Image
PENGAKUAN GEREJA TORAJA
Image

MUKADIMAH


Di bawah pimpinan Roh Kudus dan berdasarkan Firman Allah kita percaya, bahwa Tuhan Allah berkenan menyatakan diri-Nya, yaitu: Kehendak-Nya, Kasih-Nya dan Kuasa-Nya kepada kita di dalam Yesus Kristus, sehingga kita tiba pada pengakuan:

“YESUS KRISTUS ITULAH TUHAN DAN JURU SELAMAT”

Ia menebus dan menyelamatkan kita dari kebinasaan sehingga kita menjadi milik-Nya dan menerima hidup yang kekal. Di bawah pimpinan Roh Kudus kita memberlakukan kedaulatan Yesus Kristus atas kehidupan kita. Dalam hubungan dengan pengakuan oikoumenis (yaitu Pengakuan Iman Rasuli, Pengakuan Nicea dan Pengakuan Athanasius) dan reformatoris (yaitu Tiga Naskah Keesaan, Pengakuan Jenewa, Pengakuan Westminster, dll), kita bersama-sama dengan semua orang kudus pada segala abad dan di segala tempat mengaku, bahwa:

BAB I - TUHAN ALLAH

  1. Allah hanya satu. Hakikat Allah yang satu-satunya itu ialah kasih, yang telah dinyatakan-Nya dalam sejarah karya penyelamatan-Nya dalam tiga oknum, yaitu: Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus.

  2. Allah itu adalah satu-satunya sumber kehidupan, berkat dan kebaikan. Hanya Dialah yang boleh disembah.

  3. Allah Bapa yang kekal, telah menciptakan segala sesuatu yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. Allah yang kekal itu memelihara dan menyelamatkan ciptaan-Nya di dalam keadilan dan kebenaran, karena kebaikan dan kasih-Nya.

  4. Allah Anak yang kekal, lahir menjadi manusia untuk mengerjakan penyelamatan dunia.

  5. Allah Roh yang kekal menyaksikan keselamatan kepada dunia. Ia meyakinkan kita dan memeteraikan keselamatan itu di dalam hati dan kehidupan manusia.

  6. Ketritunggalan tidak dapat dijangkau dengan akal manusia, tetapi Firman Allah menyatakan-Nya kepada manusia supaya diterima dan dipercayai berdasarkan kasih setia Allah yang kekal terhadap ciptaan-Nya.

BAB II - FIRMAN ALLAH

  1. Yesus Kristus adalah FIRMAN ALLAH yang memanggil kita untuk percaya kepada-Nya. Di dalam Dia janji keselamatan telah digenapi dan karena itu berlaku bagi kita.

  2. Melalui ciptaan-Nya dan tindakan-Nya di dalam alam dan sejarah, Allah senantiasa menyatakan diri-Nya. Jawaban manusia atas penyataan Allah secara umum tidak dapat membawanya kepada pengenalan yang benar tentang Allah. Alkitab sebagai penyataan Allah yang khusus, menyaksikan bahwa hanya di dalam Yesus Kristus, Allah dapat dikenal sebagai Bapa yang menyelamatkan.

  3. Alkitab adalah Firman Allah yang disampaikan kepada manusia melalui para Nabi dan Rasul, terdiri dari buku-buku kanonik Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dimana Allah menyatakan kehendak-Nya untuk menyelamatkan manusia. Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sebagai janji keselamatan dan hidup baru, adalah satu kesatuan, saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain.

  4. Alkitab sebagai buku, tidak mempunyai kekuatan dalam dirinya sendiri. Roh Kudus menyaksikan kepada kita, bahwa Alkitab adalah Firman Allah, dan meyakinkan kita sehingga kita menerimanya sebagai kekuatan yang membaharui dan menyelamatkan.

  5. Dengan kuat kuasa Roh Kudus, Firman Allah membawa manusia kepada keselamatan di dalam Yesus Kristus di tengah-tengah pergumulan hidup melalui pemberitaan dan pembacaan. Tafsiran adalah usaha orang percaya untuk mengerti Firman Allah, supaya diberlakukan di dalam situasinya di sini dan sekarang.

  6. Firman Allah, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah satu-satunya kaidah hidup yang normatif bagi kehidupan manusia, baik secara pribadi, maupun secara bersama-sama.

  7. Alkitab adalah buku sejarah penyelamatan Allah yang memanggil manusia untuk percaya. Alkitab bukan buku pegangan ilmu pengetahuan dan dengan demikian tidak boleh dipertentangkan dengan prinsip-prinsip ilmiah.

BAB III - MANUSIA

  1. Manusia diciptakan oleh Allah menurut gambar-Nya. Gambar Allah adalah hubungan dalam tanggung jawab dengan Allah, dengan sesama manusia dan dengan alam semesta, dalam pengenalan yang benar, kesucian, kebenaran dan kasih.

  2. Gambar Allah sebagai hubungan dalam tanggung jawab menempatkan seluruh manusia di dalam kedudukan yang sama dan mengikat seluruh manusia dalam satu kesatuan untuk hidup saling mengasihi.

  3. Gambar Allah sebagai hubungan dalam tanggung jawab membedakan manusia dari makhluk lainnya dan memberikan kedudukan kepadanya untuk memerintah, menaklukkan dan memelihara alam semesta sebagai mandataris Allah.

  4. Manusia diciptakan dalam kesatuan tubuh dan jiwa. Jiwa tidak ilahi dan tidak lebih penting daripada tubuh dan sebaliknya; oleh sebab itu, roh dan tubuh, hal rohani dan hal jasmani sama pentingnya. Manusia dipanggil memelihara tubuhnya sebagai Bait Allah dalam kesucian.

  5. Manusia sebagai ciptaan Allah yang baik telah jatuh ke dalam dosa, karena keinginan manusia menjadi seperti Allah.

  6. Dosa adalah pemutusan hubungan yang benar dengan Allah serta pemberontakan terhadap Allah di dalam kehidupan sehari-hari. Pemutusan hubungan dengan Allah berarti kematian manusia seutuhnya.

  7. Pemutusan hubungan yang benar dengan Allah mengakibatkan umat manusia tidak lagi sanggup hidup dalam kebenaran dan kesucian serta ketaatan terhadap hukum Allah, dalam hubungan dengan sesama manusia dan alam semesta, sehingga manusia berada di bawah hukuman murka Allah.

  8. Kita mengenal dosa kita dari Alkitab dan bukan dari berbagai malapetaka, penyakit dan penderitaan sebagai akibatnya. Roh Kuduslah yang menginsafkan kita akan dosa-dosa kita.

  9. Begitu besar kasih setia Allah sehingga Ia memulihkan kembali hubungan yang benar dengan manusia di dalam Yesus Kristus, manusia benar dan sejati itu.

BAB IV - PENEBUSAN


  1. Yesus Kristus, Allah Anak, meninggalkan kemuliaan-Nya dan mengosongkan diri-Nya dengan jalan menjadi manusia sejati.

  2. Manusia sejati ialah manusia yang sama seperti kita, kecuali dalam hal dosa. Ia tidak berdosa tetapi Ia telah menanggung kutuk dosa kita, supaya di dalam Dia kita dibenarkan di hadapan Allah.

  3. Di dalam kehidupan dan pekerjaan Yesus Kristus, Kerajaan Allah telah hadir di antara manusia yang tanda-tandanya ialah, antara lain: penyembuhan orang sakit, pembangkitan orang mati, pengusiran setan-setan dan pemberitaan kabar baik.

  4. Di dalam pekerjaan penyelamatan-Nya, Yesus Kristus telah mengalami kehidupan manusia dengan segala kehinaannya, hal, tetapi Ia tidak berbuat dosa.

  5. Yesus Kristus telah menanggung kutuk murka Allah atas dosa kita melalui penderitaan-Nya sampai mati di kayu salib dan bahkan turun ke dalam kerajaan maut. Semuanya itu dibuat-Nya untuk menggantikan kita dan dengan itu Ia menebus kita dari kuasa maut menjadi milik-Nya.

  6. Yesus Kristus telah bangkit dari antara orang mati. Kemenangandan kebangkitan-Nya adalah jaminan pembenaran kita di hadapan Allah dan jaminan kebangkitan kita pada akhir zaman. Dengan demikian kita ikut menang dan bangkit bersama Kristus kepada kehidupan yang baru, kini dan nanti.

  7. Keselamatan dan kesejahteraan kita kini dan nanti tidak tergantung pada persembahan-persembahan, seperti: kurban binatang, amal, dan kebajikan serta kesalehan kita. Orang berdosa dibenarkan di hadapan Allah, hanya oleh kurban Yesus Kristus.

  8. Yesus Kristus yang bangkit, telah naik ke sorga menjadi Pengantara dan dilantik menjadi Raja. Kepada-Nya telah diserahkan segala kuasa, baik di sorga maupun di bumi. Sebagai Pengantara Ia menjadi Juru Syafaat kita, menyediakan tempat bagi kita dan merupakan jaminan kebangkitan manusia seutuhnya. Dari sana Ia akan datang kembali sebagai Hakim.

  9. Dengan perantaraan Roh Kudus, Yesus Kristus menyertai kita senantiasa sampai akhir zaman.

BAB V - PENGUDUSAN

  1. Allah Roh Kudus diutus oleh Allah Bapa dan Allah Anak untuk memberlakukan dalam hidup kita karya penyelamatan Allah di dalam Yesus Kristus.

  2. Di dalam Roh Kudus Allah hadir dan bekerja di tengah-tengah dunia. Ia memelihara, membebaskan dan memerintah dunia ini dalam rangka perwujudan Kerajaan Allah. Kehadiran Allah itu adalah kuasa yang merombak, membaharui dan menyucikan kita, sehingga kita meninggalkan kehidupan lama dan hidup dalam kehidupan baru.

  3. Roh Kudus meyakinkan kita melalui Firman Allah, bahwa kita sudah dibenarkan di dalam Yesus Kristus, sehingga kita adalah ciptaan baru.

  4. Di dalam iman, sebagai hubungan yang akrab antara kita dengan Allah, kita mengaminkan pembenaran kita dalam Yesus Kristus, dan kita mempercayakan seluruh kehidupan kita dalam tangan Allah sebagai ibadah kita yang sejati. Melalui doa, kita menyatakan dan merasakan hubungan kita yang erat dengan Allah.

  5. Sejak kita percaya kepada Yesus Kristus, kita sudah berada dalam kehidupan baru, tetapi dosa masih tetap merupakan kenyataan dalam kehidupan kita. Kehidupan beriman menempatkan kita dalam pergumulan antara dosa dan anugerah, antara yang lama dan yang baru. Roh Kudus menginsafkan kita tentang dosa dan kebenaran serta membawa kita kepada pertobatan dari hari ke hari. Ia meyakinkan dan menghiburkan kita akan kepastian kemenangan kita.

  6. Orang beriman sebagai ciptaan baru tidak dapat lagi hidup di dalam dosa, melainkan kehidupannya merupakan suatu persembahan hidup. Beramal dan berbuat kebajikan bukan merupakan keharusan, melainkan adalah pola hidup dan kebudayaan kita sebagai buah-buah iman bagi kemuliaan Allah.

BAB VI - UMAT ALLAH

  1. Allah telah memanggil dan memilih satu umat dan mendirikan Gereja-Nya sebagai persekutuan orang-orang percaya, milik kepunyaan-Nya untuk menjadi berkat bagi semua bangsa. Ia mengadakan satu perjanjian dengan umat-Nya berdasarkan kasih setia-Nya dalam perwujudan rencana penyelamatan-Nya di dalam Yesus Kristus. Allah memanggil umat ini dengan perantaraan Roh dan Firman-Nya keluar dari kegelapan masuk ke dalam terang Allah yang ajaib, dari bukan umat menjadi umat Allah yang kudus.

  2. Umat Allah ini adalah persekutuan baru, milik Yesus Kristus, yang menata kehidupannya berdasarkan Firman Allah, dan bukan menurut kaidah-kaidah kehidupan lama atau kuasa apapun juga. Berdasarkan Firman Allah itu dan di bawah pimpinan Roh Kudus, umat Allah menjalankan tugas nabiahnya untuk meyakinkan dunia tentang dosa dan kebenaran.

  3. Umat Allah diutus ke dalam dunia untuk dunia; berada di dalam dunia, tetapi bukan dari dunia. Dalam keberadaannya Gereja merupakan penumpang dan pendatang. Gereja harus rela menderita sebagai tanda kesetiaannya apabila dunia membenci dan menganiayanya. Kekuatannya terletak di dalam kemenangan Tuhan.

  4. Persekutuan baru ini adalah Tubuh Kristus, keluarga Allah, dengan Kristus sebagai Kepala. Karena itu persekutuan ini hidup dalam satu persaudaraan dengan kedudukan yang sama, tanpa pembedaan ras, bangsa, suku dan lapisan-lapisan sosial. Roh Kudus, yang tinggal di dalamnya membagi-bagikan dari kepelbagaian karunia kepada masing-masing anggota untuk pembangunan Tubuh Kristus.

  5. Persekutuan baru ini, sebagai buah sulung kerajaan Allah menampakkan diri dengan menembus segala tembok pemisah di dalam struktur dan pola kehidupan lama dengan segala penampakannya. Setiap kegiatannya adalah tanda dari kehidupan baru itu, baik bila jemaat berkumpul maupun bila menyebar, untuk melayani dan bersaksi di tengah-tengah dunia.

  6. Umat Allah sebagai Tubuh Kristus bukanlah suatu persekutuan yang statis dan hidup bagi dirinya sendiri, melainkan jemaat adalah satu arak-arakan yang dinamis dan terbuka serta mengundang semua orang melalui kesaksian hidup, pelayanan dan pemberitaannya untuk ikut dalam arak-arakan itu menuju kepada kepenuhan hidup di dalam Kerajaan Allah.

  7. Arak-arakan ini senantiasa dibina dan dipelihara oleh Roh Kudus dan Firman Allah di dalam seluruh kehidupan dan segala kegiatannya di tengah-tengah dunia. Hari Minggu adalah Hari Tuhan yang diberikan kepada kita untuk secara khusus bersekutu dengan Allah dan dengan sesama saudara. Pada hari itu persekutuan nampak di dalam puji-pujian, doa, pembacaan dan pemberitaan Firman, pengakuan, persembahan, Baptisan dan Perjamuan Kudus.

  8. Yesus Kristus mengaruniakan kepada gereja-Nya sakramen Baptisan dan Perjamuan Kudus sebagai alat anugerah, tanda perjanjian-Nya, yaitu Firman yang kelihatan. Kedua sakramen itu adalah tanda dan meterai anugerah keselamatan berdasarkan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Sakramen adalah jaminan keselamatan kita untuk menghiburkan kita dan menguatkan iman kita. Air, roti dan anggur di dalam sakramen tidak mempunyai kekuatan dalam dirinya sendiri. Anugerah yang ditandai dan dimeteraikannya baru berlaku bagi kita bila kita menerimanya dengan iman yang sungguh.

  9. Sakramen adalah Firman yang kelihatan, sebab itu tidak dapat dipisahkan dari pemberitaan Firman. Sakramen adalah tanda persekutuan. Baptisan menandakan bahwa kita termasuk anggota Tubuh Kristus dan Perjamuan Kudus menandakan bahwa kita bersekutu dengan Kristus dan sesama anggota. Baptisan dan Perjamuan Kudus sebagai tanda perjanjian Allah dan persekutuan tidak dapat dipisahkan satu daripada yang lain.

  10. Di dalam Baptisan kita dibaptiskan ke dalam kematian Kristus dan dengan demikian kita disucikan dari segala dosa kita dan dibangkitkan bersama Kristus kepada kehidupan baru. Baptisan dilayankan satu kali saja kepada setiap anggota jemaat, baik yang dewasa maupun anak-anak. Berdasarkan perjanjian Allah, anak-anak anggota jemaat wajib dibaptiskan. Orangtua Bertanggung jawab membimbing anakanaknya kepada pengenalan akan Yesus Kristus untuk sendiri mengaku imannya.

  11. Perjamuan Kudus adalah jaminan bagi kita, bahwa dosa kita telah diampunkan di dalam Yesus Kristus dan kita telah bangkit kepada kehidupan baru dalam persekutuan dengan Dia. Di dalam Perjamuan Kudus, Yesus Kristus hadir di dalam Roh-Nya dan kita merayakannya sebagai pesta buah sulung dari sukacita yang abadi.

  12. Yesus Kristus memerintah jemaat-Nya dengan mengangkat pejabat-pejabat khusus untuk melayani, memerintah dan memperlengkapi orang-orang kudus agar mereka dapat melaksanakan fungsinya dalam jabatan am orang percaya di tengah-tengah dunia ini. Wibawa seorang pelayan terletak di dalam penugasan Yesus Kristus sendiri dan dalam ketaatan, pengabdian serta kesetiaan kepada-Nya.

  13. Setiap Gereja setempat di mana Firman Allah secara teratur diberitakan, kedua sakramen dilayankan, fungsi kerasulan dijalankan, dan disiplin dilaksanakan, adalah penampakan penuh dari Gereja yang am, yaitu umat yang satu itu. Dengan demikian setiap Gereja atau jemaat berada dalam hubungan oikumenis dengan Gereja atau jemaat lain. Umat Allah sebagai Tubuh Kristus adalah satu dan Kristus adalah Kepalanya.

BAB VII - DUNIA

  1. Dunia ini dan segala sesuatu yang ada di dalamnya adalah ciptaan Allah yang baik. Yang diciptakan bukan ilahi dan oleh karena itu tidak boleh disembah atau ditakuti.

  2. Ketidak lestarian dunia dan alam semesta disebabkan oleh dosa yang telah merusak hubungan antara Allah dengan manusia dan antara manusia dengan sesamanya. Oleh karena itu dunia dan alam semesta membutuhkan pula pembebasan dan pembaharuan.

  3. Dunia ini yang telah dirusakkan oleh dosa penuh dengan kuasakuasa kegelapan sehingga manusia hidup dalam ketakutan dan kepercayaan kepada berbagai tahyul dan jimat serta memakai segala macam cara untuk mengamankan kehidupannya, tetapi Yesus Kristus terang dunia itu, telah menaklukkan segala kuasa kegelapan itu.

  4. Agama-agama dengan lembaga-lembaga keagamaan adalah penampakan kesadaran manusia tentang adanya Allah atau sesuatu kuasa di luar kehidupannya yang ia takuti dan sembah. Agama yang benar dan yang membawa kepada keselamatan ialah yang berdasarkan penyataan Allah yang khusus di dalam Yesus Kristus.

  5. Kehidupan manusia berada dalam ketidakseimbangan, yang terutama nampak dalam pembedaan dan perbedaan kedudukan sosial ekonomis, yang dilegalisasi di dalam berbagai struktur masyarakat, baik tradisional maupun modern. Struktur-struktur sosial ekonomis yang menyebabkan ketidakadilan memerlukan perombakan dan pembaruan oleh kuat kuasa Roh Kudus agar sesuai dengan kehendak Allah.

  6. Pemerintah dan lembaga-lembaganya adalah alat di tangan Tuhan untuk menyelenggarakan kesejahteraan, keadilan dan kebenaran serta memerangi kejahatan dalam tanggung jawab kepada Tuhan dan kepada rakyat. Ia harus senantiasa berada di bawah kritik Firman Allah. Oleh sebab itu, kita wajib mendoakan dan membantu pemerintah agar ia dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan kehendak Allah untuk kesejahteraan manusia.

  7. Berbudaya adalah tugas dari Allah. Kebudayaan adalah kegiatan akal dan rasa manusia dalam mengolah dan menguasai alam untuk kebutuhan kehidupan jasmani dan rohani. Sebab itu kebudayaan harus dinamis dan diperkembangkan senantiasa di dalam suatu pergumulan rangkap yaitu pergumulan manusia dalam hubungannya dengan Allah dan dunia.

  8. Adat istiadat adalah kebiasaan-kebiasaan yang mengatur kehidupan bermasyarakat berdasarkan kaidah-kaidah dan keyakinan masing-masing masyarakat atau kelompok dan golongan. Sebab itu tidak dapat dipisahkan dari keyakinan dan agama, sehingga kita wajib menguji setiap adat apakah ia sesuai dengan kehendak Allah atau tidak.

  9. Nikah sebagai persekutuan kasih adalah anugerah dan tugas dari Allah yang harus dibina dan dipertanggungjawabkan untuk kemuliaan Allah. Nikah dan keluarga yang sejahtera merupakan dasar untuk masyarakat dan bangsa yang sejahtera. Oleh sebab itu kita wajib memeliharanya di dalam kesucian hidup sesuai dengan kehendak Allah.

  10. Ilmu pengetahuan adalah anugerah Allah yang dapat membawa manusia kepada usaha pembangunan untuk perbaikan dan pengembangan kehidupan bagi kemuliaan Allah. Anugerah Allah itu menuntut tanggung jawab yang besar karena kecenderungan manusia menyalahgunakan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan diri, kelompok dan golongan masing-masing, merusakkan alam, saling membinasakan dan bahkan menyangkal Allah.

  11. Dunia ini dengan segala lembaga di dalamnya yang dikacaukan oleh dosa tetap dikasihi, dipelihara dan diperintah oleh Allah di dalam kesetiaan-Nya. Allah sudah dan sedang membebaskan serta membaharui dunia ini di dalam Yesus Kristus menuju kepada kepenuhannya di dalam langit dan bumi baru.

BAB VIII - ZAMAN AKHIR

  1. Zaman akhir telah mulai dengan kedatangan Yesus Kristus. Di dalam kebangkitan-Nya kita dibangkitkan kepada suatu hidup baru yang penuh pengharapan.

  2. Yesus Kristus yang telah naik ke sorga akan datang kembali dalam kemuliaan-Nya sebagai Hakim dan Juruselamat untuk mewujudkan keselamatan dalam kesempurnaan Kerajaan Allah. Sebab itu dengan sangat rindu kita menantikan saat itu.

  3. Pada saat kedatangan-Nya kembali, yang tidak seorang pun mengetahuinya, Ia akan menghakimi segala orang yang hidup dan yang mati menurut iman dan perbuatannya. Dunia akan dimurnikan, dipulihkan dan dibaharui menjadi dunia yang lestari.

  4. Kebangkitan adalah kebangkitan manusia seutuhnya, setiap orang percaya akan dibangkitkan kepada kehidupan yang baru di dunia baru, sedangkan setiap orang yang tidak percaya berada di luar persekutuan dengan Allah, dalam penghukuman yang kekal.

  5. Upah dosa ialah maut. Maut adalah kematian manusia seutuhnya. Mencari hubungan dengan arwah, menyembahnya dan mengharapkan berkat daripadanya, adalah usaha yang sia-sia serta merusakkan hubungan dengan Allah dan itu adalah dosa.

  6. Hidup di dalam hubungan dengan Allah adalah hidup yang kekal, yang tidak dapat ditiadakan oleh kuasa apapun. Allah dalam kuasa dan kasih setia-Nya melanjutkan hubungan itu, sehingga setiap orang percaya sesudah mati, berada bersama-sama dengan Kristus. Setiap orang yang tidak percaya berada di luar persekutuan dengan Kristus.

  7. Kehidupan yang kekal adalah kehidupan dalam relasi yang sudah dipulihkan antara Allah dengan manusia, manusia dengan sesamanya dan antara manusia dengan alam, dan akan disempurnakan dalam langit dan bumi baru, di mana Allah disembah dan dimuliakan selama-lamanya.

  8. Kehidupan yang kekal ini memberikan makna kepada kehidupan kita, kini dan di sini. Sehingga segala sesuatu yang dilakukan dalam persekutuan dengan Yesus Kristus tidak sia-sia. Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia dan kepada Dia. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.

Image

Kutipan Keputusan KUGT

Pengakuan Gereja Toraja secara definitif telah disahkan oleh Rapat Komisi Usaha Gereja Toraja Lengkap, tanggal 27 Nopember 1981, sebagai keputusan No. 24 atas nama Sinode Am ke XVI, tahun 1981, di Makale.

Pengakuan Gereja Toraja ini adalah tanda pemeliharaan Tuhan terhadap gereja-Nya untuk memahami dirinya dan untuk menjalankan tugas panggilannya di tengah-tengah dunia.

Image

Referensi :

Untuk penjelasan lebih lengkap tentang Pengakuan Gereja Toraja, dapat membaca buku berjudul : PENGAKUAN GEREJA TORAJA, cetakan PT. Sulo, tahun 2023.

Image

Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Klasis Kalimantan Timur & Tengah
Wilayah V Kalimantan.

Badan Hukum: Keputusan Menteri Agama R.I. No.26 Tahun 1971, dan Keputusan Menteri Dalam Negeri R.I. No.: 61/DJA/1973

Alamat :

Jl. DI Panjaitan No.27 Samarinda
Kalimantan Timur, Indonesia0

Kontak Pelayanan :

(+62) 541 734508

Email :

tatausaha@gtjemaatsamarinda.org

Website :

https://gtjemaatsamarinda.org

Pendeta Jemaat :

Pdt.Joice Limbong (082158239828)
Pdt.Alexzander Bilang (081342517205)

Komisi PLM :

Pnt. Hermin Mongan (081347732609)

Staf Administrasi :

Dkn. Zet Borong (081346315152)

Staf Keuangan :

Sdr. Obednego (085250906856)

©Tim Pengelola Website Jemaat Samarinda