RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Kamis, 4 September 2025 


 MENDAHULUKAN KEPENTINGAN ORANG LAIN

(Umpalosong kaparalluanna to senga‘)

 ------- Filipi 2:25-30 -------

 

Dunia zaman sekarang, ketika orang cenderung terdorong untuk hidup berpusat pada diri sendiri, Alkitab justru memanggil kita untuk hidup mendahulukan kepentingan orang lain. Kita diajar agar tidak hanya berfokus kepada kepentingan pribadi kita, melainkan juga memikirkan dan mendahulukan kepentingan orang lain. Sikap seperti itulah yang ditampilkan dan diteladankan oleh Paulus dan Epafroditus dalam perikop bacaan kita Fil. 2:25-30.
Sebelumnya, jemaat Filipi mengutus Epafroditus kepada Paulus untuk mengantarkan bantuan dari jemaat Filipi bagi Paulus yang saat itu sementara dipenjara dan sekaligus untuk melayani Paulus dalam segala keperluannya selama dipenjara. Epafroditus bersedia meninggalkan kenyamanannya dan pergi menjadi ‘asisten’ Paulus yang sedang menderita di dalam penjara. Pelayanannya kepada Paulus adalah untuk memenuhi apa yang masih kurang dalam pelayanan jemaat di Filipi (a.25, 30). Ia diutus jemaat Filipi untuk memenuhi apa yang masih kurang bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Paulus. Untuk pelayanan inilah, ia rela mempertaruhkan nyawanya: ia sampai sakit, bahkan nyaris meninggal, namun Allah mengasihani dan memulihkannya (a.27). Ia melakukan semuanya itu bukan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang lain, dan dengan apa yang dilakukannya itulah, Paulus sangat berterima kasih dan sangat mengasihinya.
Kita semua dipanggil untuk menyatakan sikap dalam pelayanan seperti yang ditampilkan oleh Epafroditus dan Paulus yang sangat peduli terhadap kepentingan orang lain dan bersedia berkorban bagi sesama, sebagaimana yang diteladankan oleh Yesus Kristus dalam pelayanan-Nya yang mengorbankan diri-Nya demi keselamatan manusia. Pelayanan Gereja bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk menolong, mendukung, menghibur, memberkati dan menguatkan orang lain. Amin! 

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Rabu, 3 September 2025 


 KEMBALILAH SEBELUM TERLAMBAT

(Membalik komi su’ding densiapa attu)

 ------- Yeremia 3:14-25 -------

 

“Satu kali kau sakiti hati ini, masih kumaafkan. Dua kali kau sakiti hati ini, juga kumaafkan. Tapi jangan kau coba tiga kali, jangan oh jangan. Cukuplah sudah, cukuplah sudah, jangan kauulangi lagi…”. Ungkapan di atas merupakan penggalan syair lagu “Jangan Sampai Tiga Kali”, yang berisi peringatan bahwa meskipun seseorang mungkin memaafkan kesalahan orang lain satu atau dua kali, namun jika kesalahan yang sama terulang untuk “ketiga kalinya” maka hubungan tersebut mungkin tidak bisa dipertahankan lagi karena kesabaran itu ada batasnya.
Bagaimana dengan hubungan Allah dengan umat Israel, dalam konteks perikop Yeremia 3:14-25? Umat Allah saat itu mengalami kemerosotan rohani. Mereka jatuh pada penyembahan berhala, meninggalkan Tuhan dan hidup dalam ketidaksetiaan. Mereka digambarkan seperti seorang istri yang tidak setia terhadap pasangannya. Karena itu, Tuhan memakai nabi Yeremia untuk menegur umat-Nya yang telah murtad dan memanggil mereka Kembali kepada pertobatan. Tuhan tidak serta merta menghukum mereka. Dengan penuh kasih Ia mengundang umat-Nya untuk kembali kepada-Nya (a.14). Ia berjanji memberikan pemulihan dan menuntun mereka lewat gembala-gembala yang takut akan Tuhan (a.15-16). Tuhan menyatakan kerinduan-Nya menyambut umat-Nya kembali sebagai anak-anak-Nya ketika mereka menyatakan pertobatan yang sungguh kepada Allah. Akhirnya Israel/Yehuda mengakui bahwa ‘hanya TUHAN, Allah kita dan hanya pada TUHAN, Allah kita, ada keselamatan Israel! Mereka kembali sebelum terlambat dan Allah memulihkan mereka. 
Kasih Tuhan tak berkesudahan bagi kita. Tuhan merindukan kita menanggalkan dosa kita dan mengharapkan pertobatan yang sungguh di hadapan-Nya. Pertobatan dari kita akan mendatangkan pemulihan Allah. Amin! 

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Selasa, 2 September 2025 


 IMAN YANG TUMBUH DAN HIDUP

(Kapatonganan tu tontong lobo’ sia tuo)

 ------- Titus 1:1-9 -------

 

Segala sesuatu tidak akan bertahan atau berlangsung lama jika tidak dipelihara dengan baik. Ibarat tanaman, jika hanya ditanam, namun tidak dipelihara, mungkin saja tanaman tersebut tumbuh, namun kerdil atau bahkan layu akhirnya kering dan mati. Seperti itulah iman seseorang. Tidak cukup hanya dengan memiliki iman, tetapi iman itu harus dipelihara dalam terang firman Tuhan.
Melalui perikop Titus 1:1-9, selain mengungkapkan identitasnya sebagai hamba Allah (doulos) dan rasul Yesus Kristus, Paulus juga menyatakan tujuan panggilannya sebagai hamba dan Rasul Yesus Kristus, yakni untuk memelihara iman orang-orang pilihan Allah. Dengan kata lain, misi hidup dan pelayanan Paulus adalah menolong orang percaya agar tetap berpegang pada iman dan memeliharanya dalam kehidupan sehari-hari yang terarah pada pengharapan akan kekekalan. Demi tujuan itu jugalah, maka Paulus menempatkan Titus di Kreta, agar terciptanya kehidupan bergereja dan beriman yang sehat. Diperlukan pemimpin yang berkarakter dan berintegritas, untuk memimpin dan menjadi teladan umat dalam kehidupan beriman serta senantiasa memelihara/mempertahankan iman mereka kepada Kristus.
Kepada Titus, Paulus memberi daftar kriteria khusus untuk para pemimpin umat/Gereja, yakni para penatua dan diaken. Dalam ayat 6-9, Paulus menguraikan hal tersebut, yakni para Penatua/pemimpin gereja harus memiliki karakter yang baik dalam kehidupan keluarga (a.6), karakter pribadi yang baik (a.7-8). Selain itu juga harus memiliki prinsip dan kemampuan Rohani yang kuat untuk menjadi teladan dalam keluarga. Ketaatan pada firman Tuhan serta kesediaan untuk dibimbing oleh Roh Kudus yang akan menolong kita untuk hidup dalam iman dan memelihara iman itu untuk tujuan kekekalan (bnd. 2 Tim. 4:7). Amin! 

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Senin, 1 September 2025 


 KILALAI TU PANGLALANMU

(Ingatlah akan pemimpin-pemimpinmu)

 ------- Ibrani 13:7-21 -------

 

Den pira-pira tu dikuanna ussa’bu’i lan basa To Raya tu “Pemimpin”. Den tu dikua Pangulu, to manglopian, to untoe kuasa, arung, panglalan, to ma’panundu’, to Ma’parenta. Matumbai anna sisengaran sa’buranna, belanna dipasiumpu’ tu toean sia passanan tengko dio kalena si misa’-misa’ tau. Lan te pa’basanta, ia tu “pemimpin” disa’bu’ panglalan belanna umpatu to ma’pana’ta’ diona kapa’panunduran lako kapatonganan. Lan (aya’ 7) nakua “Kilalai tu mai panglalanmi tu to mangkamo umpokadangkomi kadanNa Puang Matua, palan ara'i tu tampak katuoanna, ammi alai sangka' tu kapatongananna”.    
Panglalan tu disanga lan pa’basanta tu sipatu dikilalai iamotu to mangka umpanundu’ki’ Sukaran Aluk-Na Puang Matua. Iamo  mangka ullalananki’ sia unnadai’ki’ kadan-Na Puang. Napamaleso Paulus kumua ia tu pangadaran diona Puang Yesu tu naadaranki’ tomai panglalanta tonna dolona, ia bangsia tu Puang Yesu dipenombai totemo, tae’ra anna membali len. “Iatu Yesu Kristus tae' anna membali, la iongi', la totemo sia sae lakona” (8), iamoto na pakaintinni Rasulu’ Paulus kumua ladikareai tomai ma’rupa-rupa pangadaran. Lan aya’ 9 nakua “Da napapusakomi ma'rupa-rupa pangadaran makalaen-laen.
Panglalan tu sipatu dikilalai sia dipa’tuladanni iamotu to mangka umpa’pangadaran katonganan-Na Puang Matua sia tongan-tongan ma’panundu’ lako kameloan, ullendui’ buangan kadanna sia penggauranna. Buda tu panglalan manarangbangri umpoka pangadaran, apa tangsioloanan tengka ke’de’na. Panglalan tongan iamo tu to ma’panundu’ tongan lako katonganan-Na Puang sia pato’ dipa’tuladanni tu  penggauranna. Iamoto …”la unturu'komi sangka'na tu mai to umpomana' mintu' tu Naallu'na Puang Matua belanna kapatongananna sia kama'tanan penaanna. (Ib.6:9). Amin

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Minggu, 31 Agustus 2025


 KEADILAN TUHAN

(Kamaloloan-Na Puang)

 ------- Mazmur 58:1-12 -------

 

Bagian ini merupakan salah satu miktam dari Daud. Walaupun tidak ada penjelasan pasti tentang apa itu miktam namun miktam sering dipahami sebagai sesuatu yang sangat berharga melebihi emas. Jika demikian dapat dikatakan bahwa apa yang mau disampaikan oleh pemazmur pada bagian ini adalah sesuatu yang dianggap sangat berharga. Pemazmur sangat tegas menyoroti ketidakadilan yang justru dilakukan oleh para penegak keadilan sungguh sangat menyedihkan.

Sebelum Daud dikejar-kejar oleh Saul, rupanya sudah ada upaya untuk menyingkirkannya. Hal ini dilakukan oleh orang-orang yang iri hati terhadapnya. Orang-orang ini bersepakat membuat tuduhan palsu kepada Daud. Para penegak keadilan juga turut dalam persepakatan ini. Akibatnya, Daud harus menanggung putusan pengadilan yang menyatakan ia bersalah walaupun sebenarnya ia sama sekali tidak melakukan apa yang dituduhkan kepadanya: tuduhan penghianatan! Hal inilah yang membuat Daud merasa sangat kecewa. Daud melihat hal ini pertama-tama bukan karena ketidakadilan itu merupakan sesuatu yang jahat melainkan sesuatu yang dengan terang-terangan melawan keadilan Tuhan dan hal ini justru terjadi dalam perkumpulan orang-orang yang dikenal sebagai umat pilihan Tuhan.

Sebagai umat Tuhan, bagaimana sikap hidup kita? Apakah kita sudah hidup dalam keadilan yang diperintahkan oleh Tuhan? Apakah orang-orang di sekitar kita sudah memandang Gereja sebagai tempat ditegakkannya keadilan Tuhan? Apakah persekutuan orang-orang percaya sudah layak dikatakan sebagai tanda kehadiran keadilan Tuhan di dunia ini? Pertanyaan-pertanyaan ini tentu sangat penting dalam rangka merenungkan keberadaan kita sebagai orang percaya, Amin.

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

Image

Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Klasis Kalimantan Timur & Tengah
Wilayah V Kalimantan.

Badan Hukum: Keputusan Menteri Agama R.I. No.26 Tahun 1971, dan Keputusan Menteri Dalam Negeri R.I. No.: 61/DJA/1973

Alamat :

Jl. DI Panjaitan No.27 Samarinda
Kalimantan Timur, Indonesia0

Kontak Pelayanan :

(+62) 541 734508

Email :

tatausaha@gtjemaatsamarinda.org

Website :

https://gtjemaatsamarinda.org

Pendeta Jemaat :

Pdt.Joice Limbong (082158239828)
Pdt.Alexzander Bilang (081342517205)

Komisi Pelayanan, Liturgi & Multimedia (PLM) :

Pnt. Hermin Mongan (081347732609)

Staf Administrasi :

Dkn. Zet Borong (081346315152)

Staf Keuangan :

Sdr. Obednego (085250906856)

©Tim Pengelola Website Jemaat Samarinda