Dalam hidup ini, kita secara alami memiliki sesuatu yang dicintai. Ada yang mencintai keluarga, mencintai pekerjaan, mencintai hobi, bahkan ada yang mencintai benda-benda tertentu. Cinta membuat kita memberi waktu, tenaga, bahkan pengorbanan untuk sesuatu yang kita anggap berharga. Sebagai seorang Kristen tentu kita harus memiliki kecintaan kepada Firman Tuhan. Banyak orang membaca Alkitab setiap hari. Akan tetapi, membaca tidak selalu sama dengan mencintai. 

Dari Mazmur 119:45-56 kita melihat gambaran yang luar biasa dari hati yang melekat pada Firman, bukan hanya saat hidup baik-baik saja, tetapi justru di tengah tekanan, ejekan, dan penderitaan. Pemazmur mengungkapkan bagaimana Firman Tuhan itu memberi kebebasan, bukan keterikatan; memberi keberanian untuk bersaksi, bukan rasa takut; memberi sukacita yang sejati, bukan hanya emosi sementara; menjadi penghibur di tengah penderitaan dan menjadi jangkar iman di tengah zaman yang tidak peduli pada kebenaran. Saat ini dunia menawarkan berjuta sumber inspirasi (motivator) melalui buku-buku motivasi, dan media sosial. Namun, hanya Firman Tuhan yang kekal, benar, dan menghidupkan jiwa. 

Mencintai Firman Tuhan berarti menjadikannya sebagai pusat kehidupan sehari-hari, bukan sekadar dibaca saat tertentu, tetapi direnungkan dan ditaati dalam sikap dan respons kita setiap hari. Kita berani menyatakan kebenaran Firman, bahkan ketika lingkungan tidak mendukung, karena kita tahu Firman adalah kebenaran sejati. Dalam penderitaan, kita bersandar pada janji Tuhan, bukan pada kekuatan sendiri. Firman menjadi sumber penghiburan dan harapan hidup satu-satunya.  Mencintai Firman berarti memberi diri untuk dibentuk, diarahkan, dan diteguhkan oleh kebenaran Tuhan dalam segala situasi. Amin