
Lukas 15:1-10

Tujuan :
Jemaat memahami bahwa Allah mengasihi setiap orang yang mau bertobat.
Jemaat harus mengaku dosa dan sungguh-sungguh bertobat.
Pembimbing Teks :
Ada dua perumpamaan yang disampaikan Yesus dalam bacaan ini, yakni tentang domba dan dirham yang hilang. Perumpamaan ini disampaikan oleh Yesus sebagai teguran yang keras terhadap orang-orang Farisi dan para ahli Taurat yang menyampaikan protes terhadap Yesus karena la menerima orang-orang berdosa yang dianggap rendah dan harus dijauhi. Yesus-pun dianggap melakukan pelanggaran Hukum Taurat karena membangun hubungan dengan orang yang dianggap hina dan najis.
Berbeda dengan para orang Farisi dan Ahli Taurat, justru merekalah yang sangat tekun mendengar pengajaran-pengajaran yang disampaikan oleh Yesus. Mereka justru merasakan kasih yang tulus dari Yesus karena mereka diterima tanpa dipandang rendah dan hina. Misi Yesus datang ke dunia adalah justru untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. la membangun hubungan dengan orang berdosa, bukan berarti la suka kepada para pendosa atau perilaku dosa, namun maksud-Nya adalah supaya para pendosa bertobat dan mempunyai hidup. Tuhan “Tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?” (Yeh. 33:11). Pertobatan seorang yang berdosa akan membuat malaikat-malaikat Allah bersukacita.
Pertanyaan-Pertanyaan Diskusi :
Allah telah mengasihi kita. Apa yang harus dilakukan agar tampak bahwa kita adalah orang yang sudah dikasihi-Nya?
(Nakamasemiki’ Puang Matua. Umba ladikua umpapayanni kumua inang to nakamaseimiki’ Puang Matua?)
Malaikat Allah bersukacita karena satu orang yang berdosa bertobat (ay.10). Apakah kita sudah termasuk dari satu orang yang bertobat?
(Parannu mintu‘ malaeka‘Na Puang Matua belanna misa' to kasalan mengkatoba’. Tamamoki’raka bilangan te misa‘ to kasalan mengkatoba‘?)
Sumber : Buku MEMBANGUN JEMAAT 2025
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.