JIWAKU MELEKAT PADAMU

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Sabtu, 22 Maret 2025    (Pekan PI)

JIWAKU MELEKAT PADAMU

(Tontong tu penaangku la’ka’ lako KaleMi)

Mazmur 63:1-9

Dalam perjalanan hidup, kita dapat saja berjalan seperti di atas padang rumput yang hijau namun ada pula saat dimana kita seperti melintasi padang gurun yang gersang, kering dan tandus. Ada saat kita menikmati suasana yang menyenangkan, membahagiakan dan ada pula waktu dimana hidup terasa begitu berat dan sulit. Pada situasi yang dapat berubah itu, yang paling penting ialah kepada siapa hati kita melekat atau terpaut.

Bagi Daud, seumur hidup dia hendak memuji Tuhan dan dalam kesukaran jiwanya hanya melekat pada Allah saja. Mengapa? Karena baginya, kasih setia Tuhan itu nyata dan tidak berkesudahan dia alami. Bahkan dalam kesukaran, jiwanya mencari Dia, haus akan Dia sebab di dalam Dia saja ada kekuatan dan kemuliaan hidup yang Daud butuhkan. Rasa haus dan rindu akan Tuhan menunjukkan betapa pentingnya Tuhan dalam hidup yang dijalaninya. Hati yang berpaut dan jiwa yang melekat pada Allah tentulah tidak serta merta terjadi dalam hidup Daud. Jalinan itu begitu erat karena keintiman, karena relasi yang terbangun sejak lama. Perjumpaan Daud dengan Allah dan keterpilihannya menjadi pribadi yang IA kenan, menjadikan Daud sebagai pribadi yang berusaha hidup menyenangkan hati Allah, walaupun untuk itu ia pun harus jatuh bangun.

Sebagai umat apalagi sebagai anak-anak Allah, mestinya hubungan kitapun erat dan dekat dengan Allah di dalam Kristus. Mestinya dalam pasang surut kehidupan hati kitapun berpaut dan jiwa kitapun melekat pada Allah. Amin

Pertanyaan: Mengapa dalam kesukaran justru banyak orang jauh dari Tuhan? Dan mengapa orang yang susah hati tidak di bawa datang kepada Tuhan Yesus?

TURUTILAH ITU DAN BERTOBATLAH

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Jumat, 21 Maret 2025    (Pekan PI)

TURUTILAH ITU DAN BERTOBATLAH

(Karitutui tuiannato sia Mengkatoba’ko)

Wahyu 3 : 1-6

Bagaimana seseorang hidup dan bagaimana ia memaknai hidup adalah cerminan dari nilai apa yang dianutnya. Atau bagaimana sikap dan perilaku seseorang dapat menjadi gambaran dari sesuatu yang diyakininya. Dengan kata lain, apapun perilaku hidup seseorang dapat menjadi sebuah kesaksian tentang apa yang diyakini atau juga tentang apa yang dipercayainya sebagai sebuah kebenaran.  Demikianlah halnya dengan sikap yang ditunjukkan oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Ketidaksediaan mereka tunduk kepada perintah raja Nebukadnesar untuk menyembah patung emas buatannya serta menyembah ilah Babel menunjukkan sebuah kesaksian tentang nilai kebenaran yang mereka anut yaitu bahwa hanya Allah saja satu-satunya yang patut disembah. Kegigihan iman Sadrakh, Mesakh dan Abednego memang mendatangkan resiko yaitu kematian, namun mereka percaya kesetiaan kepada Allah adalah jalan yang benar dan tidak dapat ditawar-tawar. Dan iman yang teguh dari ketiganya telah membawa keselamatan bagi mereka dari perapian dan telah menjadi kesaksian kepada Nebukadnesar bahwa Allah sembahan ketiganya adalah yang hidup, Allah yang kekal, Allah yang beserta hamba-hambaNya dalam kesukaran. Kesaksian yang membuka hati Nebukadnesar untuk dapat berkata : ” Terpujilah Allah Sadrakh, Mesakh dan Abedenego ”. Demikian pulalah panggilan hidup setiap orang percaya kepada Kristus, bahwa hidupnya dan keteguhan imannya mesti membawa orang lain untuk percaya atau mengakui Allah dalam Yesus Kristus. Amin

Pertanyaan: Apakah cara hidup orang Kristen telah menjadi kesaksian tentang Kristus(bd 2 Kor 2:3)? Mengapa

TERPUJILAH ALLAH SADRAKH,MESAKH DAN ABEDNEGO

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Kamis, 20 Maret 2025   (Pekan PI)

TERPUJILAH ALLAH SADRAKH,MESAKH DAN ABEDNEGO

(Kadipudian lu langngan Kapenombanna Sadrakh,Mesakh na Abednego)

Daniel 3:19-30

Bagaimana seseorang hidup dan bagaimana ia memaknai hidup adalah cerminan dari nilai apa yang dianutnya. Atau bagaimana sikap dan perilaku seseorang dapat menjadi gambaran dari sesuatu yang diyakininya. Dengan kata lain, apapun perilaku hidup seseorang dapat menjadi sebuah kesaksian tentang apa yang diyakini atau juga tentang apa yang dipercayainya sebagai sebuah kebenaran.  Demikianlah halnya dengan sikap yang ditunjukkan oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Ketidaksediaan mereka tunduk kepada perintah raja Nebukadnesar untuk menyembah patung emas buatannya serta menyembah ilah Babel menunjukkan sebuah kesaksian tentang nilai kebenaran yang mereka anut yaitu bahwa hanya Allah saja satu-satunya yang patut disembah. Kegigihan iman Sadrakh, Mesakh dan Abednego memang mendatangkan resiko yaitu kematian, namun mereka percaya kesetiaan kepada Allah adalah jalan yang benar dan tidak dapat ditawar-tawar. Dan iman yang teguh dari ketiganya telah membawa keselamatan bagi mereka dari perapian dan telah menjadi kesaksian kepada Nebukadnesar bahwa Allah sembahan ketiganya adalah yang hidup, Allah yang kekal, Allah yang beserta hamba-hambaNya dalam kesukaran. Kesaksian yang membuka hati Nebukadnesar untuk dapat berkata : ” Terpujilah Allah Sadrakh, Mesakh dan Abedenego ”. Demikian pulalah panggilan hidup setiap orang percaya kepada Kristus, bahwa hidupnya dan keteguhan imannya mesti membawa orang lain untuk percaya atau mengakui Allah dalam Yesus Kristus. Amin

Pertanyaan: Apakah cara hidup orang Kristen telah menjadi kesaksian tentang Kristus(bd 2 Kor 2:3)? Mengapa

BERJUANGLAH MASUK PINTU SEMPIT ITU!

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Rabu, 19 Maret 2025      (Pekan PI)

BERJUANGLAH MASUK PINTU SEMPIT ITU!

(Parukui tu kalemi unnola ba’ba sukku’)

Lukas 13:22-30

Kerinduan setiap orang yang memeluk suatu agama atau keyakinan tentunya bahwa hidupnya akan beroleh selamat. Namun apakah semua orang yang beragama itu pasti selamat? Pertanyaan ini bisa sejalan dengan pertanyaan seseorang dalam perjalanan pelayanan Yesus menuju Yerusalem: ” Tuhan, sedikit sajakah orang yang akan selamat?”. Jawaban Yesus sangatlah tegas: ” berjuanglah untuk melalui pintu yang sempit itu! ”. Jawaban yang Yesus berikan dapatlah diartikan bahwa untuk selamat tidaklah mudah! Setiap orang mesti berjuang untuk menanggalkan segala yang dapat manghambatnya masuk melalui pintu sempit itu yaitu segala kejahatan. Bukan hanya itu, untuk dapat melalui pintu itu seseorang mesti dikenan oleh sang Tuan, orang yang dikenal oleh sang Tuan dan orang yang melakukan apa yang sang Tuan kehendaki.

Menjadi jelaslah bahwa hal masuk Kerajaan Allah atau hal keselamatan bukanlah perkara yang gampangan, bukanlah ditentukan sudah berapa lama kita menikmati persekutuan dihadapan Tuhan tetapi apakah kita telah melihat pintu kepada keselamatan itu atau telah berjalan pada jalan yang membawa kepada keselamatan itu. Dan sesungguhnya pintu kepada keselamatan itu ialah Yesus Kristus. Yesus berkata :”Akulah pintu; barangsiapa melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput(Yoh 10:9). Jadi percaya kepada Yesus Kristus dan hidup seperti yang diajarkanNya adalah kepastian masuk kepada keselamatan. Amin

Pertanyaan: Kalau Kristus adalah pintu kepada keselamatan, mengapa banyak orang Kristen tidak mau menunjukkannya kepada orang lain?

BATU KARANG ITU IALAH KRISTUS

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Selasa, 18 Maret 2025   (Pekan PI)

BATU KARANG ITU IALAH KRISTUS

(Ia tu batu Laulung, Iamo Kristus)

1 Korintus 10:1-13

Pengalaman adalah guru dalam kehidupan. Apa yang telah dilalui setiap orang pada masa-masa lalu tentu menjadi pengalaman yang dapat memengaruhi dalam pemaknaan hidup yang lebih tangguh selanjutnya. Demikianlah pula peringatan Paulus kepada orang-orang Ibrani yang ada di Korintus. Paulus meminta mereka belajar dari sejarah nenek moyang mereka yang dipimpin oleh Musa.  Mereka disertai dan dipeliharakan oleh Tuhan Allah sepanjang perjalanan mereka yang berat. Mereka melintasi lautan (laut yaang terbelah) untuk membebaskan mereka dari kematian oleh Firaun, mereka diberi minum air dari batu karang baik dalam arti harafiah pun secara rohani namun pada akhirnya banyak yang dibinasakan karena mereka tidak taat kepada Allah melainkan menceburkan diri pada segala kecemaran, hal-hal yang jahat. Kebinasaan sebagian dari umat Israel adalah karena mereka gagal membangun hidup mereka di atas batu karang yang memberi mereka air hidup, yang oleh Paulus ditegaskan itulah Yesus Kristus. Paulus sangat berharap orang-orang Ibrani yang telah percaya kepada Kristus sungguh-sungguh membangun hidup beriman mereka di atas batu karang yang memberi hidup yaitu Yesus Kristus. Membangun hidup di atas dasar batu karang yaitu Kristus berarti ketangguhan hidup untuk mencegahkan diri  dari percabulan, penyembahan berhala, bersungut-sungut dan mencobai Tuhan. Tentu demikianpun bagi kita yang telah percaya Kristus harus membangun hidup kita pada dasar yang teguh pada iman yang kokoh yaitu di atas Batu Karang Kehidupan yakni Yesus Kristus. Amin

Pertanyaan: Apakah semua yang telah dibaptis, hidupnya telah dibangun di atas batu karang yaitu Kristus?

Image

Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Klasis Kalimantan Timur & Tengah
Wilayah V Kalimantan.

Badan Hukum: Keputusan Menteri Agama R.I. No.26 Tahun 1971, dan Keputusan Menteri Dalam Negeri R.I. No.: 61/DJA/1973

Alamat :

Jl. DI Panjaitan No.27 Samarinda
Kalimantan Timur, Indonesia0

Kontak Pelayanan :

(+62) 541 734508

Email :

tatausaha@gtjemaatsamarinda.org

Website :

https://gtjemaatsamarinda.org

Pendeta Jemaat :

Pdt.Joice Limbong (082158239828)
Pdt.Alexzander Bilang (081342517205)

Komisi PLM :

Pnt. Hermin Mongan (081347732609)

Staf Administrasi :

Dkn. Zet Borong (081346315152)

Staf Keuangan :

Sdr. Obednego (085250906856)

©Tim Pengelola Website Jemaat Samarinda