Image
RETREAT MAJELIS GEREJA
JEMAAT SAMARINDA

COCONUT BEACH - SAMBOJA
Jumat-Sabtu, 28 - 29 Maret 2025

Image
Image

PENATUA (2024-2026)

Image

DIAKEN (2024-2026)

Untuk meningkatkan semangat dan koordinasi pelayanan antar Majelis Gereja, maka diputuskan program kegiatan RETREAT MAJELIS GEREJA yang dilaksanakan pada hari Jumat & Sabtu, 28-29 Maret 2025, dengan tema : “BERTAMBAH TEGUH DALAM IMAN DAN PELAYANAN BAGI SEMUA" (Kolose 2 : 7).

Kegiatan Retreat kali ini diisi kegiatan ibadah, materi pembinaan, pastoral, selain kegiatan konsolidasi dan refreshing para anggota Majelis Gereja.

Retreat Majelis Gereja adalah upaya untuk terus meningkatkan pelayanan bagi Jemaat Samarinda sebagai bagian dari Gereja Toraja yang adalah gereja reformasi, untuk terus memperbaharui diri sesuai Firman Tuhan, Ecclesia Reformata, Semper Reformanda, Est Secundum Verbum Dei.

Persiapan Keberangkatan

28 Maret 2025, 13.00 Wita

Tiba di lokasi - Coconut Beach Samboja

28 Maret 2025, 15.20 Wita

Ibadah Pembukaan

28 Maret 2025, 16.00 Wita

Tema : Pelatihan Rohani dan Pelayanan.

Pembacaan : Markus 4 : 35 - 41

Petugas Ibadah : Pdt. Drs. Yan Boong (Pembawa Firman), Pnt. Hermin Mongan (Petugas Liturgi), Dkn. Lebrina (Song Leader), dan Pdt. Joice Limbong, S.Th (Pianis).


Perenungan :

Mengacu pada teks bacaan, salah satu tujuan retreat adalah adanya kesempatan untuk mengisi ulang (recharge) aki rohani, yang akan menyediakan energi dan semangat pelayanan agar terus menyala. Juga perlu untuk mempertebal keakraban, dan senantiasa mempertajam instropeksi serta memperteguh komitmen pelayanan yang akan terus diemban kedepan sebagai amanat Tuhan Yesus Kristus, Sang Kepala Gereja... Sang pemilik ladang pelayanan.

Materi Pembinaan I

28 Maret 2025, 19.00 Wita

Materi Pembinaan I dengan topik Komitmen Pelayanan. Sebagai pemateri adalah Bapak Pdt. Alexzander Bilang, S.Th., M.Ag, dan sebagai moderator adalah Ibu Pnt. drg. Devita Dona Saranga'.

Melalui materi dalam kegiatan retreat ini akan mengingatkan kembali hal mengenai :

  1. Komitmen Pelayanan sebagai Majelis Gereja yang dahulu telah diucapkan didepan Tuhan dan Jemaat saat peneguhan (Penatua dan Diaken).

  2. Bercermin pada teladan sikap Yesus Kristus sebagai Gembala yang sangat mengenal domba-dombaNya, dengan demikian masing-masing personil Majelis Gereja kembali meyakinkan dirinya agar benar-benar mengenal dengan baik dan dapat aktif melakukan perkunjungan kepada semua keluarga binaannya.

  3. Memahami bahwa setiap personil Majelis Gereja mengetahui bahwa hanya ada satu pintu yang dilewati saat ibadah di gereja baik ibadah hari minggu dan ibadah hari raya gerejawi lainnya, yaitu pintu konsistori dan duduk di tempat majelis.

  4. Terus mengobarkan semangat pelayanan dan konsisten melayani lebih baik lagi di masa periode kemajelisan ini.

Materi Pastoral

28 Maret 2025, 21.30 Wita

Materi Pastoral dibawakan oleh pemateri Ibu Pdt. Joice Limbong, S.Th.

Melalui materi Pastoral dalam kegiatan retreat ini, Majelis Gereja lebih lauh memahami topik mengenai :

  • Mengenal rekan sepelayanan

  • Mengenal diri sendiri

  • Pengakuan dosa

  • Komitmen untuk semakin giat melayani

Kebersamaan Menyambut Fajar

29 Maret 2025, 04:00 Wita

Materi Pembinaan II

29 Maret 2025, 08:00 Wita

Materi Pembinaan II dengan topik Manajemen Ibadah. Sebagai pemateri adalah Ibu Pdt. Joice Limbong, S.Th, dan sebagai moderator adalah Ibu Pnt. dr. Ery Sri Natalia.

Melalui pembahasan materi ini sekaligus menetapkan kembali kesepahaman dalam melaksanakan fungsi sebagai petugas ibadah, antara lain :

1. Perlu diingat kembali mengenai model liturgi : Ordinarium (sudah baku, tidak boleh dimodifikasi) dan Proprium (dalam pelaksanannya dapat dikondisikan). Gereja Toraja memutuskan untuk membedakan antara akta/unsur ordinarium dan proprium dalam liturgi. Ordinarium adalah urutan dan rumusan yang tetap dan baku. Karena itu, akta yang ditetapkan sebagai ordinarium, seharusnya tidak diubah, dipertukarkan, apalagi dihilangkan oleh penyusun liturgi/pelayan. Sedangkan Proprium adalah teknis pelaksanaan dan rumusan-rumusan yang bisa dikelola sedemikian rupa sesuai kondisi. Adanya ordinarium diharapkan dapat mempertahankan identitas Gereja Toraja dalam liturginya. Sementara itu, Proprium membuka ruang untuk kreativitas liturgi.

2. Saat doa penutup setelah ibadah (IRT maupun Ibadah OIG) sebelum salam-salaman, terlebih dahulu meminta jemaat bersaat teduh sebelum tuan rumah, petugas ibadah dan pelayan berdoa. Jika kondisi agak riuh timbul, disarankan agar berdoa dengan suara nyaring.

3. Tentang petugas Penyambut Jemaat : Petugas Penyambut Jemaat diharapkan hadir sebelum warga jemaat datang, dan menyapa setiap warga jemaat serta menguasai kondisi ruangan serta tempat duduk untuk mengarahkan warga jemaat.

4. Beberapa hal terkait tentang tugas PL :

  • Dalam memulai ibadah, PL tidak perlu lagi mengucapkan salam pembuka ibadah kepada jemaat, karena salam pembuka ibadah sudah diucapkan saat pembacaan warta jemaat.

  • Dalam liturgi saat persembahan, PL langsung membaca akta persembahan dan nats persembahan. Musik iringan lagu persembahan baru akan mulai setelah Nats persembahan dibacakan

5. Beberapa hal terkait tentang tugas PPA :

  • Idealnya PPA hadir paling lambat 30 menit sebelum ibadah dimulai.

  • PPA bertanggungjawab penuh atas berjalannya ibadah.

  • PPA tidak hanya memimpin doa sebelum dan sesudah pelayanan, tetapi juga mempersiapkan diri (mencari solusi) jika seandainya terjadi sesuatu dalam pelaksanaan ibadah, min. PF tidak bisa melanjutkan tugas sampai ibadah selesai.

  • Sebaiknya setiap PPA, sebelum menjalankan tugas, membaca buku 'Membangun Jemaat'.

  • Doa persiapan bersama oleh PPA diharapkan fokus utk mengangkat pelayanan

6. Beberapa hal terkait ibadah OIG :

  • Dalam ibadah OIG, pengakuan dosa masuk dalam doa pembacaan alkitab

  • Saat doa persiapan dlm ibadah OIG, jemaat diminta untuk bersaat teduh untuk mempersiapkan diri memasuki ibadah.

7. Tentang Majelis Gereja dalam ibadah :

  • Terus diingatkan bagi semua MG bahwa hanya ada 1 pintu selama datang untuk beribadah, yaitu pintu konsistori. Sebaiknya MG tidak duduk bersama Jemaat tetapi duduk di tempat yang sudah disiapkan untuk MG, kecuali jika tempat duduk penuh.

  • Karena MG adalah panutan dan terlihat langsung oleh Jemaat, selama ibadah berlangsung, sebaiknya tidak bermain HP, sebisa mungkin mamakai Akitab non elektronik, kecuali untuk alasan khusus semisal pandangan sudah terbatas.

Ibadah Penutup

29 Maret 2025, 10.00 Wita

Tema : Komitmen Pelayanan

Pembacaan : 2 Timotius 4:1-8

Petugas Ibadah : Pdt. Ida Arlinda Toding, S. Th., M. PPO (Pembawa Firman), Pnt. Adolpina Paranoan (Petugas Liturgi), Pnt. drg. Davita Dona Saranga (Song Leader), dan Pdt. Joice Limbong, S.Th (Pianis)


Perenungan :

Kitab 2 Timotius adalah surat terakhir yang ditulis oleh Paulus sebelum kematiannya, menjadikannya sebagai pesan perpisahan yang penuh makna dan emosional. Dalam 2 Timotius 4:1-8, Paulus memberikan pesan terakhirnya kepada Timotius. Ia mengingatkan Timotius untuk tetap setia dalam pelayanannya, tidak menyerah dalam menghadapi tantangan, dan tetap memberitakan Injil dengan kesabaran dan ketekunan.

Paulus membuka pesan ini dengan menegaskan bahwa pelayanannya dan pelayanan Timotius dilakukan di hadapan Allah dan Kristus Yesus. Ini adalah pengingat bahwa pelayanan bukan sekadar tugas manusia, tetapi memiliki konsekuensi kekal. Kristus Yesus adalah Hakim yang akan menilai setiap orang berdasarkan kehidupan dan pelayanan mereka. Dalam konteks saat ini, kita juga harus menyadari bahwa pelayanan kita sebagai hamba Tuhan bukan sekadar tugas biasa, tetapi amanat yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Setiap kata yang kita ucapkan dan tindakan yang kita lakukan dalam pelayanan akan diperhitungkan oleh Tuhan.

Ayat 2: "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran." Paulus menegaskan bahwa tugas utama seorang hamba Tuhan adalah memberitakan firman Allah. Timotius diminta untuk selalu siap dalam segala situasi, baik dalam keadaan yang mendukung maupun tidak. Dalam dunia saat ini, banyak tantangan yang membuat pemberitaan Injil semakin sulit. Banyak orang lebih tertarik pada pengajaran yang menyenangkan hati mereka daripada kebenaran yang menegur dan menuntut perubahan hidup.

Sebagai orang percaya, kita juga dipanggil untuk setia dalam menyampaikan kebenaran, meskipun itu sulit. Kita harus siap menghadapi penolakan, kesulitan, dan bahkan penganiayaan karena firman Tuhan. Namun, seperti yang Paulus katakan, kita harus tetap bersabar dalam pengajaran dan tidak mudah menyerah. Paulus memberikan peringatan bahwa akan datang masa di mana orang tidak lagi mau menerima kebenaran. Mereka lebih suka mendengar ajaran yang menyenangkan hati mereka daripada yang menegur dosa dan membawa mereka kepada pertobatan.

Hari ini kita melihat fenomena ini dengan jelas. Banyak gereja dan pengkhotbah yang lebih fokus pada motivasi dan kemakmuran duniawi daripada kebenaran firman Tuhan. Banyak orang lebih memilih untuk mendengar sesuatu yang enak di telinga daripada kebenaran yang menyakitkan tetapi menyelamatkan. Sebagai pelayan Tuhan, kita harus tetap teguh dalam mengajarkan firman Tuhan yang sejati. Akhirnya kita pun terjebak dalam budaya instan, terjebak dalam praktisitas, atau Pragmatis adalah sifat atau cara berpikir yang praktis, mengutamakan hasil, dan berorientasi pada kepraktisan. Istilah ini berasal dari kata Yunani pragma yang berarti tindakan atau perbuatan.  Sekedarnya, yang penting selesai, tidak berpikir lagi pada dampak, berbuah atau tidak itu bukan urusan yg penting sdh ditanam, sudah disampaikan, ingat tema minggu ini "jika tidak berbuah, tebanglah".

Ayat 5: "Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!". Paulus mengingatkan Timotius untuk tetap kuat, mengendalikan diri, dan bersabar dalam penderitaan. Pelayanan bukanlah jalan yang mudah, tetapi membutuhkan ketekunan dan kesabaran. Timotius dipanggil untuk menyelesaikan tugasnya dengan setia, tidak menyerah meskipun menghadapi tantangan.

Dalam kehidupan kita, sering kali kita menghadapi kesulitan dalam pelayanan. Ada tantangan, kritik, bahkan penganiayaan. Namun, kita harus tetap teguh, karena pelayanan kita adalah untuk kemuliaan Tuhan, bukan untuk kesenangan diri sendiri. Ayat 6-8: "Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman."

Pada akhirnya, Paulus menyatakan bahwa ia telah menyelesaikan tugasnya dengan setia. Ia membandingkan hidupnya dengan perlombaan yang telah ia jalani dengan baik.

Persiapan Pulang

29 Maret 2025, 12.00 Wita

Image

Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Klasis Kalimantan Timur & Tengah
Wilayah V Kalimantan.

Badan Hukum: Keputusan Menteri Agama R.I. No.26 Tahun 1971, dan Keputusan Menteri Dalam Negeri R.I. No.: 61/DJA/1973

Alamat :

Jl. DI Panjaitan No.27 Samarinda
Kalimantan Timur, Indonesia0

Kontak Pelayanan :

(+62) 541 734508

Email :

tatausaha@gtjemaatsamarinda.org

Website :

https://gtjemaatsamarinda.org

Pendeta Jemaat :

Pdt.Joice Limbong (082158239828)
Pdt.Alexzander Bilang (081342517205)

Komisi PLM :

Pnt. Hermin Mongan (081347732609)

Staf Administrasi :

Dkn. Zet Borong (081346315152)

Staf Keuangan :

Sdr. Obednego (085250906856)

©Tim Pengelola Website Jemaat Samarinda