BAHAN KHOTBAH PWGT 2025
02 Maret - 08 Maret 2025
HANYA OLEH KASIHNYA
Yohanes 3 : 14 - 21
Tujuan : Agar setiap anggota PWGT mengenal siapa dirinya
Ibu-ibu yang kekasih dalam Tuhan. Ada sebuah keluarga yang memiliki seorang anak dan juga memiliki seekor anjing peliharaan yang sangat jinak dan sangat terlatih. Seringkali ketika mereka keluar rumah anaknya yang berumur lima (5 tahun) tinggal dirumah ditemani oleh anjing peliharaannya. Suatu ketika pasangan suami istri itu pulang dari tempat kerja, lalu betapa kagetnya mereka ketika sampai dirumah dan menjumpai anjing peliharaannya duduk didepan pintu bersimbah darah. Mereka sangat kaget dan mengira bahwa anjing itu telah menerkam anak semata wayangnya. Tanpa berpikir Panjang bapak itu mengambil sepotong balok lalu memukul anjing itu berkali-kali dengan pukulan yang sangat keras sampai anjing itu mati, anehnya ialah anjing itu sama sekali tidak melawan atau lari, dan ketika anjing itu sudah mati mereka masuk kedalam kamar dan betapa kagetnya mereka menjumpai anaknya sedang tidur pulas sementara itu di lantai tergeletak seekor ular yang sudah mati digigit oleh anjing, ternyata sang anjinglah yang telah menyelamatkan anak tuannya yang sedang tidur yang hamper digigit oleh ular. Cinta kasih yang luar biasa diperlihatkan oleh seekor anjing.
Ibu-ibu yang kekasih dalam Tuhan. Manusia memperoleh keselamatan hanya oleh kasih karunia Allah. Didalam Yesus Kristus yang telah mengorbankan nyawanya menjadi tumbal dosa dunia. Manusia yang telah diselamatkan oleh Allah didalam Yesus Kristus barulah benar-benar menikmati keselamatan apabila ia dilahirkan Kembali (lahir baru). Istilah lahir baru merupakan konsep yang sama sekali tidak dipahami oleh Nikodemus. Nikodemus adalah seorang Farisi dan pemimpin agama Yahudi, pengajar Israel. Suatu status yang tinggi jika ditinjau dari sudut pandang sosial dan agama pada waktu itu Yesus mempertajam kepada Nikodemus bahwa tidak ada orang yang dapat melihat Kerajaan Allah tanpa dilahirkan kembali. Melihat Kerajaan Allah berarti beroleh hidup kekal dan itu bisa terjadi apabila orang mengalami pembaharuan yang dilakukan oleh Roh Kudus, jika tidak maka siapa saja akan dihukum dan binasa (16-18). Ketidakmampuan Nikodemus memahami ucapan Yesus memperlihatkan bahwa atribut keagamaan yang disandang seseorang bukan jaminan bahwa ia memahami kebenaran Tuhan. Juga mempertajam kepada kita semua bahwa tidak ada apapun dalam diri manusia yang membuat dirinya dapat dibenarkan oleh Allah, selain karena karya agung dalam Yesus Kristus karena itu tidak ada alasan bagi manusia untuk memegahkan dirinya.
Yesus menjelaskan prinsip keselamatan itu dengan kisah Musa yang meninggikan ular di Padang Gurun. Umat Israel yang bersungut sungut kepada Allah dan Musa di Padang Gurun dimurkai oleh Allah dengan menyuruh ular tedung memagut mereka, setelah banyak yang mati mereka pun ketakutan dan bertobat. Tuhan berfirman agar Musa membuat ular tedung dari tembaga dan menaruh pada sebuah tiang, setiap orang yang terpatuk ular bila memandang pada ular tembaga itu akan hidup (Bilangan 21:9) lewat hal ini Yesus menggambarkan diriNya yang akan ditinggikan diatas kayu salib. Allah mengutus anak tunggalNya untuk menyelamatkan manusia dari hukuman kekal dan kebinasaan. Untuk itu anak manusia ditinggikan supaya orang yang memandang dan percaya kepadaNya akan selamat dari hukuman kebinasaan. Percaya adalah menerima Yesus dalam hati dan menjadikanNya Raja di hati, serta mempercayakan hidup kepadaNya dengan melakukan perbuatan yang diperkenankanNya. Memang tidak semua manusia mau memandang dan mau percaya kepada anak manusia yang ditinggikan diatas kayu salib. Ada banyak yang lebih suka kegelapan dan tinggal didalamnya. Karena itu, dibutuhkan kepekaan mengenal diri kita dengan baik yakni orang yang telah dianugerahi keselamatan didalam Kristus sebaga wujud kasihNya yang tulus. Atas kesadaran itulah kita akan merespon dengan baik seluruh karya Allah itu dan membiaskannya dalam hidup yang kita jalani. Amin……..