RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)
Rabu, 20 Agustus 2025
MENCARI DAMAI DENGAN TUHAN
(Sikadanmak Puang Matua)
------- Yesaya 27:1-13 ------
Perseteruan kerapkali terjadi, baik itu dalam keluarga, dalam jemaat pun dalam masyarakat. Ada banyak alasan yang memicu terjadinya seteruan, konflik atau pertikaian. Ada yang berseteru karena iri hati, karena dengki, karena perbedaan- perbedaan prinsip hidup dan yang lainnya. Dalam Alkitab kerapkali kita menemukan ungkapan: menjadi seteru Allah.
Ungkapan ini merujuk kepada umat yang berdiri sebagai pihak yang melawan Allah, menolak didikan Allah ataupun terang-terangan menduakan Allah dengan menyembah apa yang sesungguhnya bukanlah Allah. Demikianlah sikap yang ditunjukkan oleh umat lsrael pada masa Yesaya. Mereka bangkit menentang Allah dengan hidup dalam keangkuhan, dosa dan meninggalkan Allah(psl 1:28) sehingga Allah mengangkat pedang atas mereka ditakluk pada Babel. Apakah Allah akan memusnahkan umatNya, seperti memusnahkan musuh mereka? Melalui Yesaya, Allah menegaskan bahwa la tidak pernah toleran dengan dosa namun la juga adalah pribadi yang terbuka untuk sebuah perdamaian. Karena itulah melalui Yesaya, Allah menegaskan bahwa kalau umat sungguh mencariNya dan berdamai denganNya dan menjadikan tempat perlindungan, maka la akan menyelamatkan mereka. la akan mengumpulkan mereka satu demi satu dan memulihkan keadaan mereka sehingga mereka dapat beribadah kepada Allah di Yerusalem.
Berseteru dengan Allah akan mendatangkan celaka tetapi hidup berdamai dengan Allah membawa hidup bermuara pada sukacita. Berseteru dengan Allah menjadikan hidup seperti ranting-ranting kering yang tidak berguna tetapi berdamai dengan Allah menghadirkan hidup yang penuh dengan tunas-tunas baru yang membahagiakan, Amin.
Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.