RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)
Selasa, 12 Agustus 2025
LEBIH SUKA SENGSARA
(Napola'biranmo tu Dipakario-rio)
------- Ibrani 11:17-28 -------
Pernahkah Saudara mengalami situasi dan kondisi yang di sana pilihan-pilihan yang ada begitu sulit, sampai Saudara memutuskan untuk mengambil pilihan yang sudah jelas-jelas akan mendatangkan penderitaan? Untuk alasan apa kita bisa memilih jalan sengsara dari pada hidup normal dan enak?
Kisah Musa meninggalkan istana Firaun dan pergi bersama kaum sebangsanya bukan semata-mata kisah patriotik yang berpangkal pada rasa empati. Ini adalah kisah iman seorang yang dipilih Tuhan untuk memimpin pembebasan umat-Nya. Alasannya bukan rasa kemanusiaan belaka melainkan alasan iman. Karena imanlah, Musa, Ketika sudah dewasa, menolak disebut anak putri Firaun. Karena iman, ia lebih suka menderita sengsara bersama umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Karena imannya, ia memperoleh pandangan masa depan yang baru sama sekali, bahwa jalan sengsara yang harus dilaluinya demi iman, tidak akan sia-sia. Dengan iman, ia melihat upah yang pasti. la tak mau hidup dalam kesenangan yang sementara dan sia-sia, tanpa arah. Artinya kesenangan yang berakhir segera, dan tak menjaminkan apa-apa di masa depan. Karena iman, Musa tidak takut pada murka Firaun.
Dengan iman, ia melihat yang tidak kasat mata. Itu adalah masa depan, dan perjalanan ke sana adalah perjalan iman, perjalanan bersama Tuhan. Orang beriman selalu hidup dalam keterarahan ke masa depan. La tak pernah berhenti di zona senyaman apapun. Kenyamanan bahkan dianggapnya sebagai yang mengandung bahaya: menikmati kesenangan dari dosa. Hidup orang beriman selalu dalam gerak mengemban tugas (misi) yakni tugas bersaksi dan melayani yakni bersaksi tentang perbuatan Allah yang membebaskan dan melayankan kasih Tuhan kepada dunia, kepada segala mahluk. Perjalanan itu bukan tanpa hambatan dan masalah. Namun demikian, apapun yang terjadi di sana, mestilah diterima sebagai bagian dari resiko iman kepada Kristus. Maukah kita juga berkata, "aku lebih suka menderita sengsara demi Kristus, daripada menikmati kesenangan dari dosa", Amin.
Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.