RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)
Jumat, 12 September 2025
JEBAKAN PENGAJARAN PALSU
(Pea’panna pangadaran mepapusa)
------- 2 Petrus 2 : 1-10 -------
Dewasa ini kita banyak menyaksikan bagaimana orang-orang lebih tertarik kepada budaya popularitas. Di media sosial misalnya, orang akan senang Ketika memiliki follower dan jumlah like dalam setiap konten yang dibagikan. Hal ini tanpa disadari membuat orang membagikan apapun melalui media sosial, bahkan konten-konten yang tidak mendidik sepertifoto/video porno dan berita hoaks tanpa menyaring apakah konten tersebut bisa memberikan edukasi kepada masyarakat.
Dalam Alkitab, diceriterakan bahwa nabi-nabi palsu lebih tertarik kepada popularitas dari pada menyampai kan kebenaran. Salah satu ciri utama nabi palsu adalah apa yang mereka katakana enak di telinga meskipun bukan sebuah kebenaran. Petrus memperingatkan agar umat waspada terhadap pengajaran nabi-nabi palsu. Pada masa bangsa Israel ada nabi-nabi palsu di tengah umat. Orang Kristen pun akan menghadapi hal yang sama. Nabi-nabi palsu akan tetap eksis dan memberikan pengaruh negatif bagi kekristenan. Mereka membawa ajaran sesat yang bisa membinasakan, bahkan menyangkal Kristus yang telah menebus mereka. Ajaran dari nabi-nabi palsu sangat populer karena memberikan kenyamanan di tengah umat. Kepalsuan mudah ditolak Ketika tampil sebagai kepalsuan, tetapi ketika disamarkan sebagai kebenaran, maka hal itu menjadi ancaman. Dibalik ajaran palsu ialah memutar balikkan kasih karunia Allah sehingga menjadi pembenaran untuk melakukan dosa.
Apa yang harus dilakukan oleh umat untuk menghadapi nabi-nabi palsu tersebut? Petrus memberikan nasehat dengan melihat apa yang terjadi bagi Nuh dan juga Lot. Meskipun mereka hidup di tengah ancaman nabi-nabi palsu,tetapi mereka tetap memperlihatkan hidup kudus dan setia sehingga mereka luput dari murka Allah. Amin.
Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.