BAHAN KHOTBAH PWGT 2025
16 Maret - 22 Maret 2025
JAGALAH LIDAHMU
1 Petrus 3 : 8 - 13
Tujuan : Agar setiap anggota PWGT memahami dan mengaminkan bahwa hanya dengan hikmat Tuhan relasi yang penuh kasih dan damai dapat diwujudnyatakan.
Ibu-ibu yang terkasih dalam Tuhan! Lidah selain sebagai indera pengecap (perasa) juga berfungsi sebagai alat bicara manusia. Atas bantuan lidah seseorang dapat mengungkapkan isi hatinya atau penyampaian pesannya melalui perkataan. Berkenaan dengan fungsi lidah sebagai alat bicara manusia, maka kita diingatkan untuk menggunakan lidah kita dalam mengkomunikasikan segala hal dengan bijaksana. Ayat 10 bacaan kita menegaskan: “Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan- ucapan yang menipu.” Ungkapan yang sama yang biasa kita dengar: “Mulutmu harimaumu” artinya hati-hati menggunakan mulutmu. Bahwa atas bantuan lidah sehingga dari mulut terlontar kata-kata yang menyejukkan hati atau kata-kata yang melukai hati. Kata-kata yang membangun atau kata-kata yang merusak mental; seperti yang juga diungkapkan dalam kitab Yakobus 3:9,10a: “Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita, dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk.”
Ibu-Ibu yang kekasih dalam Tuhan! Tema kita mengatakan: “Jagalah lidahmu!” sebuah seruan yang mengajak kita untuk menggunakan lidah kita sebagaimana mestinya sebagai anak anak Tuhan. Sebagai seorang ibu, kita di ingatkan bahwa kita adalah rollmodel bagi anak anak kita dan bagi keluarga kita. Rollmodel di tengah tengah masyarakat di mana kita tinggal, di tempat kerja, di tengah-tengah persekutuan jemaat, dan inilah salah satu seruan Petrus kepada orang-orang percaya yang menjadi alamat suratnya kala itu. Mereka yang harus keluar dari Yerusalem karena penganiayaan yang hebat sedang mengancam mereka dan demi mempertahankan iman mereka rela meninggalkan tempat tinggal mereka. Lalu mereka tersebar ke Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil, dan Bitinia (I Pet 1 :1). Petrus mengingatkan mereka bahwa sekalipun mereka hidup dalam ancaman tetapi hendaklah mereka tetap seiya-sekata, seperasaan, saling mengasihi sebagai saudara, rendah hati seorang terhadap yang lain (ay.8). Terlebih jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, caci maki dengan caci maki (ay.9). Karena itulah Tuhan Yesus memerintahkan (bandingka Matius 5:44) “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu
Ibu-Ibu yang terkasih dalam Tuhan! Marilah kita bersungguh-sungguh menjaga lidah kita, menjaga perkataan perkataan kita, supaya apa yang kita ucapkan adalah hal-hal yang membawa damai sejahtera. Jangan mudah terprovokasi dengan keadaan lalu tanpa sadar kita memberi reaksi yang berlebihan bahkan menjadi pelaku dari ujaran-ujaran kebencian melalui medsos. Ingatlah orang bijak mengatakan: “Apa yang kita katakan-apa yang kita ucapkan, itulah gambaran diri kita yang sesungguhnya.” maka berbicaralah dengan santun, berucaplah dengan bijak. Kiranya Roh Kudus semakin memperlengkapi kita semua untuk semakin bijak bertutur, supaya setiap yang mendengarkannya bersukacita. Terpujilah nama Tuhan Amin…..