RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Jumat, 15 Agustus 2025

PULIHKANLAH KAMI
(Pasulekanni)

 ------- Mazmur 80:8-20 -------

 

Hidup bagaikan gelombang. Begitulah ungkapan yang biasa dipakai menggambarkan perjalanan hidup manusia di dunia ini. Setiap orang pasti pernah mengalami pasang surut, suka dan duka dalam hidupnya. Ketika kita mengalami masa sulit dan penuh penderitaan, mengingat masa-masa indah dan menyenangkan menjadi sangat memiluhkan. Kita sangat merindukan mengalami kembali masa-masa seperti itu. Sebagai orang percaya, di situasi yang demikian, kita pasti berpaling kepada Tuhan. Kita bertanya dan merenung atas diri sendiri dan kenyataan hidup dengan sesama. Kita meratap dan berseru memohon pertolongan Tuhan.

Pemazmur mewakili umat Israel mengungkapkan isi hati mereka di tengah situasi yang sungguh menyesakkan dada. Saat mereka mengalami sengsara berkepanjangan, mereka mengingat kembali bagaimana Tuhan memperlakukan mereka sejak dibawa keluar dari Mesir, dipelihara sedimikian baik dan istimewa di negeri perjanjian, dan kini mereka sangat terpuruk, terbuang dari hadapan-Nya. Mereka menyadari dan mengakui penyimpangan dan ketidaksetiaan mereka kepada-Nya sebagai penyebab penderitaannya. Dalam situasi yang menyedihkan itu, pemazmur mengajak umat lsrael untuk kembali berharap kepada Allah dan mengucapkan janji untuk setia kepada-Nya (ay. 19). Mereka memohon pemulihan disertai janji untuk tidak lagi menyimpang melainkan akan menyerukan nama-Nya (ay. 17-19).

Kini dan di sini, kita mungkin sedang merasa sangat terpuruk, baik sebagai pribadi, keluarga, ataupun sebagai masyarakat. Hidup serba sulit, sementara berbagai bentuk penyimpangan dan tindakan kejahatan terus terjadi. Kian hari semakin terasa, betapa kita sungguh tak berdaya untuk memperbaiki keadaan. Semoga dalam keadaan seperti ini, kita semakin diteguhkan dalam keyakinan bahwa hanya Tuhan semesta yang berkuasa memulihkan, membawa kita mengalami kembali masa-masa indah bersama Dia. Marilah memohon, kiranya Allah, di dalam Kristus, oleh kuasa Roh Kudus memulihkan keadaan kita. Biarlah pemulihan-Nya membawa kita semakin dekat kepada-Nya, tumbuh dalam kesetiaan, Amin. 

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Kamis, 14 Agustus 2025

JANGAN SAMPAI DURHAKA
(Da'siamo Ammi Unnea)

 ------- lbrani 10: 26-31-------

 

Salah satu kisah sedih yang mungkin pernah kita dengar adalah mengenai orang-orang Kristen yang pernah begitu baik, setia dan bersemangat, tetapi kemudian mnenjadi murtad. Entah karena sebab apa, yang pasti kemurtadan memang bisa terjadi.

Penulis surat lbrani sangat prihatin dengan terjadinya kemurtadan, terutama karena pengaruh ajaran yang berpengaruh di kalangan orang Kristen asal Yahudi. Mereka terpengaruh oleh ajaran yang menekankan keharusan mengikuti tradisi umat lsrael, terutama sunat. Hal itu juga menjadi masalah bagi mereka yang bukan orang Yahudi, sebab mereka pun diharuskan mengikuti tradisi Yahudi. Oleh penulis surat lbrani, orang-orang Kristen yang menganut paham demikian disebut sebagi orang yang sengaja berbuat dosa setelah mengenal kebenaran, dan bagi mereka itu tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa (ay. 26). Mereka disebut orang durhaka yang akan dihanguskan oleh api penghakiman (ay. 27).

Jika penullis surat lbrani menyebut kengerian yang akan dialami oleh orang durhaka, orang yang menginjak-injak Anak Allah, menghina Roh kasih karunia, itu bukan untuk menakut-nakuti. Bukan pula untuk menggambarkan Allah sebagai pendendam. Semua itu dimaksudkan untuk menegaskan bahwa kasih Allah yang kekal dan secara sempurna dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Kristus, tidak meniadakan penghakiman. Inilah ketegasannya, bahwa sesudah Kristus, tak ada lagi korban lain untuk menghapus dosa. Sesudah Kristus, yang masih akan terjadi adalah penghakiman. Kristus adalah perjanjian terakhir. Oleh karena itu, setiap orang harus mengambil keputusan, menerima atau percaya dan hidup, atau menolak dan binasa.

Kamu telah menerima Kristus berarti kamu telah mengenal kebenaran di dalam Dia. Sangat menyedihkan jika ada yang mengaku percaya tetapi kembali berkanjang dalam dosa. Terjatuh karena kelemahan sebagai manusia berdosa, mungkin saja terjadi, tetapi terus berbuat dosa dalam kesengajaan adalah kedurhakaan. Berkanjang di dalam dosa, mungkin bisa berlangsung lama, dan itu pertanda bahwa Allah berpanjang sabar tetapi di hari penghakiman semua itu pasti berakhir dalam kengerian. Jangan sampai terjadi. Amin. 

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Rabu, 13 Agustus 2025

LAKUKAN YANG TERBAIK
(Pogau'i tu Melona Tongan)

 ------- Lukas 12:41-48 -------

 

Pernahkah Saudara dipilih menjadi pengurus, pemimpin suatu kelompok atau organisasi? Bagaimana perasaaan Saudara? Mungkin Saudara merasa bangga, bersyukur, ataupun tertantang. Mungkin juga ada yang kalau terpilih, malahan menjadi kuatir karena merasa tak mampu, bertanya-tanya karena merasa tidak layak.

Ketika Yesus selesai menyampaikan perumpamaan yang mengandung pengingatan tentang kewaspadaan, Petrus bermaksud mengklarifikasi siapakah yang dimaksud dalam perumpamaan itu. Yesus menanggapi pertanyaan Petrus dengan memberi perumpamaan lain, yang bermaksud menegaskan kembali hal kewaspadaan, dan menambahkan pesan mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh murid-murid-Nya sebagai pengurus rumah (ay. 42). 

Pengikut Yesus diberi peran sebagai hamba yang memimpin atau mengurus semua hamba Tuhan. Sebagai yang dipilih untuk mengurus sesama pengikut Tuhan (hamba-hamba). Mereka seharusnya menghormati Dia yang memberi kepercayaan untuk mengurus rumah. Penghormatan kepada Dia yang memilih atau memberi tugas merupakan bagian terpenting dalam tugas kepemimpinan atau kepengurusan itu. Kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, hikmat dan wibawah telah diberikan supaya tugas kepengurusan bisa dilakukan sebaik mungkin. Bila tugas itu dilakukan dengan baik, Dia akan memberi kepercayaan yang lebih besar (ay. 44) Sebaliknya, bila penugasan itu tidak dilaksanakan, malah sebaliknya menyakiti mereka yang seharusnya diurus, pemimpin akan menerima ganjarannya (pukulan).

Saudara mungkin sedang menjadi pemimpin atau pengurus pada suatu kelompok, organisasi, atau lembaga. Terimalah itu sebagai penugasan dari Tuhan. Kerjakan dengan sebaik-baiknya, bukan untuk mengembangkan karier semata melainkan sebagai penghormatan dan pertanggungjawaban kepada Dia, Tuhan yang memilihmu. Ketika kamu telah menerima begitu banyak, bahkan melimpah, apakah yang akan kamu lakukan sebagai balasannya? Jika kamu diberi tugas dan tanggungjawab untuk mengurus sesuatu yang penting, apalagi manusia, bagaimanakah kamu menanggapinya? Ingat, Tuhan menuntut banyak kepada yang sudah diberi banyak (ay. 48), Amin.

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Selasa, 12 Agustus 2025

 

LEBIH SUKA SENGSARA
(Napola'biranmo tu Dipakario-rio)

 ------- Ibrani 11:17-28 -------

 

Pernahkah Saudara mengalami situasi dan kondisi yang di sana pilihan-pilihan yang ada begitu sulit, sampai Saudara memutuskan untuk mengambil pilihan yang sudah jelas-jelas akan mendatangkan penderitaan? Untuk alasan apa kita bisa memilih jalan sengsara dari pada hidup normal dan enak?

Kisah Musa meninggalkan istana Firaun dan pergi bersama kaum sebangsanya bukan semata-mata kisah patriotik yang berpangkal pada rasa empati. Ini adalah kisah iman seorang yang dipilih Tuhan untuk memimpin pembebasan umat-Nya. Alasannya bukan rasa kemanusiaan belaka melainkan alasan iman. Karena imanlah, Musa, Ketika sudah dewasa, menolak disebut anak putri Firaun. Karena iman, ia lebih suka menderita sengsara bersama umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Karena imannya, ia memperoleh pandangan masa depan yang baru sama sekali, bahwa jalan sengsara yang harus dilaluinya demi iman, tidak akan sia-sia. Dengan iman, ia melihat upah yang pasti. la tak mau hidup dalam kesenangan yang sementara dan sia-sia, tanpa arah. Artinya kesenangan yang berakhir segera, dan tak menjaminkan apa-apa di masa depan. Karena iman, Musa tidak takut pada murka Firaun.

Dengan iman, ia melihat yang tidak kasat mata. Itu adalah masa depan, dan perjalanan ke sana adalah perjalan iman, perjalanan bersama Tuhan. Orang beriman selalu hidup dalam keterarahan ke masa depan. La tak pernah berhenti di zona senyaman apapun. Kenyamanan bahkan dianggapnya sebagai yang mengandung bahaya: menikmati kesenangan dari dosa. Hidup orang beriman selalu dalam gerak mengemban tugas (misi) yakni tugas bersaksi dan melayani yakni bersaksi tentang perbuatan Allah yang membebaskan dan melayankan kasih Tuhan kepada dunia, kepada segala mahluk. Perjalanan itu bukan tanpa hambatan dan masalah. Namun demikian, apapun yang terjadi di sana, mestilah diterima sebagai bagian dari resiko iman kepada Kristus. Maukah kita juga berkata, "aku lebih suka menderita sengsara demi Kristus, daripada menikmati kesenangan dari dosa", Amin.

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

 

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Senin, 11 Agustus 2025

BELANNA KAPATONGANAN
(Karena Iman)

Ibrani 11:1-8

Mintu' penggauran sia kedona to lino den nasang passabaranna lan penaa sia tangnga'. Den nasang banning sieranna bu'tu lu lanmai penaa. Den tu tang tama bang tangnga'. Tama bangsia tangnga' ke den to sugi' untaa-taa barang apanna, apa tae'o na lambi' tangnga'ta ke den datu untampe isunganna belanna malaku tu to buda kumu ana diben padang la nani undaka' kande. lanna tangnga' tolinota, butung to tae'bang la mosorokna tama timbanganta ke dikua melomo tu katuoanta dio misa' tondok ta la male untampei. La nasangaki' tau to katamataman ke ditibei tu la'bo' ta lao undaka' piso la dilelengan kayu.

Melo sia sundun melona katuoanna Abraham dio tondokna, anna male untampei. Misa'mora tu tae' dio kalena, iamo tu bati'. Apara bannang sieranna, anna titengka bate lentekna untampe tondokna, male umpempatui tondok tang manassapa? Maleso tu ianna to diulelean lan sura' Kadadian. Disa'bu' lan te sura' lbrani tu ma'una'na lan ba'tengna Abraham, to kumua belanna kapatonganan. (ay 8). Lendu' tongan memangnganna tu kapatonganan. Kapatangongan tu dipolalan untiroi lan kamanapparan tu a'gan tang nakita mata tolinota sia tang nalambi' tangnga'ta. Kapatongan tu mendadi matanta untiroi tu kadipadadian langi, lino sia mintu' angge maritik (ay. 3). Kapatonganan tu napobannang Habel umpemalaranni tu melona sia
nakala' penaan-Na Puang (ay. 4).

Nabenki' puang tu tangnga' kumua anta issanni ungkamali' Puang (Mat. 22:37). Dadi, la tapake tu tangnga' lan kapatonganan, dikua anna mintu'-mintu'na lan te katuoan dipomaupa' sia napomala'bi' Puang. Melo sia diporongko' ke mintu'na belanna kapatongan. Belanna kapatonganan, anna diparri-parri tu mengkarang. Belanna kapatonganan anna dipogau' tu kapemalaran. Belanna kapatonganan anta tontong umpeagi kasaenNa sule Puang Yesu, moi anna tang tama tangnga'. Nakua kadanna Paus Yohanes Paulus II, "aku percaya supaya aku mengerti." Inang manassa, iatu kapatonganan undaoanni mintu' kapaissanan sia pa'tangngaran. latu to ma'patongan umpogau' apa memangngan, Amin.

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

Image

Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Klasis Kalimantan Timur & Tengah
Wilayah V Kalimantan.

Badan Hukum: Keputusan Menteri Agama R.I. No.26 Tahun 1971, dan Keputusan Menteri Dalam Negeri R.I. No.: 61/DJA/1973

Alamat :

Jl. DI Panjaitan No.27 Samarinda
Kalimantan Timur, Indonesia0

Kontak Pelayanan :

(+62) 541 734508

Email :

tatausaha@gtjemaatsamarinda.org

Website :

https://gtjemaatsamarinda.org

Pendeta Jemaat :

Pdt.Joice Limbong (082158239828)
Pdt.Alexzander Bilang (081342517205)

Komisi Pelayanan, Liturgi & Multimedia (PLM) :

Pnt. Hermin Mongan (081347732609)

Staf Administrasi :

Dkn. Zet Borong (081346315152)

Staf Keuangan :

Sdr. Obednego (085250906856)

©Tim Pengelola Website Jemaat Samarinda