RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Senin, 25 Agustus 2025


DIPERANGI ANNA DIPOGAU

(Mendengar dan melakukan)

 ------- Ibrani 4:1-11 -------

 

Lan Yakobus 1:25; nakua "Apa ia tu to unnannung atoran Sukaran aluk sundun, tu umpopentorro to makakaki' tae' anna mendadi to ma'perangi tang mengkilala sangadinna to menturu' tongan, maupa' ia tau iato lan kamenturusanna", Tae' gai'na tu umperangi manna kadanNa Puang apa tae' anna dituru' sia dipogau’ Ia tu Kasalamaran dio kaleta tu mangkamo nakamaseanki' Puang lan Puang Yesu sipatu tontong dikarang sia dipopempayan lan penggauran. 

Kamengkaolan iamo lamepanundu' ma'palulako tu inan mangkamo napasakka' Puang Matua lako kaleta. Naala panganderan Rasulu' Paulus tu nenek to dolona to Israel kumua ia tonna lan kalingkanna dio padang pangallaran, nenne' tangmengkaola sia unnea Puang Matua napourungi tae' anna tarru’ tama tondok mangka dialluranni. Iamoto anna dipa'pakaintinan lako bati' siosso'na kumua anna kilalai tu iannato sia sipatu napopendadi peladaran. Lan lbrani 3:8 "Da' mipabattukki tu penaammi susi tommi pasaki-arasan, sia tonna allo kapassandakan dio padang pangallaran, tu nanai nenek to dolomi ussandakNa' nasudi...."

la tu pempatuanta iamo tu mempatu lako allo kasaeanna Puang Yesu sule. indemoto ladinai ussundunni tu kasalamaran mangkamo dikamaseanki’. lamoto anna sipatu dipemarangan te kalingkanta lan te katuoan, mangkaki’ mani masalio natumang temai a'gan lino sia tontong tuo lan kamarrasan penaa. Mamasemo tu Puang mangka ullendokanki', kitamora umba ladikua umparakai te pa'kamase kasalamaran mangkamo dikamaseanki'. Sipatuki tu tontong makaritutu umperangi kadanna Puang anna dituru' sia dipengkaolai ondongpi tontong lamempayan lan mintu' soyanan katuoanta, Amin.

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Minggu, 24 Agustus 2025


TUHAN TIDAK DIAM

(Tae'anna Ma'pakappa Tu Puang)

 ------- Mazmur 10:12-18 -------

 

Apakah Tuhan tidak peduli dengan berbagai kejahatan yang terus dilakukan oleh manusia? Sampai kapankah Tuhan harus diam melihat mereka yang sengaja berbuat jahat dan melawan kehendak-Nya? Pertanyaan pemazmur dalam bacaan kita mungkin saja kita pernah mengucapkannya ketika kita menyaksikan berbagai bentuk kejahatan, penistaan, penindasan yang dengan sengaja dilakukan orang melawan kehendak Tuhan.

Pemazmur dalam keprihatinannya memohon kepada Tuhan agar segera melepaskan orang-orang yang mengalami penindasan dari para penjahat yang dengan keangkuhannya melawan Tuhan. Pemazmur sungguh yakin bahwa Tuhan akan melepaskan mereka yang teraniaya dan membalaskan penghukuman bagi mereka yang melakukan kejahatan dan menolak Allah. Jika kita membaca ay 6,11 sangat jelas betapa kerasnya hati para penjahat bahkan dengan kepongahannya berkata bahwa mereka tidak akan goyang dan malapetaka tidak akan menimpanya. Allah akan menyembunyikan wajahNya terhadap mereka dan tidak akan pernah melihatnya. Sungguh mereka tidak menghormati Allah dan tidak takut terhadap penghakiman-Nya.

Ingat! Bahwa Tuhan tidak pernah toleran terhadap kejahatan. Dia akan melawan dan menghukum mereka yang terus berada dalam kesombongan melawan Tuhan. Tidak ada yang luput dari penglihatan Allah, dan penghukuman-Nya akan terjadi pada waktunya. Bagi mereka yang tertindas dan terus bergumul dengan berbagai kejahatan, penindasan dan perilaku kekerasan dari orang-orang yang sengaja melawan Tuhan, Pemazmur meyakinkan kita untuk tetap teguh dalam keyakinan bahwa Tuhan tidak akan diam terhadap pergumulan kita, Amin.

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Sabtu, 23 Agustus 2025


MENGHAYATI INJIL YESUS KRISTUS

(Unnannung mandalan Kareba Kaparannuan diona Kristus)

 ------- Kisah Para Rasul 17:1-9 ------

 

Injil dimulai dengan penderitaan namun segera diikuti oleh kemenangan. Demikianlah Yesus Kristus membayar dengan harga nyawa-Nya sendiri agar Injil Keselamatan dapat dinikmati oleh manusia. Sekalipun la maha pemurah namun anugerah-Nya bukan "barang" murahan. Karena itu setiap orang yang terus hidup dalam Injil Keselamatan akan terus merasakan damai sejahtera sekalipun mengalami penderitaan. Situasi inilah yang dialami oleh Paulus dan Silas dalam kehidupan menikmati Injil Keselamatan Yesus Kristus.

Anugerah Injil keselamatan dalam Yesus Kristus telah mengubah kehidupan Paulus dan Silas. Sekalipun mereka harus mengalami tantangan dan penderitaan namun mereka tetap teguh dalam pendirian memberitakan Injil Keselamatan dalam Yesus Kristus. Inilah rahasia dari kekuatan Injil, yaitu bahwa ancaman kematian sekalipun tidak dapat menghalanginya. Mengapa demikian? Jawabannya jelas: karena Injil Keselamatan dalam Yesus Kristus merupakan kekuatan yang mengalahkan maut, dan kekuatan itu disebut Kasih! Oleh karena itu setiap orang yang hidup dalam Kasih Kristus tidak dapat ditaklukkan oleh maut. Inilah yang menjadi rahasia kekuatan yang memampukan Paulus dan Silas untuk terus memberitakan Injil.

Setiap orang dapat memutuskan untuk menerima Injil dimerdekakan dari maut.  Sebaliknya, setiap orang juga bisa memutuskan untuk menolak Iniil dan terus menikmati kesenangan duniawi (dosa) namun tetap berada dalam belenggu maut. Tanda bahwa kita telah menerima Injil adalah ketika kita merasa terbeban dan bertindak untuk memberitakan Injil sebagaimana Yesus Kristus yang penuh belas kasihan menyelamatkan manusia berdosa, Amin.

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Jumat, 22 Agustus 2025


MENGINGAT KEBAIKAN TUHAN

(Tontong ungkilalai kamasokanan-Na Puang)

 ------- Mazmur 71:1-6 ------

 

Tantangan pendidikan dewasa ini baik pendidikan formal maupun non formal adalah menghadapi sikap yang menginginkan proses yang instan. Proses yang lama dianggap membosankan, apalagi jika dalam proses itu disertai dengan tugas-tugas yang dianggap sebagai beban yang kian hari kian memberatkan. Lalu bagaimana dengan iman, adakah dalam proses beriman istilah jalan pintas atau proses yang instan?

Penulis surat Ibrani mengingatkan bahwa dibutuhkan kesabaran saat seseorang dididik untuk menjadi anak yang baik, yang berguna dan pada waktunya hidupnya berkenan bagi Allah dan menjadi berkat dalam kehidupan. Dalam proses didikan itu, kerapkali seorang anak harus dihajar, bukan karena dibenci tetapi untuk menunjukkan hal yang sepatutnya dilakukan. Dalam proses itu terkadang menyakitkan dan mendukacitakan namun melahirkan rasa hormat dan ketaatan, seperti rasa hormat dan taat seorang anak kepada ayahnya. Tanpa didikan yang didalamnya seorang anak dihajar oleh sang ayah, akan menciptakan pribadi anak yang gampangan dan mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan dan gampang terpedaya menghadapi godaan, yang oleh penulis surat Ibrani disebut sebagai anak-anak haram, bukan anak-anak yang sah.

Sabar menerima didikan ibarat petani yang tekun bekerja hingga masa panen yang menggembirakan tiba atau ibarat seseorang yang memurnikan emas, yang sabar memisahkannya dari material-material tak berguna. Demikianlah setiap orang yang beriman kepada Allah mesti bersabar menerima didikan Allah sebagai Bapa, agar ia menjadi anak-anak yang taat dan penuh hormat kepada Allah dan hidupnya menjadi alat kesaksian dan berkat bagi orang lain, Amin.

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Kamis, 21 Agustus 2025


SABAR MENERIMA DIDIKAN

(Ma'tan Penaa Untarima Peada')

 ------- Ibrani 12:3-17 ------

 

Tantangan pendidikan dewasa ini baik pendidikan formal maupun non formal adalah menghadapi sikap yang menginginkan proses yang instan. Proses yang lama dianggap membosankan, apalagi jika dalam proses itu disertai dengan tugas-tugas yang dianggap sebagai beban yang kian hari kian memberatkan. Lalu bagaimana dengan iman, adakah dalam proses beriman istilah jalan pintas atau proses yang instan?

Penulis surat Ibrani mengingatkan bahwa dibutuhkan kesabaran saat seseorang dididik untuk menjadi anak yang baik, yang berguna dan pada waktunya hidupnya berkenan bagi Allah dan menjadi berkat dalam kehidupan. Dalam proses didikan itu, kerapkali seorang anak harus dihajar, bukan karena dibenci tetapi untuk menunjukkan hal yang sepatutnya dilakukan. Dalam proses itu terkadang menyakitkan dan mendukacitakan namun melahirkan rasa hormat dan ketaatan, seperti rasa hormat dan taat seorang anak kepada ayahnya. Tanpa didikan yang didalamnya seorang anak dihajar oleh sang ayah, akan menciptakan pribadi anak yang gampangan dan mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan dan gampang terpedaya menghadapi godaan, yang oleh penulis surat Ibrani disebut sebagai anak-anak haram, bukan anak-anak yang sah.

Sabar menerima didikan ibarat petani yang tekun bekerja hingga masa panen yang menggembirakan tiba atau ibarat seseorang yang memurnikan emas, yang sabar memisahkannya dari material-material tak berguna. Demikianlah setiap orang yang beriman kepada Allah mesti bersabar menerima didikan Allah sebagai Bapa, agar ia menjadi anak-anak yang taat dan penuh hormat kepada Allah dan hidupnya menjadi alat kesaksian dan berkat bagi orang lain, Amin.

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

Image

Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Klasis Kalimantan Timur & Tengah
Wilayah V Kalimantan.

Badan Hukum: Keputusan Menteri Agama R.I. No.26 Tahun 1971, dan Keputusan Menteri Dalam Negeri R.I. No.: 61/DJA/1973

Alamat :

Jl. DI Panjaitan No.27 Samarinda
Kalimantan Timur, Indonesia0

Kontak Pelayanan :

(+62) 541 734508

Email :

tatausaha@gtjemaatsamarinda.org

Website :

https://gtjemaatsamarinda.org

Pendeta Jemaat :

Pdt.Joice Limbong (082158239828)
Pdt.Alexzander Bilang (081342517205)

Komisi Pelayanan, Liturgi & Multimedia (PLM) :

Pnt. Hermin Mongan (081347732609)

Staf Administrasi :

Dkn. Zet Borong (081346315152)

Staf Keuangan :

Sdr. Obednego (085250906856)

©Tim Pengelola Website Jemaat Samarinda