RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)
Rabu, 21 Agustus 2024
TEMPAT YANG KU PILIH
(Inan Tu Kutonno’)
1 Raja-Raja 8:1-21
Tuhan, kehadiran dan kediaman-Nya, adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam sejarah Israel, baik pada era perjalanan ke Kanaan maupun ketika mereka telah menjadi satu bangsa di bawa pemerintahan raja-raja Israel. Pada masa-masa itu kehadiran Tuhan selalu disimbolkan dengan tabut perjanjian, yang senantiasa dibawa oleh kelompok imam dan ditempatkan dalam tenda khusus sebagai simbol tempat Dia berdiam.
Perikop ini dibagi dalam 2 bagian, ayat 1-13, yang berfokus pada kehadiran Tuhan dalam bait-Nya yang telah selesai dibangun, dengan membawa masuk semua perlengkapan kemah pertemuan. Bait itu sendiri tidak hanya di Gibeon, tetapi juga di kota Daud. Salomo mengumpulkan para tua-tua, kepala suku, dan leluhur orang Israel untuk ibadah penahbisan Bait Suci. Awan yang memenuhi rumah Tuhan menjadi penanda kehadiran-Nya yang membuat imam tidak dapat melanjutkan kebaktian. Kedua, ayat 14-21 menegaskan dasar pendirian bait suci yang semula telah ditetapkan Tuhan sendiri. Salomo menyadari bahwa dirinya hanya alat Allah untuk melakukan pekerjaan-Nya. Tuhan memilih dan menetapkan kediaman-Nya.
Bait Allah kini tidak ada lagi, tetapi tidak berarti Tuhan tidak punya tempat berdiam. Kediaman-Nya bukanlah batu yang mati, sebaliknya seluruh kepenuhan Allah berkenan berdiam dalam Yesus Kristus (Kol. 1:19). Setelah membangun gereja-Nya, jemaat adalah kepenuhan Kristus dalam dunia (Ef. 1:23). Yesus merupakan keselamatan bagi dunia sebagaimana Allah menyelamatkan dan membebaskan Israel. Sementara gereja, sebagai kepenuhan Kristus dalam dunia, adalah saksi untuk memberitakan keselamatan dari Tuhan melalui Yesus. Gereja tidak mencari kemuliaan dalam dunia, tetapi semata-mata menjadi alat bagi pekerjaan di tangan Tuhan. Amin.