BAHAN KHOTBAH PWGT 2025
20 April - 26 April 2025
HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Yesaya 58 : 6 - 12
Tujuan : Agar anggota PWGT tetap berpengharapan dalam menghadapi berbagai pergumulan hidup.
Ibu-ibu yang sama dikasihi Tuhan! Hidup adalah sebuah perjuangan. Suatu ungkapan yang mau menyatakan makna dibalik proses perjalanan kehidupan kita yang diwarnai suka dan duka. Semua itu tidak ada yang terjadi secara kebetulan, tetapi wujud dari sebuah rancangan dan rencana Tuhan sendiri, yang telah dipersiapkan dari semula bagi setiap anak-anak-Nya (band. Roma 8 : 28).
Belajar dari kehidupan bangsa Israel sebagaimana yang disaksikan Nabi Yesaya dalam bacaan kita saat ini: Pembuangan bangsa Israel ke Babel memang adalah sebuah hukuman atas ketidaksetiaan mereka kepada Tuhan. Situasi yang sudah pasti tidak nyaman, mendatangkan penderitaan. Jika kita di posisi bangsa Israel, sebagai umat yang dipanggil dan dipilih Allah sendiri menjadi umat kepunyaan-Nya, mungkinkah akan diperhadapkan pada kondisi yang secara pikiran sudah pasti sulit untuk dipahami, apalagi menerimanya sebagai sebuah konsekwensi iman menjadi umat Allah.. Dibuang.. jauh dari tanah kelahiran.. jauh dari Bait Allah.. dipahami sama saja dengan menjauhkan mereka dari Allah. Allah tidak ada di tengah-tengah umat saat itu. Karena Bait Allah.. dilihat sebagai wujud nyata kehadiran Allah di tengah umat-Nya.
Apa yang dialami umat Israel bilamana dilihat dari sudut pandang secara manusiawi saja… sudah barang tentu akan memunculkan sebuah pertanyaan : apakah ini balasan atau dapat dibahasakan “upah“ dari menjadi umat pilihan Allah ? “Susiraka pale’ to tu disanga mendadi taun-Na Puang Matua?"
Pemahaman yang dangkal akan memunculkan pemikiran yang mengartikan jalan hidup yang tidak jauh beda dengan orang yang tidak mengenal Allah..nyatanya dalam kehidupan sebagai anak-anakNya, kita masih diperhadapkan pada masalah: sakit penyakit, penderitaan dan berbagai pergumulan hidup lainnya, membuat seringkali kita mulai membanding-bandingkan cara hidup mereka yang kelihatannya jauh lebih menjanjikan daripada kehidupan yang kita jalani "maluna-luna ia kaletteran utanna“
Karena itu sangat penting mengedepankan cara pandang..iman.. dalam memaknai dan mengartikan rancangan Kasih yang Tuhan karyakan … Tuhan tidak menjanjikan jalan hidup bagi anak anak-Nya ..lurus-lurus saja, aman-aman saja. Sebaliknya dibalik suka atau duka yang diperkenankan menjadi tanda kehadiran Tuhan memelihara kehidupan setiap orang.
Sebagai contoh: pembuangan bangsa Israel ke Babel .. jalan dan cara ini dipilih Tuhan untuk menyatakan kasih-Nya sebagaimana layaknya seorang Bapa yang sungguh-sungguh mengasihi anak-anakNya. Ketika anak-anak mulai menolak didikan orangtuanya, bahkan tidak lagi dengar-dengaran akan nasihat orangtua, maka sebagai orangtua (Bapa) yang baik, akan berjuang dengan harapan agar setiap anak-anak-Nya kembali ke jalan yang benar.
Tujuan penghukuman ini bukan untuk membinasakan umat Israel, sebaliknya untuk mengubah cara pandang umat Israel dalam mengartikan kasih dan kehadiran Allah ditengah kehidupan mereka. Pembuangan ke Babel diperkenankan Allah untuk mendidik umat-Nya menyadari pemberotakan mereka kepada Tuhan sama saja menjauhkan mereka dari berkat-berkat-Nya termasuk kehadiran Tuhan ditengah umat-Nya. Tuhan membentuk umat-Nya untuk berbalik kepada hidup yang hanya menyembah dan mengandalkan pertolongan dari Tuhan saja. Kembali menjadi umat yang setia dan taat pada perintah Tuhan.
Tuhan juga mengajar umat Israel .. bahwa kasih Tuhan tidak dibatasi oleh dinding tembok Bait Allah saja tetapi mampu menjangkau umat yang ada di pembuangan. Kasih yang sama yang memampukan bangsa ini melewati masa-masa sulit dan pada akhirnya menuntun bangsa Israel kembali ke Yerusalem.
Ibu ibu yang sama berpengharapan dalam Kristus! Bagaimana kita menyikapi ketika kita juga diperhadapkan pada berbagai masalah hidup : sakit penyakit, persoalan Rumah Tangga, komunikasi orangtua-anak yang tidak harmonis lagi, masalah ekonomi dan lain sebagainya.. Pengalaman hidup yang sekaligus menjadi pengalaman iman dari bangsa Israel…mengajarkan kepada kita untuk tidak mengartikan Kasih Allah itu secara dangkal. Seolah-olah hanya ketika kita berada dalam kesenangan, sukacita, kesuksesan, dan keberhasilan-keberhasilan lainnya… maka itulah yang kita artikan hidup yang diberkati Tuhan. Berkat Kasih Tuhan.. juga dinyatakan dalam berbagai persoalan hidup yang diperkenankan Tuhan kita alami.
Untuk itu Ibu-ibu yang sama dikasihi Tuhan…saat diperhadapkan dengan situasi yang sepertinya tidak ada lagi jalan keluar/solusi… yang dapat kita lakukan:
- Belajar mendekatkan diri kepada Tuhan ( doa, permohonan, ibadah, dan membaca Firman-Nya)
- Melatih diri untuk melibatkan Tuhan berperkara dalam kehidupan kita, belajar tidak mengedepankan ego, mengandalkan kekuatan dan kemampuan diri sendiri , membuka kehidupan kita di hadapan Tuhan, mengakui kelemahan dan berserah diri sepenuhnya dituntun dan diarahkan tangan kasih-Nya.
- Latih diri dan belajar membangun relasi dengan sesama, melalui komunikasi yang terbangun ada beban, ada kasih yang terbagi. Karena bisa saja jalan yang Tuhan kenan menyatakan pertolongan bagi kita, dengan menggerakkan hati dan belas kasih dari sesama yang ada di dalam lingkungan kita.
Ingatlah kasih Allah tidak pernah berubah. Allah tidak pernah merancangkan hidup anak-anak-Nya untuk binasa, sebaliknya Allah menghendaki setiap anak-anak-Nya menikmati hidup yang kekal. Walaupun terkadang dalam menyatakan kasih-Nya, Allah memakai jalan dan cara yang sulit kita tidak pahami bahkan tidak siap menerimanya. Namun sesungguhnya dibalik kesemuanya itu Allah membentuk setiap anak-Nya menjadi pribadi yang terus berpengharapan dalam situasi hidup apapun percaya Allah hadir dan berperkara dalam setiap persoalan hidup yang kita alami juga terus belajar mengandalkan hanya pertolongan daripada Allah saja karena “Habis Gelap Terbitlah Terang“ didalam Kasih Allah.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin…..