RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Rabu, 24 September 2025

DI DALAM PENGHUKUMAN, ADA PENGAMPUNAN

(Lan Kadiukungan, Nanai Payan Kamasokanan-Na)

 ------- Mazmur 106:40-48 -------

 

Dua pertanyaan yang terkadang muncul dalam proses hidup beriman seseorang, yakni jika Allah adalah kasih, mengapa masih ada penghukuman? atau jika manusia berdosa, mengapa masih ada pengampunan? Dua pertanyaan tersebut seolah-olah mengatakan, bahwa Allah itu plin-plan atau tidak punya pendirian.

Pemazmur dalam bacaan kita hendak menegaskan, bahwa Allah tidak plin-plan atau bukan tidak punya pendirian. Tindakan-Nya yang menghukum dan mengampuni, sebenarnya hendak menjelaskan posisi Allah sebagai yang Mahaadil dalam setiap putusan-Nya. Itu terlihat dalam tindakan-Nya yang menghukum bangsa Israel dengan murka-Nya, namun pada akhirnya tetap mengasihi dengan setia. Pertanyaannya, mengapa Dia menghukum? Ayat 6 menjadi kesaksian pemazmur, bahwa hukuman dinyatakan terhadap setiap tindakan dosa. Mengapa dosa? Karena dosa adalah pemutusan relasi yang benar dengan Tuhan. Pada bagian ini, jelas terlihat bahwa penghukuman Allah sebenarnya adalah proses pemurnian umat yang berdosa. Itulah sebabnya, di dalam penghukuman, ada pengampunan. Pemazmur sungguh menyaksikan itu ketika bangsa Israel memberontak dan hendak melawan Allah, mereka diganjar dengan penghukuman (ayat 41-43). Namun, di dalam penghukuman-Nya itu, Allah tetap mendengar kesusahan dan teriak mereka minta tolong (ayat 44-48). Hal ini menegaskan, bahwa Allah sungguh tidak membiarkan umat-Nya mengalami penderitaan dan penghukuman. Sebaliknya, kasih-Nya yang besar selalu melampaui murka-Nya. 

Jika Allah sedemikian mengasihi umat-Nya, mengapa umat-Nya justru enggan untuk saling mengasihi? Firman-Nya menegaskan, bahwa dalam berbagai kondisi hidup dan suasana hatimu, entah sedang marah ataupun bahagia, jangan pernah berhenti mengasihi dan mengampuni. Amin

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Selasa, 23 September 2025

JANGAN MEMBEDA-BEDAKAN

(Da’ammi Ma’pasisengaran)

 ------- 1 Korintus 9:19-23 -------

 

Dalam hidup bersesama, sikap saling mengasihi dengan tidak membeda-bedakan adalah tindakan yang seharusnya terjalin satu dengan yang lain. Karena dengan mengasihi semua orang, sebuah komunitas akan sehat dan relasi yang terjalin menjadi baik dan membahagiakan. Namun, jika memperhatikan pola hidup orang percaya masa kini, kasih yang merangkul semua orang, tampaknya semakin berkurang. Contohnya, banyak anak muda membuat kelompok-kelompok yang hanya mengasihi dan mementingkan kelompoknya. Di lain sisi, sebagaian orang tua lebih memilih untuk menyibukkan dan mementingkan dirinya sendiri, sehingga anak-anak terabaikan. Sikap mementingkan diri atau kelompok terkadang terjadi dalam Gereja, di mana pelayanan hanya terfokus pada beberapa orang atau kelompok saja, padahal semua orang harus dilayani dalam kasih tanpa membeda-bedakan.
Persoalan seperti itulah yang ditegaskan dalam teks ini, bahwa ketika kita melayani, rangkullah semua orang di dalam kasih. Seperti Paulus, yang ketika ia melayani, dia melayani dalam kerendahan hati. Saat akan membagikan injil Yesus Kristus kepada orang Yahudi, dia masuk ke kehidupan orang Yahudi. Begitupun saat berhadapan dengan ahli Taurat dan orang lemah, Paulus hadir dan menjadi bagian dari mereka. Tindakannya ini bukan berarti dia terbawa arus dan tidak bisa mengendalikan dirinya. Namun, justru menegaskan, bahwa pelayanan itu hendaknya dinyatakan kepada semua orang tanpa membeda-bedakan suku, agama, pendidikan, dll. Tujuannya jelas, agar semua orang merasakan cinta kasih Kristus. Menjadi perenungan bagi segenap orang percaya masa kini, apakah pelayanan yang dilakukan selama ini adalah pelayanan kasih bagi semua orang? Atau justru hanya mementingkan pribadi atau kelompok tertentu? Firman-Nya jelas, yakni pergilah dan layanilah semua orang di dalam kasih bagi semua. Amin

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Senin, 22 September 2025

KAMAUPARANNA TONGAN

(Kebahagiaan yang sesungguhnya)

 ------- Yeremia 9:23-26 -------

 

Lan lingkana katuoanta, buda te mai apa dipomaupa' siadipomasannang. Den tu tau umpomaupa' bati'na belanna silelemo ussangami melo-melo kaletteran utanna. Den duka tu kamauparan ke unno'koi'mi kakuasan sia denmo pangka' dio kalena. Biasa duka to diomai ke denni temai Rambu Solo' dipana'ta' na ganna' temal apa naangkaran to ma'rapu, nakua tau umpokadai maupa' tu to memboko' belanna paria tu panglolloanna lako bati'na. Bu'tu pekutana, kumua den raka tu kamauparan senga', tu ma'din mebaa lako katuoan? Ba'tu dikua apara tu kamauparanna tongan tolino?

lamote tu naparampo Yeremia, kumua nang den ya tu kamauparanna tongan tolino sia misa' duka ri tu kamauparan lan te lino tu lana pomaupa' sia na porongko' tolino, tu laumpabu'tu katuoan. Napokada Yeremia tu ianna te, belanna iatu to Israel attu lato tontong bangmo massattuan lako kamaluteanna, kamatotoranna, sia kasugiranna saelako nabokoi'mo tu Puang sia tae'mo na tandai tonganni tu Puang kapenombanna. lamoto na pakilalai Yeremia kumua, iatu kamauparanna tongan tolino, tae'na ullendu'i manna kamanarangan, kamatotoran, kasuigiran, sangadinna ullendu'i kauntandaianta tongan Puang Matua, kumua iamo Puangna mintu' ma'dandan maritik tu umpalalo kamasokanan, kamalamburan, sia kamaloloan lako mntu' panampa-na ma'ondonganna lako torro to lino. 

lake ditiroi lan lino totemo, butung silomba tonganmo temai tau undakai' tu nasanganna lanapomaupa', iarakaia iatu buda ditiro iamo tu undaka' kamauparan situru' sukaran lino kumua podo ke napouleleanni tau tu tomai apa diampui sia yatemai sara' dipana'ta' kumua maupa'mo ia. la tu kamauparan lino den anggenna, apa ia tu kamauparan lan Puang iamo kamauparan matontongan. Amin

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Minggu, 21 September 2025

TIDAK ADA NAMA LAIN

(Tae’ Sanga Senga’)

 ------- Kisah Para Rasul 4:1-12 -------

 

Jika memperhatikan dunia modern saat ini, tentu setiap orang akan kagum untuk setiap kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuannya. Orang bisa membuat video dalam waktu singkat hanya dengan memanfaatkan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelegence), dan masih banyak lagi kemajuan tehnologi lainnya. Dengan kondisi demikian, tentu setiap orang patut bersyukur kepada Tuhan karena telah menganugerahkan ilmu pengetahuan yang semakin mempermudah manusia dalam banyak hal. Namun, tidak dapat dipungkiri, bahwa perkembangan dunia ini, tampaknya telah membuat sebagian orang terlena dengan kenikmatan duniawi, sehingga berujung pada tindakan menduakan Tuhan. Alhasil, berita tentang nama Yesus dilupakan, bahkan tidak lagi menjadi percakapan, padahal pemberitaan injil Yesus Kristuslah semestinya mewarnai kehidupan setiap orang.

Petrus dan Yohanes pada pengadilan Mahkamah Agama menegaskan, bahwa tidak ada nama lain yang harus diberitakan dan dipercakapkan, selain dari nama Yesus yang Mahamulia dan Mahakasih, serta berkuasa menyembuhkan dan membangkitkan orang. Hal itu disampaikan Petrus ketika dicecar pertanyaan oleh para pemimpin dan tua-tua Yahudi, tentang kuasa yang mereka pakai saat menyembuhkan orang sakit. Pemimpin dan tua-tua Yahudi menanyakan itu, karena kebencian kepada nama Yesus, terlebih ketika mereka tahu bahwa orang percaya bertambah menjadi  5000 orang. Dalam tekanan dan bahkan ancaman, Petrus dengan berani tegas mengatakan, bahwa yang menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati, adalah Yesus yang telah bangkit dari kematian. Pesannya jelas bagi kita, jangan pernah takut memberitakan nama Yesus. Tekunlah dan beranilah memberitakan, bahwa kesembuhan, kebangkitan dan keselamatan hanya ada di dalam nama Yesus Kristus. Amin 

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Sabtu, 20 September 2025


 IA MEMBERI SEMUA YANG DIMILIKI-NYA

(Nasorong tu Mintu‘na Diona Kale-Na)

 ------- Markus 12:41-44 -------

 

Yang kaya datang dengan jumlah uang yang banyak. Bisa jadi dihiasi berbagai ekspresi kebanggaan sambil sesekali melihat kekerumunan orang, dengan harapan ada yang memerhatikannya dan berdecak kagum dengan jumlah uang yang dia masukkan. Berbeda dengan janda miskin yang berjalan sambil menggenggam erat dua uang tembaga, uang receh terkecil. Bisa jadi dia juga mengawasi sekitarnya, apakah ada orang sedang memelototinya yang hanya memberi persembahan sangat sedikit. 
Ya, ada sepasang mata yang takberkedimengama ti peri laku memberi persembahan itu. Mata Kristus, Sang Sumber berkat, kebaikan dan kehidupan, yang kepadanya persembahan diberikan. Mata Kristus menangkap kefasikan orang kaya dalam memberi persembahan, sebab mereka hanya memberi dari kelebihannya. Sembari mata Kristus berbinar-binar menatap persembahan janda miskin yang “memberi semua yang dimilikinya.” 

Kita sering berdiskusi, bahkan mungkin berdebat, mana yang disebut persembahan terbaik? Berapa persen dari penghasilan kita? Apakah jumlah menentukan kualitas persembahan? Hati-hati, jangan sampai kita justru terjebak kefasikan, karenakita sedang hitung-hitungan denganTuhan. Jangan sampai kita terjebak kefasikan sebab menganggap pemberian persembahan sebagai pertunjukan di panggung kita sendiri. Kristus ternyata menghendaki kita memberi semua yang kitamiliki. Memberi semuanya berarti menggunakan semua berkat-Nya untuk kemuliaan-Nya. Kita menetapkan bagian yang khusus untuk mengisi pundi pelayanan. Kita menggunakan harta untuk membangun hidup keluarga dengan benar dan menolong sesama. Karena itu, jangan ada sepeserpun kita peruntukan membiayai perbuatan yang tidak berkenan kepada Tuhan. Amin!

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

Image

Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Klasis Kalimantan Timur & Tengah
Wilayah V Kalimantan.

Badan Hukum: Keputusan Menteri Agama R.I. No.26 Tahun 1971, dan Keputusan Menteri Dalam Negeri R.I. No.: 61/DJA/1973

Alamat :

Jl. DI Panjaitan No.27 Samarinda
Kalimantan Timur, Indonesia0

Kontak Pelayanan :

(+62) 541 734508

Email :

tatausaha@gtjemaatsamarinda.org

Website :

https://gtjemaatsamarinda.org

Pendeta Jemaat :

Pdt.Joice Limbong (082158239828)
Pdt.Alexzander Bilang (081342517205)

Komisi Pelayanan, Liturgi & Multimedia (PLM) :

Pnt. Hermin Mongan (081347732609)

Staf Administrasi :

Dkn. Zet Borong (081346315152)

Staf Keuangan :

Sdr. Obednego (085250906856)

©Tim Pengelola Website Jemaat Samarinda