Image
BAHAN KHOTBAH PWGT

23 MARET - 29 MARET 2025

INDAH RENCANA TUHAN

Ayub 42 : 1 - 6

Image

Tujuan : Agar PWGT berjuang dalam memaknai hidup yang begitu berharga Tuhan karuniakan

Berbicara tentang rencana, tentu setiap kita memiliki banyak rencana dalam menjalani hidup. Baik rencana pribadi, rencana keluarga, rencana pelayanan dalam persekutuan dan rencana ditempat tugas. Rencana itu dibuat dengan harapan bahwa apa yang kita lakukan boleh mencapai tujuan seperti yang kita ingini, dengan hasil yang maksimal. Namun kadang ada rencana yang telah tersusun dengan baik tidak terlaksana atau tidak berjalan sesuai dengan planning karena berbagai alasan atau menghadapi tantangan. Dan sering ada rasa kecewa, marah atas situasi atau tantangan yang dihadapi.

Ibu-ibu yang kekasih dalam Tuhan. Ayub seorang yang saleh dan jujur, takut akan Tuhan, menjauhi kejahatan (1:1) dan terkaya dari semua orang di sebelah timur (1:2).Hidup kesalehan nya dan takut akan Tuhan dibuktikan, setiap kali anak-anaknya selesai berpesta, mereka dipanggil untuk dikuduskan dan Ayub mempersembahkan korban bakaran karena berpikir jangan sampai anak-anaknya berbuat dosa dan mengutuki Allah. Bahwa dia yang terkaya dibuktikan dengan tujuh anak laki-laki, tiga anak perempuan, tujuh ribu kambing domba, lima ratus keledai betina, budak-budak dalam jumlah yang banyak.

Bisa membayangkan kehidupannya? Tentu bahagia, sejahtera. Namun kebahagiaan dia terusik oleh iblis yang datang mencobainya. Dalam waktu sekejap kebahagiaannya direnggut, anak-anaknya mati, hartanya habis, istri dan sahabat-sahabatnya mencemooh, menyalahkan dia. Semua asa dan harapan menjadi pupus, termasuk tentunya rencana-rencana hidupnya.

Ketika menghadapi hal yang sama bagaimana perasaan kita dan apakah yang akan kita lakukan? (beri kesempatan peserta ibadah untuk memberi respon atau jawaban)

Apakah Ayub melakukan hal yang sama? (baca pasal 1:22, 2:10b). Ayub pun berkeluh kesah dan bertanya tentang kondisi yang dialaminya tetapi dia tidak berbuat dosa.

Ibu-ibu yang kekasih dalam Tuhan. Pembacaan kita saat ini merupakan babak-babak akhir dari kisah hidup Ayub. Setelah semua yang dialami, Ayub, ia kembali merenung dan dengan penuh kerendahan hati dalam kesadaran mengakui bahwa Tuhan adalah Allah yang Mahakuasa yang jauh lebih tinggi melampaui pengertiannya. Ia tunduk pada penyataan Allah kepada dirinya melalui cobaan-cobaan yang dihadapinya. Ayub mengaku bahwa : Allah melakukan segala sesuatu dengan baik dan bahwa segala sesuatu yang diizinkan Allah terjadi itu dilaksanakan dalam hikmat dan tujuan bahkan penderitaan orang benar mempunyai makna dan tujuan ilahi (ay 1).

Ayub mengakui bahwa cara-cara Allah ada diluar jangkauan pemahaman manusia. Kini dengan penampakan dan penyataan Allah perspektif Ayub berubah. Ayub siap untuk tunduk dan melayani Allah, apapun yang terjadi atas dirinya dan berserah kepada Allah dalam iman, pengharapan dan kasih.

Ayub yang sebelumnya berdoa untuk melihat Sang Penebus; kini kerinduan itu terpenuhi. Firman dan kehadiran Allah membawa suatu penyataan yang lebih besar tentang sifat dan jalan Allah bagi Ayub. Melalui pengalaman pribadi ini, Ayub diubah oleh suatu kesadaran akan pengampunan, kepercayaan yang dibaharui akan kebaikan Allah dan pengakuan yang menentramkan hati akan kasih Allah. Duduk dalam debu dan abu menandakan bahwa Ayub menyesal dan menyadari bahwa dia diciptakan dari debu dan tanah, yang begitu rapuh.

Ibu-ibu yang dikasihi Tuhan, apa yang dialami Ayub juga menjadi jaminan bagi kita bahwa Tuhan akan menerima pertanyaan kita yang tulus ketika kita mengalami kesulitan atau penderitaan yang tidak bisa dijelaskan. Allah itu sabar dan menaruh empati terhadap kelemahan-kelemahan, salah pengertian dan bahkan kemarahan kita (Ibrani 4:15), seperti halnya dengan Ayub, apabila kita tahan menderita, Allah akan menyatakan kehadiran-Nya dan menyampaikan perhatian-Nya kepada kita. Karena itu teruslah percaya pada rancangan Tuhan dalam hidup kita bahwa Dia tidak pernah merancangkan kecelakaan tetapi rancangan Damai sejahteralah yang Dia sediakan (Yeremia 29 : 11), meskipun kadang gelap,kelam kita hadapi tapi tangan Tuhan selalu menopang. Dalam hidup ini ada banyak hal yang sering membuat kita ragu (pesimis), karena seperti berjalan dipadang gurun yang gersang, namun dalam situasi apapun dan bagaimanapun, Tuhan sanggup melakukan sesuatu yang tidak pernah kita pikirkan dan rencana-Nya tidak pernah gagal. Tuhan tidak pernah keliru dalam rancangan-Nya. Karena itu ibu-ibu yang kekasih mari meneruskan perjalanan kita dengan terus hidup didalam tuntunan Tuhan, melakukan tugas dan tanggungjawab kita dan percayayakanlah segala sesuatu kepada Tuhan seturut rencana dah kehendak-Nya.

Sebagai kaum perempuan yang memiliki banyak tanggung jawab, sambil berjuang untuk mengangkat tugas dan tanggung jawab itu, sikap berserah kepada Tuhan dan percaya pada rencana-Nya yang indah, akan membuat kita kuat menghadapi berbagai persoalan dan cobaan y. Biarlah hidup kita sungguh menjadi hidup yang bermakna, bagi diri kita, sesame dan terlebih di hadapan Tuhan. Amin……

_______________________________________________

Sumber : Buku Khotbah PWGT 2025
Diterbitkan oleh Pengurus Pusat PWGT

Baca Bahan Khotbah lainnya..

Image

Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Klasis Kalimantan Timur & Tengah
Wilayah V Kalimantan.

Badan Hukum: Keputusan Menteri Agama R.I. No.26 Tahun 1971, dan Keputusan Menteri Dalam Negeri R.I. No.: 61/DJA/1973

Alamat :

Jl. DI Panjaitan No.27 Samarinda
Kalimantan Timur, Indonesia0

Kontak Pelayanan :

(+62) 541 734508

Email :

tatausaha@gtjemaatsamarinda.org

Website :

https://gtjemaatsamarinda.org

Pendeta Jemaat :

Pdt.Joice Limbong (082158239828)
Pdt.Alexzander Bilang (081342517205)

Komisi PLM :

Pnt. Hermin Mongan (081347732609)

Staf Administrasi :

Dkn. Zet Borong (081346315152)

Staf Keuangan :

Sdr. Obednego (085250906856)

©Tim Pengelola Website Jemaat Samarinda