Yakobus 3:1-12
Tujuan :
Jemaat memahami dan menghayati bahwa kita diberikan Tuhan Lidah dan Telinga seorany Murid.
Jemaat menjadi saksi Kristus dengan mengandalkan Lidah dan Telinga seorang Murid yang terus diasah oleh Tuhan.
____________________________________________________
Pembimbing Teks :
Banyak orang yang bercita-cita menjadi seorang guru karena masih melekat dalam hati banyak orang bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Akan tetapi, bagaimana jika Yakobus justru mengatakan jangan banyak yang mau menjadi guru?
Surat ini ditulis kepada orang percaya di Asia kecil yang menghadapi banyak guru-guru palsu yang bermunculan. Dengan lidah dan mulut, mereka menyampaikan ajaran-ajaran yang tidak bersumber dari kebenaran. Mereka merasa telah tahu banyak hal sehingga layak didengarkan. Karena itu, Yakobus menasihati orang percaya agar tidak mengikuti jejak mereka yang hanya pandai berbicara, tetapi tidak mengimaninya. Guru-guru palsu itu akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat karena mereka adalah guru. Sebaliknya, orang percaya harusnya bersikap seperti murid yang setia mendengar dan menyatakan kesaksian tentang kemuliaan Tuhan bukan kepentingan sendiri. Karena itu, sangat penting untuk menggunakan lidah dengan bijak. Sekalipun kecil, lidah yang tidak dijinakkan bisa seperti sesuatu yang buas dan penuh racun yang mematikan. Jika dipergunakan dengan baik, maka lidah dapat memuji dan memuliakan Tuhan.
____________________________________________________
Pertanyaan-Pertanyaan Diskusi :
1. Hal apa yang membuat kita seringkali tergoda untuk menggunakan lidah untuk mencerita kekurangan orang lain?
(Apa tu nenne’ umbaiki’ tangtipodo’ unnulelean katangpalambiranna to senga’?)
2. Mari kita kembali membaca ayat 8! APakah yang dimaksud dengan "sesuatu yang buas dan racun yang mematikan?"
(Basai sule tu aya' 8! Umba susi pangappa' ta tu kada nakua "iamo misa' kakadakean tang mari'pi ponno ipo papatean?")
Sumber : Buku MEMBANGUN JEMAAT 2024
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.