RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)
Rabu, 01 Oktober 2025
SECERCAH CAHAYA MENEMBUS KEGELAPAN
(Den siapa arrang tu untarru’ kamalillinan)
------- Yeremia 33:1-9 -------
Kegelapan menjadi sesuatu yang ditakuti banyak orang. Mulai dari yang sekedar takut secara normal sampai kepada ketakutan yang berlebihan terhadap kegelapan atau disebut nyctophobia. Bagi penderita nyctophobia ini, malam bukan hanya waktu tidur, tapi menjadi saat penuh kecemasan, imajinasi buruk, dan rasa tidak aman. Ia merasa seperti terpenjara dalam ruangan tertutup: gelap dan pengap tanpa rasa nyaman apalagi aman.
Inilah yang sedang dialami Yeremia dan bangsa Yehuda. Firman Tuhan datang kepada Yeremia untuk kedua kalinya ketika ia masih dipenjarakan, sebuah tempat yang sempit, gelap, dan secara manusiawi, sangat tidak menjanjikan. Di sisi lain kota Yerusalem sedang diambang kehancuran akibat serangan musuh dan Tuhan sendiri berkata bahwa bangsa itu sedang berada di bawah murka-Nya karena dosa mereka. Tapi justru di situ Allah menyatakan sesuatu yang luar biasa: janji pemulihan, kesembuhan, pengampunan, dan damai sejahtera. Tuhan tidak menunggu keadaan pulih untuk menyatakan kasih-Nya. Bahkan saat umat-Nya berada di titik paling kelam, Tuhan tetap berbicara. Ia berjanji bahwa kota yang penuh darah dan kehancuran itu akan menjadi “nama yang menggembirakan, terpuji, dan terhormat, bagi-Ku di hadapan segala bangsa di bumi ”(9).
Jika saat ini hidupmu terasa seperti reruntuhan; hancur karena luka masa lalu, dosa, atau situasi yang tidak bisa kamu ubah, jangan putus asa. Yeremia 33 menunjukkan bahwa Tuhan justru berbicara di tengah kehancuran, dan janji-Nya tetap berlaku. Jangan tunggu semuanya terang untuk mencari Tuhan, berserulah kepada-Nya sekarang, dan biarkan terang-Nya mulai menembus kegelapanmu. Bukankah Allah yang kita sembah jauh lebih berkuasa dari pada kegelapan? Segelap apapun kegelapan tidak dapat menyembunyikan Terang. Amin.
Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

