RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)
Sabtu 11 Oktober 2025
TUHAN ADALAH JAWABAN
(Puang Matua tu la umpebali)
------- Mazmur 102:1-17 -------
Pernahkah anda merasakan kehidupan yang tanpa harapan? Lalu apa yang anda lakukan dalam situasi seperti itu? Mazmur 102 menggambarkan suasana ratapan tentang kehancuran Yerusalem. Dalam keadaan seperti itu pemazmur memohon agar Yerusalem yang hancur dibangun Kembali. Pemazmur mengungkapkan kesedihannya akan kehancuran yang dialami Yerusalem (ay.1-2). Dalam permohonannya pemazmur semakin merasakan kesedihan karena Tuhan seolah menyembunyikan wajah-Nya dan tidak menjawab doanya.
Dalam kondisi seperi itu, iman pemazmur menjadi lemah karena jawaban doanya seolah tidak memberikan harapan. Walaupun demikian pemazmur tetap menghayati dan memiliki pengharapan bahwa Tuhanlah sumber kekuasaan dan kemurahan hati (ay.13-16). Dalam pengakuan itu dikatakan bahwa sekalipun pemazmur merasakan kehancuran tetapi ia tetap dalam keyakinan percaya bahwa Allah akan memulihkan Yerusalem yang telah hancur itu.
Lalu apa yang harus kita dilakukan dalam kondisi yang sulit? Apakah kita harus berhenti dalam ratapan dan tidak mau bangkit dari keterpurukan? Melalui perenungan kali ini, pemazmur telah memberikan contoh dan keteladanan iman kepada kita bahwa dalam kondisi yang sulit sekalipun ia tetap mencari pertolongan Tuhan melalui doa, dan walaupun jawaban dari doa itu sepenuhnya ada dalam kendali Tuhan. Dalam kondisi seperti itu, pemazmur tetap berdoa dan percaya bahwa dalam kekuasaan dan kendali Tuhan, maka harapan setiap orang akan diwujudkan. Semuanya hanya membutuh kesabaran dan kesetiaan bermohon dan berharap pada-Nya yang adalah sumber segalanya. Amin
Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

