RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)
Jumat, 28 Maret 2025
MENGINGAT PEKERJAAN-PEKERJAAN ALLAH YANG DAHSYAT
(Tontong ungkilalai pengauran kalle-kalleanNa Puang)
Yosua 4:1-24
“Karena nila setitik, rusak susu sebelanga.” Peribahasa tersebut menjadi gambaran tentang manusia yang cenderung mengingat hal-hal buruk daripada hal-hal baik; kemalangan alih-alih keuntungan. Sayangnya, cara pandang tersebut kerap menimpakan seseorang dalam kondisi buruk. Ia gagal melihat hal-hal baik yang sudah dilakukannya. Itulah sebabnya mengapa sangat baik jika kita mengingat hal-hal besar yang telah Tuhan lakukan. Tujuan kita mengingat bukan untuk menjebak kita di masa lalu namun untuk mensyukuri pengalaman berjalan dengan Allah dengan iman.
Batu-batu peringatan di tepi sungai Yodan yang tercantum dalam kitab Yosua, menjadi simbol yang sangat penting bagi bangsa Israel. Sebagai simbol, batu-batu tersebut melibatkan emosi, memori dan kenang-kenangan akan kebaikan Tuhan pada umat-Nya selama mereka berupaya memasuki tanah Kanaan. Allah sendiri yang mengeringkan sungai Yordan sehingga umat dapat melewatinya dengan aman (ayat 23). Kedua belas batu tersebut melukiskan betapa berat perjuangan mereka menyeberangi sungai Yordan namun tetap ditolong oleh Tuhan. Kedua belas batu tersebut juga menjadi sarana edukasi bagi generasi-generasi muda umat Israel selanjutnya untuk tetap mengingat dan merayakan kebaikan Tuhan yang Ia nyatakan lewat pekerjaan-Nya yang dahsyat (ayat 21-22).
Dalam iman, mengingat adalah mengumpulkan kembali pengalaman berjalan bersama Tuhan. Gumul dan juang mewarnai perjalanan tersebut. Jika kita bertahan sampai hari ini, maka itu menjadi bukti atas pekerjaan-Nya yang dahsyat. Spiritualitas seperti ini perlu diwariskan dari generasi ke generasi. Puncak rasa syukur bukan ketika kita tidak pernah bergumul, namun ketika kita menemukan jejak kasih Allah dalam seluruh tapak-tapak perjalanan hidup. Amin.