BAHAN KHOTBAH PWGT 2025
06 April - 12 April 2025
KEMENANGAN DIBALIK DUKACITA
Yohanes 16 : 16 - 24
Tujuan : Agar anggota PWGT meyakini bahwa dibalik persoalan hidup ada rencanaNya yang indah.
Ayat 20 “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita tetapi dukacitamu akan menjadi sukacita”.
Jemaat Tuhan, ayat ini akan menjadi perenungan kita yang diberi tema “Kemenangan di balik Duka cita”
Sebagian besar dari kita ibu ibu pernah mengalami yang namanya sakit karena bersalin, karena perjuangan yang dilakukan untuk melahirkan adalah antara hidup dan mati. Tapi anehnya ketika rasa sakit yang amat dirasakan akan seketika menjadi lenyap seiring mendengar tangisan bayi yang kita lahirkan dan menjadi sukacita serta kegembiraan yang tak terkatakan.
Hal inilah yang nantinya akan dirasakan oleh murid Yesus. Yesus tahu akan berpisah dengan muridNya dan Yesus tahu bahwa mereka nantinya akan mengalami dukacita dan kesedihan yang mendalam oleh karena kepergianNya. Karena itu Yesus mengingatkan supaya apabila datang saatnya mereka mengingat apa yang telah dikatakanNya. Yesus berkata bahwa duka cita atau kesedihan yang mereka alami hanyalah sementara karena pada saatnya mereka akan kembali bergembira.
Jemaat Tuhan, seorang pujangga berkata bukan perpisahan yang kutangisi tetapi perjumpaan yang kusesali. Ini adalah ungkapan penyesalan yang paling mendalam akibat dari perjumpaan yang terjadi dan kemustahilan untuk dapat berjumpa kembali. Dalam pembacaan kita Yesus harus berpisah dengan muridNya karena: pertama hendak pergi kepada Bapa di sorga untuk menyediakan tempat bagi umatNya (Yoh 14:13). Kedua: Yesus harus pergi agar umat Tuhan mengalami perjumpaan dengan Roh Kudus (Yoh 14:16-20). Jadi dalam Kristus perpisahan hanya sementara , bukan perkara akhir dari segalanya. Tinggal sesaat saja maka perpisahan yang menyebabkan kesedihan hati akan menjadi suatu perjumpaan yang penuh kebahagiaan dan keabadian.
Yesus tetap bersyafaat untuk muridNya dan dunia ini agar menjadi satu (Yoh 17), meski iblis selalu berusaha memisahkan Allah dengan manusia . Memang Yesus mengingatkan bahwa muridNya dan semua pengikutNya akan mengalami banyak pencobaan dan penderitaan yang berbeda-beda tetapi hakikat penderitaan adalah sama sebagai kesedihan atau dukacita. Dalam Kristus duka cita atau penderitaan adalah bagian dari beriman kepadaNya (Yoh 16:1-4). Penderitaan bukanlah sarana penyucian dari dosa, tetapi dampak beriman kepada Yesus yang menyebabkan kian disempurnakan.
Penderitaan adalah konsekuensi iman yang harus diterima dengan sukacita dan rasa syukur. Yesus berkata “dukacitamu akan berubah menjadi sukacita” digambarkan oleh Yesus kepada muridNya seperti seorang wanita bersalin yang melahirkan anak . Karena pada akhirnya adalah kebahagiaan maka tidak ada alasan untuk larut dalam dukacita. Memang lumrah dan manusiawi bila kita berdukacita saat kehilangan harta terlebih kehilangan seseorang yang kita cintai, yang membuat kita menangis dan sedih. Akan tetapi ingatlah perkataan Yesus! Kesedihan atau dukacita yang kamu alami hanyalah sementara. Tuhan tidak mau umatNya larut dalam kesedihan. Oleh karena itu tetaplah memandang jauh ke depan, percaya dengan iman bahwa Tuhan akan mengubah dukacita menjadi sukacita, yang tidak terkatakan. Kuasa Roh Kudus akan mengubah dukacita menjadi sebuah kemenangan yang mengalahkan kuasa di dunia ini.
PKJ 202 “Yesusku Juruslamatku” mengaminkan firman Tuhan bahwa Yesusku, Juruslamatku, Tuhanku Mukhalisku, Tumpuan pengharapan dan perisai perlindunganku, Tatkala hatiku sendu dan hati gundah pilu, Tuhanku Yesus kuseru dan jiwaku tenang dan teduh, Setiap langkah kutempuh kutoleh Tuhanku, Setiap hasrat ku gelut kutanya Tuhanku Ke dalam kasih Penebus kuberserah selalu, Tiada lagi takutku walau hidup penuh seteru, Tuhan menyiapkan tempat bagi kita , tetaplah menoleh bertanya dan, berserah kepadaNya, kita akan dimenangkan dari dukacita. Amin…….