RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)
Selasa, 25 Maret 2025
MENJADI GEREJA YANG MENYUARAKAN PENGAMPUNAN
(Kombongan tu tontong umpa‘peissanan kadila’bakan)
Mazmur 32:1-11
Hari ini Gereja Toraja merayakan ulang tahun ke-78. Sebagai persekutuan yang melembaga, Gereja Toraja selalu melihat diri sebagai “yang ditebus” dan “yang dikuduskan” oleh Tuhan untuk menyuarakan pembebasan dan pembaruan di tengah-tengah dunia. Dalam pengutusan tersebut, Gereja Toraja memaknai kehadirannya di dunia sebagai pembawa damai sejahtera. Tentu, ada banyak jalan untuk mewujudkan damai sejahtera. Salah satu jalan damai sejahtera yang dimandatkan Tuhan kepada gereja-Nya adalah adalah menyerukan pengampunan yang menuntun kepada pertobatan.
Pembebasan dan pembaruan merupakan kebutuhan dasar dari dunia yang dirundung dosa. Pemazmur menggambarkan kondisi manusia yang berdosa dengan ungkapan yang sangat memprihatinkan. Dosa membuat manusia sangat menderita karena hidup dalam rasa malu dan tertekan (ay. 2-4). Adakah harapan bagi pendosa? Pemazmur memperkenalkan bahwa harapan tersebut ada dalam diri Allah yang penuh cinta kasih. Dalam kasih-Nya, Allah berkenan mengampuni pelanggaran dan menutupi dosa. Kata “menutupi” (Ibrani: kasah) mengingatkan kita kepada tindakan Allah menutupi rasa malu Adam dan Hawa ketika jatuh ke dalam dosa. Dengan demikian, menutupi dosa tidak pernah berarti pembiaran, melainkan wujud nyata dari keluasan kasih Allah. Kasih ini pula yang menuntun setiap pendosa untuk bertobat dan bersukacita dalam Tuhan (ay. 10-11).
Gereja Toraja adalah alat ditangan Tuhan untuk menyuarakan cinta-Nya bagi dunia. Gereja Toraja ada bagi dunia, untuk dunia, tetapi harus berbeda dengan dunia. Jika dosa menjadikan dunia sebagai tempat mengerikan, maka dalam semangat pembebasan dan pembaruan, Gereja Toraja dikuduskan oleh Allah untuk menjadikan dunia sebagai tempat menikmati kasih karunia-Nya. Amin.