MENGHIDUPI KASIH KARUNIA DALAM PENDERITAAN 

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Selasa, 3 September 2024  

MENGHIDUPI KASIH KARUNIA
DALAM PENDERITAAN 

(Ungkaritutui Pa’kaboro’Na lan Kamaparrisan)

1 Petrus 2:19-25

Seringkali kita mengartikan kasih karunia Tuhan sebagai hal-hal positif seperti kekayaan, kesehatan, dan kesuksesan. Namun, kasih karunia juga bisa hadir dalam bentuk penderitaan yang dialami karena kehendak Allah. Yesus menunjukkan teladan ini. Penderitaan-Nya tidak dicari-cari, tetapi dengan kesadaran dijalani-Nya sebagai tindakan kurban keselamatan bagi banyak orang. Dalam penderitaan-Nya, Yesus tidak mengeluh atau mencaci-maki, tetapi menyerahkan semuanya kepada Allah yang menghakimi dengan adil.
Sebagai pengikut Kristus, kita diundang untuk siap menderita, bukan karena dosa, tetapi semata-mata karena kita diminta untuk setia pada-Nya. Dalam dunia kerja, misalnya, kita mungkin menghadapi penderitaan yang kadang kala terjadi akibat ketidakadilan. Saat itu terjadi, kita diminta untuk tetap tunduk dan tekun bekerja dengan baik, lantas menjadikannya sebagai bentuk kasih karunia. Kita diminta untuk tidak perlu membalas, karena pembalasan adalah hak Tuhan. Tugas kita adalah bekerja dengan kasih dan setia, menjalankan Firman Tuhan.
Setiap kita dipanggil dalam profesi kita masing-masing, yang tentunya membawa kita mesti berinteraksi dengan berbagai orang. Siapa pun atasan kita, atau kolega kita maka sebagai pengikut Yesus, kita diminta wajib meneladani Kasih dan kesetiaan-Nya. Karena itu, bekerjalah dengan penuh tanggung jawab karena sesungguhnya panggilan kita adalah bekerja untuk Tuhan. Jika diperlakukan tidak adil, tetaplah setia dan cerdik. Janganlah kita mengeluh kala menderita karena mempertahankan iman. Sebab kita tahu bahwa iman kita adalah jaminan keselamatan dari Tuhan, baik kini maupun nanti. Hiduplah dalam keyakinan bahwa Tuhan yang kita percayai akan selalu memelihara dan menjaga kita. Amin. 

POPABIASAKO KALEMU LAN KAMENGKAOLAN 

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Senin, 2 September 2024  

POPA’BIASAKO KALEMU LAN KAMENGKAOLAN 
(Latihlah dirimu beribadah  )

1 Timotius 4:6-16

Iatu mentoring (umpassakka’) tu napogau’ Paulus lako Timotius, totemo mendadimo misa’ trend (kabiasan) la umpassakka’ misa’ pangulu. Paulus, to ma’passakka’, ussearan kada balo’ lako kalena Timotius, tu mendadimo pangulu misa’ kombongan. Nakua umpokadai kumua parallu ki’ tu tuo ilan katonganan, umpa’pangngadaran sia umpogau’ kadanNa Puang. 
Paulus umpa’pangadaran misa’ gau’ tu unnala misa’ pa’pasisusian diona batang kale tu umparallui kande melo tu ladipolobo’ lulangnganna. Sipatunna duka moto tu deatanta ungkande kande mempenaa sitetena kaloboranna kapatonganan. Iamoto, sipatu ki’ umpelada’i sia umparitambukki tonganni tu kadanna Puang. Iamoto, iatu Timotius dipakilala tu la mendadi misa’ patuladanan melo lako torro to senga’. Mendadi misa’ pa’tuladanan melo, lan buangan kada, penggauran, pa’kaboro’, kapatonganan, na kamaloloan.
Belanna iatu umpa’tuladanan katonganan, sipatu ki’ tu lan ussolan tau senga’ tama pa’kaboro’Na Puang. Ten duka moto, nakua Paulus kumua mintu’na tau dipa’kamasean lako batang dikalena ma’rupa-rupa pa’kamase, na sipatu tu mintu’na to ladipopake umpakala’bi’ Puang sia umpakaboro’ padanta ma’rupa tau. Iamoto iatu Timotius dipanundu’ melo la ungka’da’ kalena. Sipatu duka ki’ la nenne’ bang la lobo’ lulangngan lan kapatonganan, dikua tae’ ta umpatongan pangadaran tang tongan. 
Pa’basan allo totemo umpakilalaki’ la tuo ilan katonganan, menjadi pa’tuladanan melo lako padanta ma’rupa tau sia umpopake melo pa’kamaseNa Puang sia nenne’ bangki’ tu la lobo’ lulangngan lan kapatonganan. Mai komi ta makaritutu sia matuttu’ lobo’ lan kapatonganan sia kamaloloan. Dikua anta menjadi sa’bi’na Kristus lan te lino. Amin.

ALLAH YANG MEMBERI KEMENANGAN

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Minggu, 1 September 2024  

ALLAH YANG MEMBERI KEMENANGAN  
(Puang Umpa’kamasean  Kapataloan)

Mazmur 144:9-15 

Apabila kita ditanya mengenai standar bahagia, apakah jawaban kita? Tentu bisa beragam, boleh jadi sama. Setiap respons kita mungkin mengandung kebenaran. Namun, perikop pembacaan hari ini menuntun kita untuk menemukan kepenuhan kebahagiaan sejati. Mazmur 144:9-15 adalah seruan pujian dan doa yang penuh pengharapan. Ayat-ayat ini mengingatkan kita tentang kuasa dan kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Pemazmur menyanyikan lagu baru kepada Tuhan, sebuah simbol rasa syukur atas segala kebaikan-Nya. Kita diajak untuk selalu membarui pujian kita, mengingat betapa besar kasih dan penyertaan-Nya. Tuhan adalah “yang memberi kemenangan”, mengingatkan kita bahwa segala keberhasilan dan kemenangan berasal dariNya.
Dalam hidup, sering kali kita merasa kuatir dan terbeban, tetapi Tuhan adalah perisai dan penolong kita yang setia. Selanjutnya, pemazmur berdoa untuk keturunan-keturunan agar diberkati, lumbung yang penuh, ternak yang berkembang, dan tidak ada kesesakan (ay. 12-14). Ini menunjukkan keinginan akan kesejahteraan dan kemakmuran, yang juga mencerminkan berkat Tuhan dalam kehidupan sehari-hari kita. Tuhan ingin kita hidup dalam damai dan kelimpahan. Tentu baik juga untuk mengharapkan keberhasilan dan hasil yang berlipatganda.
Namun pada puncaknya ditonjolkan bahwa, “berbahagialah bangsa yang Allahnya adalah Tuhan!”. Hal ini adalah pengingat bahwa kebahagiaan sejati hanya ditemukan ketika kita mengandalkan Tuhan sebagai pusat hidup kita. Marilah kita terus memuji-Nya dengan lagu baru setiap hari, mengingat kemenangan yang Dia berikan, dan berdoa agar berkat-Nya mengalir dalam hidup kita. Amin.

TIDAK BERPURA-PURA

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Sabtu, 31 Agustus 2024

TIDAK BERPURA-PURA
(Tae’ na Ma’tanasi’-nasi’)

Yohanes 18:28-36

Pembacaan kita mengisahkan Yesus diadili di hadapan Pilatus. Ia diseret oleh orang Yahudi untuk dihakimi. Pilatus menanyakan tuduhan orang Yahudi terhadap Yesus. Alih-alih menyatakan tuduhannya, pemimpin Yahudi hanya menyatakan Yesus sebagai penjahat tanpa tahu kesalahan-Nya. Kita juga mendapati bahwa Pilatus meminta agar para pemimpin Yahudi jika mereka mendapati Yesus bersalah. Namun, mareka menginginkan Yesus harus mati di tangan Romawi. 
Hal tersebut cukup beralasan, waktu Yesus diserahkan ke Pilatus, orang Yahudi sudah memasuki masa Paskah. Tidak boleh bagi mereka untuk menghukum pada masa tersebut. Namun, mereka hendak menjadikan Pilatus penghukum atas Yesus. Dengan demikian, mereka bebas dari hukum Yahudi. 
Di titik ini, kita dengan jelas melihat kemunafikan para pemimpin agama Yahudi (lih. Mat. 27:6). Bukankah kita kerap demikian? Lebih mementingkan aturan dan ajaran yang kaku, sementara laku hidupnya penuh dengan kemunafikan (hipokrit). Kemunafikan bermakna kepura-puraan. Kita kerap menyatakan kasih tetapi kerap berpura-pura tidak tahu dan tidak melakukan kasih.
Matthew Henry pernah berujar bahwa orang yang menyombongkan diri mereka paling dekat dengan gereja sebenarnya jauh dari Tuhan (It is common for those that are farthest from God, to boast themselves most of their being near to the Church). Hal tersebut terjadi pada para pemimpin Yahudi. Mereka merasa dekat dengan seluruh hukum Tuhan, tetapi sebenarnya dari Tuhan itu sendiri. Alih-alih hidup dalam kemunafikan, marilah kita hidup dalam ketulusan sebab Allah mengasihi orang-orang yang tulus hatinya (lih. Mzm. 7:10). Amin.

BERMEGAH DALAM TUHAN

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Jumat, 30 Agustus 2024 

BERMEGAH DALAM TUHAN
(Massattuan lan Puang)

Yakobus 1:9-16

Bacaan ini merupakan sambungan dari bacaan kemarin. Membaca ayat 9-11, kita jadi mengerti salah satu pencobaan yang dihadapi oleh orang Kristen yang membaca Surat Yakobus, yakni orang yang rendah dinasihatkan untuk bermegah dan teguran pada orang kaya yang mudah lenyap. Ayat 9 menasihatkan agar orang yang rendah bermegah. Di sini, Yakobus bermaksud agar orang yang rendah harus bermegah dalam arti belajar untuk melalui ujian-ujian yang dihadapi. Artinya, orang Kristen harus belajar untuk mengandalkan Allah dan janji-Nya. Sebab, kekayaan akan lenyap seperti bunga yang dengan mudah layu karena terik matahari (ay. 10-11). 
Kita dinasihatkan untuk bermegah karena Allah telah membuka mata kita untuk melihat kesia-siaan kekayaan. Hidup dengan berusaha mendapatkan pengakuan dunia adalah sia-sia! Kita juga dinasihatkan unutk bermegah atas kenyataan bahwa Allah telah menunjukkan kepada kita kebahagiaan dan kehormatan sejati. Kebahagiaan sejati adalah mengenal Tuhan dan kehormatan sejati adalah menjadi orang yang dikasihi Yesus Kristus. Kita menjadi semakin yakin untuk bermegah dalam kenyataan bahwa kita sekarang memiliki warisan kekal yang tidak akan pernah hilang. 
Karena itu, firman Tuhan menyapa kita untuk terus mengarahkan hidup kita kepada-Nya, kendati kita dibekap ragam pencobaan. Jika kita percaya akan janji Allah akan tergenapi, maka layaklah kita hidup hari ini demi tergenapinya janji itu. Pencobaan yang harus dilalui, pun semakin mendewasakan iman kita pada penggenapan janji itu. Selamat Bermegah!di dalam Tuhan. Amin.

Image

Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Klasis Kalimantan Timur & Tengah
Wilayah V Kalimantan.

Alamat :

Jl. DI Panjaitan No.27 Samarinda
Kalimantan Timur, Indonesia0

Kontak Pelayanan :

(+62) 541 734508

Email :

tatausaha@gtjemaatsamarinda.org

Website :

https://gtjemaatsamarinda.org

Pendeta Jemaat :

Pdt.Joice Limbong (082158239828)
Pdt.Alexzander Bilang (081342517205)

Komisi PLM :

Pnt. Hermin Mongan (081347732609)

Staf Administrasi :

Dkn. Zet Borong (081346315152)

Staf Keuangan :

Sdr. Obednego (085250906856)

© 2024 Tim Pengelola Website Jemaat Samarinda