Image
SEKILAS GEREJA TORAJA

Awal Mula Injil Masuk Toraja

Perjuangan Gereja Toraja berawal dari benih injil yang ditaburkan oleh guru-guru sekolah Landschap anggota Indische Kerk-Gereja Protestan Indonesia, yang dibuka oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1908. Para guru ini berasal dari Ambon, Minahasa, Sangir, Kupang, dan Jawa. Atas pimpinan dan kuasa Roh Kudus, terjadilah pembaptisan yang pertama pada tanggal 16 Maret 1913 kepada 20 orang murid sekolah Lanschap di Makale oleh Hulpprediker F. Kelleng dari Bantaeng.

Pemberitaan injil kemudian di lanjutkan secara intensif oleh Gereformerde Zendingsbond (GZB). GZB adalah sebuah badan zending yang didirikan oleh anggota-anggota Nederlandse Hervormde Kerk NHK yang menganut paham gereformeerd. Utusan pertama GZB adalah Pdt. A.A. van de Loosdrecht yang tiba di Tana Toraja 7 Nopember 1913 dan hanya melayani dalam waktu singkat karena menjadi martir pada tanggal 26 Juli 1917.

Image

BERDIRINYA GEREJA TORAJA

Setelah karya para zendeling, Injil terus berkembang dengan berdirinya sejumlah jemaat, hingga pada Persidangan Sinode I, yang dilaksanakan pada tanggal 25-28 Maret 1947 di Rantepao. Hasil Sidang Sinode I yang dihadiri 35 utusan dari 18 Klasis tersebut, memutuskan bahwa orang-orang Toraja yang menganut agama Kristen bersekutu dan berdiri sendiri dalam satu institusi gereja yang diberi nama “Gereja Toraja". Dalam aras ekumene, Gereja Toraja telah menjadi anggota PGI sejak awal terbentuknya di Malino tahun 1947 dengan bentuk Presbiterial Sinodal yang berarti pengaturan tata hidup dan pelayanan gereja yang dilaksanakan oleh para presbiter yang terdiri dari Pendeta, Penatua dan Diaken dalam suatu jemaat dengan keterikatan dan ketaataan dalam lingkup pelayanan yang lebih luas yaitu Klasis, Sinode Wilayah, dan Sinode.

Tahun 1950, Gereja Toraja menjadi anggota Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI). Selanjutnya tahun 1964 menjadi anggota Konferensi Kristen Asia atau CCA (The Christian Conference of Asia) dan tahun 1967 menjadi anggota Deawan Gereja-Gereja Se-Dunia atau WCC (World Council of Churches).

Saat ini, Gereja Toraja juga menjadi anggota Persekutuan Gereja-Gereja Reformed se-Dunia atau WCRC (World Communion of Reformed Churces), dan anggota Misi Penginjilan Internasional dalam Solidaritas Persahabatan atau International EMS Fellowship (International Evangelical Mission in Solidarity Fellowship).

Beberapa Gereja tua yang sudah berdiri sebelum masa kemerdekaan :

Image

Jemaat Buntu Masakke Kondoran - Sangalla'

Gedung tua didirikan pada tahun 1920 akan tetapi pada tahun 1974 gedung ini mengalami renovasi akibat musibah angin puting beliung. Renovasi total yang menghilangkan arsitektur asli dan diganti arsitektur modern.

Gedung ini juga mempunyai tulisan bahasa Toraja pada dinding depan gedung, dengan tulisan yang berbunyi: "A'riri Bassinna Puang Matua, Dipabendan Paloloan Tiranduk Pa'bala'baran".

(Foto : 1928)

Image

Jemaat Sima - Simbuang

Salah satu Gereja tertua di Toraja yang dibangun pada tahun 1924-1931 oleh masyarakat Simbuang pada jaman Belanda.

Masyarakat Simbuang masih mempertahankan keaslian bangunan gereja sampai saat ini.

Di pintu depan gedung gereja ada prasasti yang ditulis dalam bahasa Toraja "Sondana Eran Dilangi', Ditoentoen Lan Te Banoea".

(Foto : tahun tidak diketahu).

Image

Jemaat Kalambe' - Tikala

Gedung tua ini dibangun 1936-1938. Namun saat ini sudah direnovasi dan menjadi bentuk gedung modern.


(Foto : tahun tidak diketahu).

Sumber : Akun Facebook - Toraja Tempo Dulu

GEREJA TORAJA SAAT INI

Pada pertengahan tahun 2022, Gereja Toraja beranggotakan 262.171 jiwa dengan 1.144 Jemaat yang terbagi dalam 95 Klasis dan dalam 6 Wilayah Pelayanan serta tersebar di 17 propinsi di seluruh Indonesia. Dalam sepanjang sejarahnya, hingga kini 1.234 warga Gereja Toraja telah menerima pengurapan sebagai pendeta, 980 di antaranya sedang melayani di Jemaat, dan 38 lainnya sebagai Pendeta Tugas Khusus.

PENGAKUAN IMAN GEREJA TORAJA

Gereja Toraja bersama dengan gereja di segala abad dan tempat menerima Pengakuan Iman Rasuli, Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel, dan Pengakuan Iman Athanasius. Sedangkan dengan ikatannya dalam tradisi Reformasi, Gereja Toraja juga memiliki rumusan Pengakuan Iman Gereja Toraja yang tidak lepas pengakuan yang bernama “Tiga Naskah Keesaan”, yaitu Katekismus Heidelberg, 37 Pasal Pengakuan Gereformeerd, dan 5 Doktrin Dordrecht“.

TATA LITURGI

Jenis Liturgi yang saat ini digunakan dalam Ibadah di Gereja Toraja, adalah sbb :

  • Liturgi Ibadah Hari Minggu

  • Liturgi Ibadah Khusus (Pernikahan dan pemakaman)

  • Liturgi Ibadah Rumah Tangga

  • Liturgi Ibadah Hari Raya Gerejawi, terdiri dari : Ibadah Malam Tahun Baru, Hari Tahun Baru, Epifania, Transifgurasi, Minggu-minggu Sengsara, Rabu Abu, Palmarum, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Sunyi, Paskah, Kenaikan Yesus Kristus, Pentakosta, Hari Kemerdekaan RI, Natal, Minggu-minggu Adven dan hari raya pelaksanaan ibadah Gerejawi lainnya.

BADAN PEKERJA SINODE (BPS)

Sejak berdiri sebagai sebuah sinode mandiri pada tanggal 25 Maret 1947, Gereja Toraja sudah 25 kali melaksanakan Sidang Sinode Am. Yang terbaru adalah Sidang Sinode Am XXV, yang berlangsung selama 5 hari, dari tanggal 18 s.d 22 Oktober 2021 di Kanuruan, Sidang Sinode kali ini dilaksanakan dalam masa Pandemi Covid-19.

Berikut adalah susunan pengurus Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja periode tahun 2021–2026 :

  • Ketua Umum : Pdt. Dr. Alfred Yohanes Rantedatu Anggui, M.Th.

  • Ketua I: Pdt. Suleman Allo Linggi, S.Th, M.Si

  • Ketua II: Pdt. Musa Sikombong, M.Th.

  • Ketua III: Pnt. Ir. Yance Nempo Tangkeallo

  • Ketua IV: Pnt. Dr. Ir. Theo Kristian Seleng, M.M.

  • Ketua V: Pdt. Yusuf Paliling, M.Th.

  • Sekretaris Umum: Pdt. Dr. Christian Tanduklangi, M.Th.

  • Wakil Sekretaris Umum: Dkn. Yunus Buana Patiku, S.E., S.K.M.

  • Bendahara Umum: Pnt. Ny. Evalina Popang, S.E.

BADAN VERIFIKASI SINODE (BVS)

Berikut adalah Badan Verifikasi Sinode (BVS) Gereja Toraja periode tahun 2021–2026 yang merupakan hasil Sidang Sinode Am XXV di Kanuruan sebagai berikut :

  • Ketua: Dkn. Elianus Samben, S.P., M.M.

  • Wakil Ketua: Dkn. Drs. Marthen Gaga Sumule, M.Min.

  • Sekretaris: Dkn. Esrom Pakidi, S.Pd., M.Si.

  • Anggota:

    • Pnt. Ir. Daniel Tandi

    • Pnt. Dr. Set Asmapane, M.Si., Ak., C.A., C.T.A., C.P.A.

WILAYAH PELAYANAN

Saat ini Gereja Toraja terbagi atas 6 wilayah pelayanan dalam lingkup Sinode Wilayah, yaitu terdiri atas :

Sinode Wilayah I Tana Luwu : meliputi wilayah Kota Palopo, Kabupaten Luwu, Kabupaten Luwu Utara, dan Kabupaten Luwu Timur. Sinode wilayah ini juga mencakup Provinsi Sulawesi Tenggara.

Daftar Klasis

Sinode Wilayah II Rantepao : meliputi seluruh wilayah Kabupaten Toraja Utara dan Kecamatan Kurra serta sebagian Kecamatan Rantetayo di Kabupaten Tana Toraja.

Daftar Klasis

Sinode Wilayah III Makale : meliputi seluruh wilayah Kabupaten Tana Toraja, kecuali Kecamatan Kurra dan sebagian Kecamatan Rantetayo, serta sebagian di Kabupaten Enrekang.

Daftar Klasis

Sinode Wilayah IV Makassar : meliputi wilayah Kota Makassar, Kota Parepare, Kabupaten Maros, Kabupaten Gowa, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Sidenreng Rappang, Kabupaten Barru, Kabupaten Soppeng, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Wajo, Kabupaten Bone, Kabupaten Sinjai, dan daerah Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Sinode wilayah ini juga mencakup wilayah Pulau Jawa, Kota Kupang Nusa Tenggara Timur, Kota Batam Kepulauan Riau, Kota Pontianak Kalimantan Barat, bahkan meluas ke Malaysia.

Daftar Klasis

Sinode Wilayah V Kalimantan : meliputi wilayah Pulau Kalimantan, kecuali Kota Pontianak.

Daftar Klasis

Sinode Wilayah VI Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat : meliputi wilayah Provinsi Sulawesi Tengah dan Provinsi Sulawesi Barat, kecuali daerah Kabupaten Polewali Mandar.

Daftar Klasis

KOMISI GEREJA TORAJA

1. Komisi Liturgi dan Musik (KLM)

KLM adalah salah satu Unit Kerja BPS Gereja Toraja yang muncul dari kesadaran mengenai ritus peribadatan sebagai puncak perjumpaan antara Allah dengan umat-Nya. KLM berkonsentrasi pada suatu upaya pembinaan warga gereja untuk mempersiapkan dan melaksanakan ibadah-ibadah jemaat, dengan pemahaman dan penghayatan mendalam mengenai makna ibadah sebagai puncak perjumpaan dengan Allah. Upaya itu dilakukan, baik melalui pembinaan-pembinaan mengenai Liturgi dan Musik, penyusunan Tata Ibadah Perayaan Hari Raya Gerejawi, maupun penyediaan dan pengembangan sarana peribadatan. Semua upaya tersebut dikonstruksi dengan berdialog dengan tradisi liturgi Protestan, konteks Toraja dan perkembangan kontemporer.

2. Komisi Pembinaan Warga Gereja (PWG)

PWG merupakan unit kerja pada Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja yang bekerja dan melayani dengan sebuah visi: terwujudnya kehidupan warga jemaat yang terus bertumbuh dewasa dalam iman, sehingga mampu mewujudkan buah-buah panggilannya dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat.[9] Untuk mencapai visi tersebut, Komisi PWG memiliki misi meningkatkan kualitas iman dan hidup warga Gereja Toraja melalui peningkatan kualitas pemahaman, penghayatan dan ketaatan dalam memberlakukan Firman Tuhan. Sehubungan dengan itu, agenda prioritas Komisi PWG ke depan ialah: Peng-akar-an Injil, Pem-budaya-an Iman Kristen, dan Transformasi Sosial.

3. Komisi Pekabaran Injil (KPI)

KPI adalah implementasi dari pemahaman, bahwa gereja adalah misi dan gereja yang hidup adalah gereja yang memberitakan injil. Karena itu Gereja Toraja dengan sengaja dan terencana mengutus sejumlah tenaga khusus pendeta, Guru PI dan Bidan PI ke berbagai wilayah yang dipandang perlu untuk bersaksi, mempersekutukan dan membangun kehidupan. Kita perlu terus saling memperlengkapi, menopang dan mengasihi dalam berbagai wujudnya. Pada akhirnya, kehidupan penuh Damai Sejahtera Bagi Semua, sebagaimana yang di kehendaki oleh Yesus Kristus, sungguh dapat terwujud.

4. Komisi Pastoral

5. Komisi Hubungan Gereja Dan Negara

6. Komisi Ekonomi Dan Pengembangan Aset

7. Komisi HIV / AIDS Dan NAPZA

8. Komisi Perlindungan Anak Dan Advokasi

ORGANISASI INTRA GEREJAWI (OIG)

Organisasi Intra Gerejawi sebegai organisasi kategorial Gereja Toraja saat ini adalah :

  1. Sekolah Minggu Gereja Toraja (SMGT). Berdiri pada tanggal 27 Februari 1955, yakni pada saat Sidang Sinode Am V tahun 1955 di Rantepao.

  2. Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT). Berdiri pada tanggal 11 Desember 1962.

  3. Persekutuan Wanita Gereja Toraja (PWGT). Berdiri pada tanggal 4 Desember 1966. Sebelum wadah PWGT terbentuk sudah ada kegiatan wanita dalam jemaat yang disebut Kaum Ibu. Kelompok Kaum Ibu di Makassar, diberi nama Kaum Ibu Elim, di Makale disebut Kaum Ibu Ora et Labora dan di kota Rantepao disebut Kaum Ibu Dorkas serta di Jemaat Bua Tallulolo Kesu’, disebut Kaum Ibu Ester. Mereka mengambil nama-nama dari Alkitab untuk memberi makna kaum ibu saat itu.

  4. Persekutuan Kaum Bapak Gereja Toraja (PKBGT). Berdiri pada tanggal 31 Oktober 2008.

YAYASAN GEREJA TORAJA

Yayasan Gereja Toraja yang didirikan untuk mendukung pelayanan, adalah :

  • Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Makale

  • Yayasan Kesehatan Gereja Toraja

  • Yayasan Perguruan Kristen Toraja

  • Yayasan Perguruan Kristen Toraja Luwu

  • Yayasan Perguruan Kristen Toraja Makassar

  • Yayasan Insan Mandiri Terpadu

  • Yayasan Marampa' Tallulolona

  • Yayasan Van de Loosdrecht

  • Yayasan Motivator Pembangunan Masyarakat

  • Yayasan Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat

BIRO GEREJA TORAJA

Biro Gereja Toraja yang didirikan untuk mendukung pelayanan, adalah :

  • Biro Kesejahteraan Gereja Toraja

  • Biro Hukum Gereja Toraja

  • Biro Data Center Dan Administrasi Digital

  • Biro Informasi, Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat

UNIT PELAYANAN GEREJA TORAJA

Unit Pelayanan Gereja Toraja yang didirikan untuk mendukung pelayanan, adalah :

  • RS. Elim Rantepao

  • Institut Theologi Gereja Toraja

  • Pusat Pelayanan Tangmentoe

  • Panti Asuhan Kristen Tagari

  • PT. SULO

  • PT. BANK TORAYA

STRUKTUR GEREJA

Struktur Gereja Toraja disusun berdasarkan sistem penataan gereja presbiterial-sinodal yang terdiri dari empat lingkup Kepemimpinan gerejawi, yaitu: Jemaat, Klasis, Sinode Wilayah, dan Sinode.

  • Jemaat adalah lingkup yang paling dasar di Sinode Gereja Toraja dan dipimpin oleh Majelis Gereja yang anggotanya terdiri dari semua pejabat-pejabat gerejawi meliputi Pendeta, Penatua, dan Diaken.

  • Klasis adalah lingkup yang lebih luas dari Jemaat dan terdiri dari Jemaat-jemaat yang berada di Klasis bersangkutan serta dipimpin oleh Badan Pekerja Klasis.

  • Sinode Wilayah adalah lingkup yang lebih luas dari Klasis dan terdiri dari beberapa Klasis yang berada dalam lingkup pelayanan Sinode Wilayah bersangkutan serta dipimpin oleh Badan Pekerja Sinode Wilayah.

  • Sinode adalah lingkup yang paling luas dan terdiri dari semua Sinode Wilayah yang berada di Sinode serta dipimpin oleh Badan Pekerja Sinode.

Image

KANTOR PUSAT :

Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja

Tongkonan Sangullele

Jl. Ahmad Yani No. 45 Kelurahan Singki', Kecamatan Rantepao, Kabupaten Toraja Utara, Provinsi Sulawesi Selatan 91831 Indonesia

Image

Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Klasis Kalimantan Timur & Tengah
Wilayah V Kalimantan.

Alamat :

Jl. DI Panjaitan No.27 Samarinda
Kalimantan Timur, Indonesia0

Kontak Pelayanan :

(+62) 541 734508

Email :

tatausaha@gtjemaatsamarinda.org

Website :

https://gtjemaatsamarinda.org

Pendeta Jemaat :

Pdt.Joice Limbong (082158239828)
Pdt.Alexzander Bilang (081342517205)

Komisi PLM :

Pnt. Hermin Mongan (081347732609)

Staf Administrasi :

Dkn. Zet Borong (081346315152)

Staf Keuangan :

Sdr. Obednego (085250906856)

© 2024 Tim Pengelola Website Jemaat Samarinda