RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Sabtu, 04 Oktober 2025

IMAN MENGALAHKAN KETAKUTAN 

(Kapatonganan Untaloi Kamatakuran)

 ------- Matius 20:29-34  -------

 

Sebagai ciptaan, tentu kita sadar bahwa kita bukanlah manusia yang sempurna.Kita dipenuhi dengan keterbatasan dan kelemahan dan kita membutuhkan orang lain untuk menolong kita. Hal ini jelas disampaikan oleh Allah ketika Allah menciptakan penolong bagi manusia (kej. 2:18). Manusia diciptakan untuk hidup bersama dan saling menolong dalam setiap keperluan hidup. Namun di atas semuaitu, pertolongan dari manusia pun tidak ada yang sempurna, oleh karena itu kita membutuhkan Tuhan yang sempurna dalam pertolongan-Nya.

Hal yang sama yang dialami oleh kedua orang buta tersebut, dimana mereka sedang membutuhkan kesembuhan karena keterbatasan yang mereka alami. Mereka tahu bahwa mereka membutuhkan pertolongan dan hanya Yesus sajalah yang mampu menyembuhkan penglihatan mereka. Sekalipun mereka belum pernahmenyaksikan secara langsung mujizat yang Yesus lakukan, hanya mendengarkan dari orang-orang yang lewat di sekitar mereka, tetapi dari berita yang mereka dengarkan itulah yang membuat mereka punya pengharapan dan keyakinan terhadap Yesus. Iman yang teguh mengalahkan teguran dari orang banyak pada saat itu. Semakin mereka ditegur semakin keraslah mereka berseru. 

Kitapun sering mengalami pergumulan ketika diri kita ataupun orang lain tidak mampu untuk memulihkan keadaan. Kita hanya membutuhkan Allah dan pertolonganNya. Mengapa harus Allah? Karena Dia-lah yang lebih tahu tentang apa yang sedang kita alami dan pertolongan seperti apa yang sedang kita butuhkan. Allah hanya mau kita berseru dan menyampaikan semua itu dalam iman dan keyakiyan yang teguh tanpa keraguan dan ketakutan. Amin 

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Jumat, 03 Oktober 2025

MENYAKSIKAN KEMAHAKUASAAN ALLAH 

(Umpemaranga Kamala’biran-Na Puang Matua)

 ------- Yeremia 52:12-23  -------

 

Melihat bangsa kita mengalami kemerosotan atau kejatuhan, tentu akan melahirkan rasa sakit hati dan pergumulan. Hal inilah yang dirasakan oleh Yeremia. Dia melihat dengan langsung bagaimana bangsanya mengalami keruntuhan dan kehancuran, akibatdosa dan ketidaksetiaan mereka sendiri. Dibawah pemerintahan raja Zedekia, Bait Allah yang menjadi kebanggaan mereka dibakar dan dihancurkan, bangsa Yehuda jatuh ke tangan raja Nebukadnezar. Penduduk Yerusalem di bawahke Babel sebagai orang buangan.  Yeremia merasakan kesedihan yang luar biasa sehingga meratapi situasi yang sedang dialami oleh bangsanya itu. Keadaan yang dialami oleh bangsa Yehuda untuk menyatakan bagi bangsa itu bahwa Allah berkuasa membangun dan meruntuhkan dan tidak dapat dipermainkan. 

Dosa dan ketidak setiaan bangsa Yehuda membuat Allah turun tangan menghukum bangsa itu. Allah memberikan pelajaran bagi mereka bahwa selain Allah tidak ada yang perlu diandalkan dalam hidup. Kesombongan, kekerasan hati, ketidaktaatan bahkan penyembahan kepadaberhala membuat Allah murka atas hidup bangsa Yehuda, dan menjatuhkan hukuman bagi mereka.

Kisah kejatuhan bangsa Yehuda mengajarkan kita bahwaTuhanlah yang punya kendali penuh atas diri kita. DIA yang berkuasamenciptakan, membangun, menghidupkan, bahkan IA sanggup meruntuhkan sebuah bangsa. Tuhan ingin, kita hanya mengandalkan DIA dalam hidup tanpa berharap pada kekuatankekuatan lain di luar Allah. Dialah yang menjadikankita, dan oleh karena kasihNya kita dimungkinkan menapaki hidup ini. Dialah Allah yang kudus, yang memiliki kuasa untuk mengampuni dan menyelamatkan umatnya dari dosa. Oleh karena itu mari hidup dengan senantiasa menyaksikan bahwa Allah kita adalah Allah yang Mahakuasa dan Mahakasih. Amin 

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Kamis, 02 Oktober 2025

BERSUKACITALAH DALAM PENGHARAPAN 

(Tontong Parannu lan Kapa’rannuanan)

 ------- Ratapan 3:19-26  -------

 

Rasa sukacita akan lahir dalam hati ketika ada hal-hal yang baik atau menguntungkan datang pada diri kita. Terlebih ketika kita tahu bahwa ada sesuatu yang jauh lebih baik akan datang pada diri kita, maka tentu kita akan menantikannya dengan tekun saat datangnya kesempatan tersebut.

Yeremia melukiskan penderitaan yang sedang dialami oleh bangsa Yehuda akibat murka Tuhan atas bangsa itu. Namun penderitaan yang digambarkan oleh Yeremia tidak mampu menutupi kesaksiannya terhadap kebaikan Tuhan yang jauh lebih besar dari apa yang sedang dialami oleh bangsa itu. Sekalipun bangsa Yehuda mengalami penderitaan yang cukup berat oleh karena kejahatan bangsa itu sendiri, tetapi Yeremia mau mengubah pandangan mereka tentang apa yang sedang dialami. Yeremia ingin  agar bangsa itu tidak hanya fokus pada penderitaan yang sedang mereka rasakan, tetapi seperti apa bangsa itu melihat kasih Tuhan yang besar dalam situasi sulit tersebut. Bahwa Allah sedetik pun tidak pernah melupakan bahkan meninggalkan bangsa itu dalam situasi yang mereka alami. Kasih Tuhan tidak habis-habisnya bahkan dari hari ke hari.

Hidup kita tentu sering diperhadapkan dengan berbagai situasi yang sulit, namun kesulitan tidak justru membuat seseorang menjadi lupa tentang kasih sayang Tuhan, bahkan menghilangkan sukacita dalam hidupnya. Pandangan kita terhadap situasi sulit yang sedang kita alami harus dirubah: bahwa dalam keadaan apapun, Tuhan senantiasa ada dan terus mengasihi kita. Dengan pengharapan seperti itulah kita akan senantiasa merasakan sukacita karena kita tahu bahwa Allah ada di pihak kita dan tidak akan membiarkan kita ditimpa kebinasaan. Amin 

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Rabu, 01 Oktober 2025

SECERCAH CAHAYA MENEMBUS KEGELAPAN 

(Den siapa arrang tu untarru’ kamalillinan)

 ------- Yeremia 33:1-9  -------

 

Kegelapan menjadi sesuatu yang ditakuti banyak orang. Mulai dari yang sekedar takut secara normal sampai kepada ketakutan yang berlebihan terhadap kegelapan atau disebut nyctophobia. Bagi penderita nyctophobia ini, malam bukan hanya waktu tidur, tapi menjadi saat penuh kecemasan, imajinasi buruk, dan rasa tidak aman. Ia merasa seperti terpenjara dalam ruangan tertutup: gelap dan pengap tanpa rasa nyaman apalagi aman.


Inilah yang sedang dialami Yeremia dan bangsa Yehuda. Firman Tuhan datang kepada Yeremia untuk kedua kalinya ketika ia masih dipenjarakan, sebuah tempat yang sempit, gelap, dan secara manusiawi, sangat tidak menjanjikan. Di sisi lain kota Yerusalem sedang diambang kehancuran akibat serangan musuh dan Tuhan sendiri berkata bahwa bangsa itu sedang berada di bawah murka-Nya karena dosa mereka. Tapi justru di situ Allah menyatakan sesuatu yang luar biasa: janji pemulihan, kesembuhan, pengampunan, dan damai sejahtera. Tuhan tidak menunggu keadaan pulih untuk menyatakan kasih-Nya. Bahkan saat umat-Nya berada di titik paling kelam, Tuhan tetap berbicara. Ia berjanji bahwa kota yang penuh darah dan kehancuran itu akan menjadi “nama yang menggembirakan, terpuji, dan terhormat, bagi-Ku di hadapan segala bangsa di bumi ”(9).


Jika saat ini hidupmu terasa seperti reruntuhan; hancur karena luka masa lalu, dosa, atau situasi yang tidak bisa kamu ubah, jangan putus asa. Yeremia 33 menunjukkan bahwa Tuhan justru berbicara di tengah kehancuran, dan janji-Nya tetap berlaku. Jangan tunggu semuanya terang untuk mencari Tuhan, berserulah kepada-Nya sekarang, dan biarkan terang-Nya mulai menembus kegelapanmu. Bukankah Allah yang kita sembah jauh lebih berkuasa dari pada kegelapan? Segelap apapun kegelapan tidak dapat menyembunyikan Terang. Amin.

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Selasa, 30 September 2025 

SALAHKAH MENJADI KAYA? 

(Salah Raka tu Mendadi To Sugi’?)

 ------- Yakobus 5:1-6  -------

 

Standar dari sebuah kesuksesan kadang diukur dari seberapa kaya seseorang. Tidak dapat dipungkiri bahwa siapa pun ingin menjadi ‘orang kaya’. Terkadang manusia akan berusaha melakukan apapun untuk menjadi ‘orang kaya’, bahkan sampai melakukan hal-hal yang tidak bermoral. Alkitab sendiri pun beberapa kali mengecam ‘orang-orang kaya’. Lalu apakah memiliki kekayaan dan menjadi kaya adalah sebuah dosa? 
Yakobus 5:1-6 menjadi salah satu perikop yang berisi kecaman dan peringatan kepada orang kaya. Peringatan keras diserukan kepada orang-orang kaya yang terlalu mengandalkan harta dunia tanpa memikirkan kasih dan keadilan. Mereka diingatkan bahwa semua kekayaan di dunia akan sirna: pakaian dimakan ngengat ( ay. 2); emas dan perak berkarat; serta semuanya akan menghukum pemiliknya (ay. 3). Itulah akhir dari kekayaan yang didapatkan dengan menindas orang lain: menolak membayar upah yang seharusnya, hidup berlebih-lebihan di atas penderitaan pekerja, serta mematikan suara mereka yang benar.
Menjadi ‘orang kaya’ bukanlah dosa, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana kita memperoleh dan mengelola kekayaan itu. Jika kita terikat pada harta, menjadi serakah, atau memperolehnya dengan cara yang salah, maka kekayaan itu justru akan membawa kita jauh dari Tuhan. Namun, jika kita dapat menggunakan berkat yang diberikan dengan bijak: berbagi dengan yang membutuhkan dan menjadikannya alat untuk melayani Tuhan serta sesama, maka kekayaan itu menjadi sarana untuk memuliakan Tuhan dan membawa kebaikan bagi banyak orang. Ingatlah bahwa kekayaan bukan tujuan hidup, melainkan alat yang harus kita kelola dengan penuh tanggung jawab dan kasih. Amin 

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

Image

Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Klasis Kalimantan Timur & Tengah
Wilayah V Kalimantan.

Badan Hukum: Keputusan Menteri Agama R.I. No.26 Tahun 1971, dan Keputusan Menteri Dalam Negeri R.I. No.: 61/DJA/1973

Alamat :

Jl. DI Panjaitan No.27 Samarinda
Kalimantan Timur, Indonesia0

Kontak Pelayanan :

(+62) 541 734508

Email :

tatausaha@gtjemaatsamarinda.org

Website :

https://gtjemaatsamarinda.org

Pendeta Jemaat :

Pdt.Joice Limbong (082158239828)
Pdt.Alexzander Bilang (081342517205)

Komisi Pelayanan, Liturgi & Multimedia (PLM) :

Pnt. Hermin Mongan (081347732609)

Staf Administrasi :

Dkn. Zet Borong (081346315152)

Staf Keuangan :

Sdr. Obednego (085250906856)

©Tim Pengelola Website Jemaat Samarinda