MASA PENJAJAKAN
Berdirinya Jemaat Samarinda, diawali dengan adanya pertemuan antara KUK-GT Kaltim dan Majelis Gereja, Jemaat Elim Balikpapan.
20 Oktober 1980
Pertemuan ini memutuskan membentuk Panitia Penjajakan Kemungkinan Berdirinya Jemaat Gereja Toraja di Samarinda sesuai SK. KUK Kaltim, No. 1/1980. Disamping tugas penjajakan, Panitia terpilih juga bertugas membentuk Panitia Pembangunan Gereja Toraja di Samarinda.
10 November 1980
Melalui Surat No. 001/PK.JDT/XI/80, panitia mengedarkan angket kepada warga Gereja Toraja yang ada di Samarinda dan sekitarnya, dengan hasil diperoleh jawaban: setuju 106 orang, tidak setuju 8 orang, netral 4 orang, dan masih mempertimbangkan 6 orang. Hasil angket inilah yang dijadikan sebagai titik tolak untuk mendirikan Gereja Toraja di Samarinda. Hasil angket tersebut, diperkuat dengan adanya dukungan doa, pemikiran, tenaga dan dana dari warga Toraja yang tergabung dalam komunitas “ Kerukunan-kerukunan Tongkonan Toraja di Samarinda.
25 Januari 1981
Dalam rapat kerja, Panitia Penjajakan membentuk Panitia pembangunan Gereja Toraja di Samarinda dengan nama Panitia Kebaktian Pembangunan Gereja Toraja di Samarinda.
26 Januari 1981
Hasil keputusan tentang Panitia Pembangunan terpilih, dikirimkan kepada KUK Kaltim untuk diterbitkan surat keputusannya.
27 Januari 1981
KUK Kaltim menerbitkan Keputusan :
No.1 tahun 1981 tentang Pembubaran Panitia Penjajakan Kemungkinan Berdirinya Jemaat Gereja Toraja di Samarinda.
No.2 tahun 1981 tentang Pengesahan Panitia Pembangunan Gereja Toraja di Samarinda.
II. IBADAH HARI MINGGU PERDANA & PEMBANGUNAN FISIK
Hasil angket ini ditindaklanjuti oleh Panitia Penjajakan Kemungkinan Berdirnya Jemaat Gereja Toraja di Samarinda dan sekitarnya, yang kemudian diwujudkan dalam pembentukan Panitia Pembangunan Kebaktian Gereja Toraja Samarinda pada tanggal 25 Januari 1981. Panitia terpilih, segera mulai membuat program kerja, diantaranya :
(1) Pemanggilan seorang pendeta, dalam hal ini, Pdt. Yunus, BA. Dan mengacu kepada Tata Gereja Toraja, maka pemanggilan pendeta dimaksud harus melalui Majelis Gereja Toraja Jemaat Elim Balikpapan dan dukungan KUK KALTIM yang berkantor di Balikpapan.
(2) Mengupayakan adanya tempat beribadah setiap hari minggu,
(3) Memersiapkan rumah dan biaya transportasi serta biaya hidup pendeta yang sedang ditunggu kedatangannya ke Samarinda.
9 Mei 1982 (Kebaktian Pertama)
Dimulailah pembukaan kebaktian secara resmi pada kebaktian hari Minggu, dan momentum tanggal 9 Mei 1982 sebagai kebaktian perdana, bertempat di Gedung Mulia Budi, Samarinda (Sekarang : Christian Center – Mulia Budi). Ibadah perdana dipimpin oleh Pdt. Petrus Manganan, Sm.Th, sebagai Ketua KUK Kaltim. Anggota jemaat yang hadir, berjumlah 16 kepala keluarga. Selanjutnya, gedung Mulia Budi digunakan sebagai tempat kebaktian hari Minggu dengan sistem disewa bulanan, selama kurang lebih empat tahun (1982-1985).
Pertumbuhan dan perkembangan Gereja Toraja di Samarinda ini, menghadapi berbagai kendala diantaranya adalah terbatasnya sumber daya manusia (SDM) baik kuantitas maupun kualitas. Serta ada beberapa anggota Panitia Pembangunan yang pindah tetap ke daerah lain, sehingga kepanitiaan harus mengalami perubahan dan penyempurnaan beerapa kal, seirama dengan kondisi pindah tetap anggota-anggota panitia.
19 September 1982
Pdt.Yunus, BA diteguhkan dengan status sebagai pendeta Gereja Toraja Jemaat Elim Balikpapan Balikpapan yang diutus melayani di Cabang Kebaktian Samarinda. Ibadah peneguhan dipimpin oleh Pdt. J. Lebang atas mandat Komisi Usaha Gereja Toraja (KUGT) sekarang Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja (BPS GT).
Penguraian Pdt. Yunus, BA tahun 1989
Ibadah penguraian Pdt. Yunus BA, setelah setelah melaksanakan karya tugas pelayanan selama 7 tahun (1982 - 1989) di Jemaat Samarinda dengan statu sebagai Pendeta Pertama Jemaat.
(Koleksi foto : Bpk. Obeth Banni)
Prasasti Penahbisan-1 Gedung Gereja & Pastori
Penahbisan Gedung dan Pastori Gereja Toraja Jemaat Samarinda oleh Pdt. Soleman Batti, M.Th selaku Ketua BPS Gereja Toraja, dan diresmikan oleh Wali Kota Samarinda, Drs. M. Achmad Amins, M.M.
(Foto : Dokumentasi Jemaat).
Gedung Gereja Lama.
Gedung Gereja Jemaat Samarinda tahun 2010. sebelum digantikan Gedung baru.
(Foto : Dokumentasi Jemaat).
III. PERTUMBUHAN JEMAAT
23 Juli 1983 (Lahirnya Jemaat Samarinda)
Jemaat Samarinda diputuskan dan sah menjadi satu Jemaat dewasa pada Sidang V Klasis Kalimantan Timur, tanggal 23 Juli 1983 di Jemaat Kanaan Bontang. Sebelumnya Jemaat Samarinda berada di bawah pemeliharaan KUK Kaltim yang berkedudukan di Balikpapan dan Jemaat Elim Balikpapan. Ketika Jemaat Samarinda sudah didewasakan, maka berdirilah pula beberapa Cabang Kebaktian (CK) di bawah pemeliharaan Jemaat Samarinda, di antaranya: CK Mangkupalas, CK Kampung Kanas, CK Loa Janan, dll.
Bulan Maret 1985 (Terpilih Majelis Pertama)
Nama-nama Penatua/Syamas (Diaken) sebagai Majelis periode pertama, dipilih menurut pembagian wilayah, sebagai berikut :
Wilayah Sidomulyo : Marthen Buntu Rita, J. Tulili, D.B. Paranoan, Debora Salusu, Obeth Banni, Marthen Toding Pali’, Daud Tandiarrang, Pasang Rapa’
Wilayah Kampung Jawa : Daniel Dempa, D.K. Kondoara’, Welem Toding Datu, Daniel Lapu’, Daniel Palelleng
Wilayah Sentosa : Martha Sambayang
Wilayah Kota : Markus Rombe, Ludia Rombe
Wilayah Harapan Jaya : Andarias Pirade’, Thomas Tandian
Wilayah Samarinda Seberang : Johanis Sapan, Johanis Tangke Suba, Yohanis Randa Lembang, Markus Bone, David
4 November 2001 (Penahbisan -1 Gedung Gereja & Pastori)
Atas perkenan Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala Gereja, pada Tanggal 4 November 2001 dilaksanakan Penahbisan Gedung dan Pastori Gereja Toraja Jemaat Samarinda oleh Pdt. Soleman Batti, M.Th selaku Ketua BPS Gereja Toraja, dan diresmikan oleh Wali Kota Samarinda, Drs. M. Achmad Amins, MM.
Dari sisi kuantitas hingga peristiwa Penahbisan, perkembangan dan pertumbuhan jemaat berjalan dengan cepat, yaitu dengan tumbuhnya sejumlah Cabang Kebaktian di wilayah Samarinda dan Samarinda Seberang, mulai dari ilir sungai Mahakam (Barito) sampai ke arah ulu Mahakam (Jahab-Kutai Kartanegera).
Perkembangan dan pertumbuhan Jemaat-Jemaat tersebut, bukanlah hasil usaha manusia, melainkan semata-mata karena pekerjaan atau karya Tuhan sendiri, sebagaimana dikatakatakan dan ditegaskan di dalam Kisah Para Rasul 2 : 47: “Dan tiap-tiap hari Tuhan menambahkan jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan”.
28 Oktober 2023 (Penahbisan-2 Gedung Baru)
Atas perkembangan jemaat yang bertumbuh cepat, maka Majelis Gereja menyepakati untuk membangun Gedung Gereja yang baru menggantikan Gedung Gereja yang telah di gunakan beribadah selama 22 tahun sejak ditahbiskan pada 4 November 2001. Dan pada 28 Oktober 2023, dilakukan Penahbisan Gedung Baru Gereja Toraja Jemaat Samarinda oleh Pdt. Dr. Alfred Anggui selaku Ketua BPS Gereja Toraja, bersama Pdt. Lukas Paembonan, M.Th selaku Ketua BPSW V Kalimantan.
Demikianlah gambaran, sekilas catatan sejarah berdirinya Gereja Toraja Jemaat Samarinda. Semua pelaku sejarah, yang telah berperan berkarya, berkorban dan memberikan yang terbaik di dalamnya, hanyalah sebagai alat di tangan Tuhan. Karena itu, hanya ada satu nama, yaitu Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat dunia, yang patut atau layak di puji dan dimuliakan, di dalam realitas berdirinya, hadirnya, dan bertumbuh kembangnya Gereja Toraja di Samarinda dan sekitarnya.
__________________________________________
Sejarah Jemaat Samarinda, disusun oleh :
Tim Kerja Pengkaji Sejarah Jemaat, diketuai oleh Pdt. Emr. Drs.Yan Boong (Pendeta ke-4 Gereja Toraja Jemaat Samarinda).