATKAN HIDUP

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Minggu, 4 Agustus 2024

BERPUASA DEMI MENDAPATKAN HIDUP

( Ma'puasa Belanna Ungkabarri Katuoan )

 

2 Samuel 12:15-26

Allah menegur Daud melalui Natan karena dosanya merampas Batsyeba. Ayat 15-16 menceritakan bahwa anak yang dilahirkan bekas istri Uria bagi Daud mengalami sakit keras. Akibatnya, Daud sangat bersedih, berbaring di tanah, dan tidak mau makan. la berpuasa selama anak itu sakit dengan harapan semoga Allah mengasihani anak itu agar tetap hidup. Namun, pada akhirnya anak itu mati juga. Daud begitu bergumul, merendahkan dirinya, berkabung, bertobat, menangis, berdoa, dan memohon dengan sangat karena penyakit anaknya begitu mendukakan dia. Mazmur 51 merupakan bukti pertobatan Daud atas pengalaman pahit keberdosaannya.

Daud memerlihatkan sesuatu yang tidak seperti biasanya terjadi, baik di masa itu maupun di masa sekarang ini. Perbuatannya yang berhenti berpuasa, berkabung, menangis, dan bergumul ketika anak itu sudah mati mengherankan bagi para pegawai istana. la tidak meratapi kematian anak itu, melainkan ia mandi, berurap, bertukar pakaian, dan makan. Sikap yang sangat tegas. Makna berpuasa yang disematkan Daud begitu dalam, yakni bahwa berpuasa tidak diarahkannya pada soal perkabungan akan kematian, tetapi Daud berpuasa untuk memohon kehidupan bagi anaknya.

Kita menjalani kehidupan dengan berbagai gumul dan juang. Menghadapi kenyatan kehidupan yang demikian, kita patut
menyampaikan doa dan harapan kita kepada Tuhan. Bagaimana sikap dan penghayatan saat yang kita doakan justru tidak sesuai dengan permohonan kita? Banyak yang kecewa dan berduka begitu dalam untuk kenyataan yang demikian. Namun, selaku Orang percaya kita belajar memiliki sikap dan penghayatan seperti Daud. Dengan penuh harap kita menyampaikan Permohonan kita kepada Tuhan, sembari dengan penuh sabar tunduk pada kehendak, kuasa, dan kasih-Nya. Amin.

JANGAN TUNGGU MALAPETAKA

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Sabtu, 3 Agustus 2024

JANGAN TUNGGU MALAPETAKA
(Da’mu kampai dolo Kasanggangan)

Hakim-hakim 6:1-10

Sejarah bangsa Indonesia sampai saat ini tidak terlepas dari berbagai situasi perjuangan yang sangat melelahkan bahkan membuat banyak peristiwa penting menuju kemerdekaan. Sejarah mencatat kurang kebih 350 tahun, Belanda menjajah Indonesia dengan merampas semua kekayaan bumi dengna kerja paksa.
Situasi seperti itu pun pernah dialami oleh Israel. Akan tetapi, dalam sejarah perjalanan hidup Israel, akibat ketidaktaan dan ketidaksetiaan mengakibatkan Allah murka dan menyerahkan mereka pada tangan orang Midian (ay. 1). Selama 7 tahun, Israel hidup di bawah kuasa orang Midian yang merampas semua yang dimiliki Israel. Kendati mereka mencari tempat-tempat perlindungan di pegunungan, orang Midian menemukan dan merampas semua kepunyaan Israel.

Saat itu pun Israel berseru pada Allah memohon pertolongan Allah dari orang Midian dan Allah pun menjawab seruan mereka dengan menghadirkan seorang nabi. Nabi mengingatkan mereka bahwa hanya Allah yang menuntun mereka keluar dari tanah perbudakan, melepaskan mereka dari tanga orang Mesir, bahakn dari tanagn orang yang menindas mereka dan memembrikan tanah untuk mereka tempati, dan Allah pun mengatakan jangan menyembah Allah lain. Tetapi Israel tidak mendengar firman Allah karena kekerasan hati mereka.

Kondisi ini pun membuat Israel tunduk dalam pengahayatan bahwa sesungguhnya mereka tidak mamapu tanpa Allah. Allah yang setia bahkan dalam ketidaksetiaan Israel. Kita pun sering memberontak dan membawa malapetaka. Dia yang selalu mendengar permohonan kita akan selalu menolong kita. Maka dari itu, membiarkan kesempatan buruk terjadi karena kekeliruan kita dalam bersikap membawa kita terjebak dalam jerat diri sendiri. Tetaplah berpengharapan kepada-Nya. Amin.

MENDEKATKAN DIRI PADA PERJAMUAN KUDUS 

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Jumat, 2 Agustus 2024

MENDEKATKAN DIRI PADA PERJAMUAN KUDUS 
(Umpentirekei‘Katumimburan Sallo’)

1 Korintus 11:27-34

Perjumpaan dengan Kristus memang menjadi kerinduan setiap orang percaya. Kendati demikian, sebenarnya kita selalu bertemu dengan Kristus setiap hari. Namun, lebih dari itu kita mesti mengalami tubuh dan darah Kristus yang adalah tanda dan materai akan kesetiaan kepada umat-Nya. Banyak juga yang mangkir dari meja perjamuan karena berbagai macam alasan.

Perjamuan Kudus adalah peristiwa yang ditetapkan Yesus dan diberi perhatian khusus oleh Paulus. Ia menyadari adanya kekeliruan yang dilakukan jemaat ketika memasuki meja Perjamuan. Paulus menegur jemaat dengan maksud memerlihatkan ajaran yang lebih teratur agar jemaat hidup dalam kebenaran di hadapan Tuhan.

Ada beberapa sikap jemaat yang dicela oleh Paulus, yaitu kecenderungan menjadikan Perjamuan sebagai tempat untuk minum anggur secara berlebihan hingga mabuk, dan tempat untuk makan dengan rakus. Di sisi lain, jemaat pun ada yang menjadikan ajang pamer kekayaan sehingga Perjamuan disalah pahami sebagai tempat mendapatkan makanan yang banyak. Hal tersebut menghilangkan makna kasih Allah dalam Perjamuan, sebab ia menyimbolkan pengorbanan Kristus yang memberikan tubuh dan darah-Nya untuk menggantikan manusia menanggung kesalahan karena dosa.

Pengahayatan Perjamuan telah lenyap karena kepentingan tertentu hingga jemaat tidak lagi menghargainya dengan tidak menyiapan diri bahkan menyadari keberdosaannya. Roh Kuduslah yang akan meneguhkan kita memaknai Perjamuan. Bahkan sekarang dalam meja perjamuan, kita bersama dengan anak-anak merasakan kehadiran Kristus. Mari kita membimbing anak-anak kita untuk turut merasakan anugerah Allah melalui Perjamuan sekaligus mengajak kita untuk tidak menjauhkan diri dari Perjamuan. Amin.

WASPADALAH TERHADAP PUJIAN

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Kamis, 1 Agustus 2024 

WASPADALAH TERHADAP PUJIAN!
(Matangkin Lako kapudian!)

1 Korintus 11:17-22

Mungkin sangat sedikit orang yang tidak menyukai pujian, apalagi jika itu keberhasilan dari jerih payahnya. Tak jarang juga orang ingin dipuji dan selalu turut dalam hal yang sebenarnya tidak sejalan dengan apa yang direncanakan. Tidak hanya pujian secara verbal, banyak orang yang rela melakukan hal-hal yang tidak sejalan dengan kehendak dan kebenaran Tuhan hanya untuk mencari like melalui konten.
Dalam surat yang di berikan kepada jemaat di Korintus, Paulus dengan tegas menegur orang-orang yang melakukan perjamuan makan hanya untuk kesenangan pribadi (ay. 21). Ada juga yang melakukannya untuk mempermalukan orang yang tidak punya apa-apa (ay. 22). Paulus begitu keras menegur mereka dengan mengatakan bahwa dia tidak memuji apa yang mereka lakukan meskipun itu kelihatannya baik (ay. 22). Ia tidak tegas menyatakan kekeliruan karena dia tidak ingin jemaat Tuhan hanya melakukan tindakan yang dianggap sudah benar, dan telah menghinakan jemaat Tuhan.

Konteks teguran Paulus dalam surat ini adalah praktik dalam perjamuan makan. Hal itu sudah jarang terjadi lagi dalam kehidupan umat percaya masa kini, namun banyak praktik lain yang dekat dengannya. Pujian kadang tidak selalu kita dapatkan untuk memerlihatkan kekeliruan kita. Kadang juga pujian membuat kita terlena dengan keadaan yang malah membuat spiritualitas kita tidak bertumbuh yang dalam ungkapan orang Toraja mengatakan parallu ditundan-tundan.

Menjadi perenungan juga bagi yang selalu membutuhkan pujian melalui media sosial. Bukan untuk membatasi kreativitas dalam setiap konten, akan tetapi perlu mengingat apakah setiap yang kita berikan itu hanya untuk kesenangan kita atau untuk kemuliaan Tuhan? Selamat menjalani kehidupan dalam terang kebenaran Tuhan. Amin.

BERISTIRAHAT DAN MELANJUTKAN KARYA TUHAN

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Rabu, 31 Juli 2024

MENIKMATI PERJUMPAAN DALAM KRISTUS
(Melayo sia Umpatarru’ Pengkarangan-Na Puan )

Markus 6:35-44

Siapa yang tidak butuh istirahat? Secara medis waktu istirahat malam maksimal adalah 8 jam, karena tubuh membutuhkan waktu cukup untuk beristirahat dan menenangkan semua organ agar dapat berfungsi baik, termasuk kesehatan mental. Namun, tidak jarang orang yang waktu istirahatnya kurang akan mengalami kelelahan yang membawa pada melemahnya fisik.

Masa pelayanan Yesus dipenuhi berbagai pelayanan, menyembuhkan orang sakit, mengajar, mengunjungi berbagai tempat bahkan banyak hal lainnya. Namun, di tengah-tengah kesibukan, Ia tidak pernah melupakan satu hal yaitu menarik diri ke tempat sunyi dan beristirahat. Secara keseluruhan, perikop ini memerlihatkan bahwa selama beberapa waktu lamanya, Yesus menarik diri dari orang banyak untuk beristirahat (ay. 31). Ia melakukannya sebab Ia mengetahui bahwa penting untuk menyadari setiap pelayanan yang dikerjakan. 

Padatnya pelayanan atau pekerjaan kerap membuat kita lupa untuk beristirahat. Kelompok ekstravert mengatakan bahwa ia merasa beristirahat ketika berjumpa dengan orang lain. Apapun itu, pada dasarnya, beristirahat bukan berarti bermalas-malasan (rebahan), tetapi memberi ruang dan waktu bagi diri untuk mengalami perjumpaan dengan Allah. Sibuk untuk Allah, tetapi tidak sibuk bersama Allah. Ambillah waktu sejenak untuk beristirahat! 
Mengambil waktu sejenak dan duduk bersama Allah adalah hal yang sangat signifikan dalam kehidupan kita. Tidak sedikit orang yang terbelenggu dengan pekerjaan atau pelayanannya. Mekanisme kehidupan kita menjadi sangat kaku dan terkesan seperti mesin. Yesus mengajarkan kepada kita untuk rehat sejenak bersama-Nya dan setelah itu kembali melanjutkan hidup.. Amin.

Image

Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Klasis Kalimantan Timur & Tengah
Wilayah V Kalimantan.

Alamat :

Jl. DI Panjaitan No.27 Samarinda
Kalimantan Timur, Indonesia0

Kontak Pelayanan :

(+62) 541 734508

Email :

tatausaha@gtjemaatsamarinda.org

Website :

https://gtjemaatsamarinda.org

Pendeta Jemaat :

Pdt.Joice Limbong (082158239828)
Pdt.Alexzander Bilang (081342517205)

Komisi PLM :

Pnt. Hermin Mongan (081347732609)

Staf Administrasi :

Dkn. Zet Borong (081346315152)

Staf Keuangan :

Sdr. Obednego (085250906856)

© 2024 Tim Pengelola Website Jemaat Samarinda